webnovel

Blue & Sky

Seperti yang sudah di duga oleh Arumi dan Charlie sebelumnya, pesta Mr. Kovalev benar-benar sangat ramai oleh tamu undangan yang datang. Banyak wajah baru yang malam ini baru pertama kali Arumi lihat selama tinggal di pulau Moorea. Mungkin, mereka baru tiba tadi siang atau tadi pagi hanya untuk datang ke pesta Mr. dan Mrs. Kovalev.

Arumi dan Charlie saling bergandengan tangan mengikuti langkah Charles dan Isabella yang berada di depan mereka. Mata keduanya tak henti-henti menatap takjub pada dekorasi mewah pesta ulang tahun pernikahan salah satu pejabat dan pengusaha terkaya asal Rusia itu.

"Happy Anniversary, Mr. and Mrs. Kovalev. Selamat untuk pernikahan kalian yang ke tujuh tahun." Charles menyapa dengan senyuman sambil berjabat tangan bergantian dengan Dimitriev Kovalev dan Serena Kovalev, suami istri pemilik acara.

"Terima kasih. Senang anda dan keluarga bisa datang kemari." Ucap Dimietriv balas tersenyum. Istri di sampingnya ikut mengangguk membenarkan perkataan sang suami lalu berbincang sedikit dengan Isabella.

"Bukankah kau gadis yang menemani kedua putraku bermain tempo hari ?" Mata Serena memicing, mencoba mengingat-ingat gadis bergaun merah di belakang Charles.

"Ya, anda benar, Mrs. Kovalev. Saya Arumi, senang bisa berjumpa dengan anda lagi." Arumi mengangguk dan memperkenalkan diri dengan sopan.

Serena ikut tersenyum. Istri pengusaha kaya asal Rusia itu berjalan mendekat menghampiri Arumi dan memeluknya singkat. Tentu, Arumi langsung kaget. Begitu juga dengan Charles, Isabella dan Charlie. Tak ada yang menyangka bahwa Serena bisa memeluk sembarang orang, mengingat imejnya yang terkenal dingin dan tidak terlalu suka berdekatan dengan orang baru.

"Kau tahu ? Sky dan Blue selalu menanyakan tentangmu akhir-akhir ini. Sepertinya mereka sangat menyukai kamu, Arumi." Ujar Serena tersenyum sambil mengusap-usap kedua lengan Arumi.

"Di mana mereka sekarang ?"

"Ah, mereka sedang makan malam di lantai atas bersama pengasuh mereka. Sebentar lagi juga akan datang."

Arumi mengangguk. Senyum manis belum juga surut dari bibirnya. Tak lama berselang, Charles pamit permisi pada kedua pasangan suami istri yang sedang berbahagia itu. Mereka membawa Arumi dan Charlie untuk berkenalan dengan beberapa tamu undangan yang juga mereka kenal.

"Kak Aru !" Teriak dua bocah laki-laki bersamaan saat menemukan Arumi di antara banyaknya tamu undangan yang datang.

Arumi berbalik dan langsung sedikit membungkuk untuk menerima pelukan dari Sky dan Blue yang begitu sangat senang karena menemukannya.

"Kalian menemukanku ? Hebat !" Puji Arumi sembari mengacak rambut Sky dan Blue bergantian.

Kedua bocah kembar itu memegang tangan Arumi dan menariknya paksa untuk ikut dengan mereka.

"Kak Aru ! Ayo ikut dengan kami. Kami ingin menunjukkan sesuatu."

"Apa Sky ?" Tanya Arumi penasaran. Ia jelas tahu bahwa yang mengajaknya bicara saat ini adalah Sky karena sudah memeriksa warna mata mereka terlebih dulu.

Awalnya, Arumi juga tidak terlalu bisa membedakam yang mana Sky dan yang mana Blue saat pertama kali bertemu. Namun, pada akhirnya Arumi tahu bahwa perbedaan paling mencolok di antara keduanya adalah dari warna mata mereka. Sky yang berbola mata abu-abu mirip sang ayah, dan Blue yang berbola mata biru persis ibunya. Selain itu, keduanya benar-benar identik.

"Pokoknya ikut saja. Ayo !" Blue juga tak mau kalah. Ia berusaha keras menarik tangan Arumi untuk mengikutinya dan Sky.

"Sebentar, aku harus pamit dulu pada uncle Charles dan Aunty Bella. Kalian berdua tunggu di sini."

Setelah mendapat ijin dari Charles, Arumi kembali menghampiri Sky dan Blue yang tengah asyik menunggunya di salah satu meja khusus tamu VIP. Tak ada yang bisa melarang mereka duduk di sana, berhubung dua bocah nakal itu memang tidak pernah mau menuruti kata siapa pun.

"Jadi, apa yang ingin kalian tunjukkan padaku ?" Tanya Arumi penasaran.

"Tidak ada." Blue tersenyum setelah berhasil membawa Arumi menjauh dari kerumunan banyak orang dan duduk di meja yang berada di pojok ruangan.

"Kami hanya membohongimu, kak." Sambung Sky menimpali.

Arumi menepuk dahinya seraya tertawa. Dua bocah nakal ini benar-benar sudah memperdayainya.

"Baiklah ! Sepertinya aku akan mulai sangat marah sekarang." Ujar Arumi dengan wajah yang di buat seolah-olah dia sedang sangat emosi.

"Maafkan kami, kak. Kami hanya merindukanmu !" Sky memeluk Arumi segera. Memperlihatkan sisi keimutan seorang bocah berusia 5 tahun yang hakiki.

Blue juga ikut memeluk Arumi dan sesekali adu saling sikut dengan Sky yang tak mau berbagi Arumi dengannya.

"Hentikan kalian berdua ! Bertengkar dengan sesama saudara itu tidak baik." Sahut Arumi sambil melerai keduanya.

Sky dan Blue hanya melengos dan enggan menatap satu sama lain. Sudah persis sekali dengan dua orang pria yang bersaing memperebutkan cinta wanita yang sama-sama mereka sukai.

"Dengar, Sky ! Kak Aru itu pacarku ! Jadi jangan coba-coba mendekatinya." Blue berkacak pinggang dan mengangkat dagunya ketika dia sedang berbicara.

"Hei, Blue ! Kak Aru itu milikku. Mana mau dia dengan bocah sepertimu. Dia tentu akan memilih aku yang lebih dewasa." Sky menepuk dadanya sombong. Mentang-mentang lahir 3 menit lebih awal dari Blue, dia selalu menyombongkan itu terhadap siapa pun.

"Usia bukan patokan untuk Kak Arumi memilihmu, Sky ! Iya kan, kak ?" Blue mendongak menatap Arumi. Meminta pembenaran.

Arumi hanya bisa tersenyum dan sebisa mungkin menahan tawa yang hendak keluar dari tadi. Dua bocah tampan itu benar-benar sangat lucu dengan tingkah mereka yang sok dewasa. Bahkan, keduanya sudah mengklaim diri masing-masing sebagai kekasih Arumi. Ayolah ! Bahkan, makan sendiri saja mereka masih tidak bisa.

"Ku rasa Blue benar, Sky ! Usia bukanlah patokan." Angguk Arumi.

"Kau dengar kan, Sky ?"

"Tapi, kak Arumi juga belum berkata bahwa dia memilihmu." Telunjuk Sky mengacung ke arah Blue. Tampaknya, si sulung itu sedang berusaha mencari alasan lain agar dia tidak kelihatan kalah.

"Kak Aru, kakak ingin memacari siapa ? Dia atau aku ?" Tanya Blue pada akhirnya.

"Kak Arumi belum bisa memutuskan apa-apa sekarang. Mungkin, setelah kalian dewasa dan menjadi lebih tinggi, baru kakak akan bisa memilih." Jawaban Arumi terdengar sangat cerdas dan masuk akal bagi Sky dan Blue.

"Tinggi seperti apa ?" Tanya Blue dengan polosnya.

"Pokoknya tinggi. Harus lebih tinggi dari kak Arumi."

"Apa seperti dia ?" Tangan Sky menunjuk pada seorang pria yang melangkah mendekati mereka.

Arumi terdiam sejenak. Tak tahu harus berkomentar apa lagi. Pria yang di tunjuk Sky dengan setelan tuxedo berwarna hitam itu adalah pria konyol yang mengatakan cinta setelah baru 4 hari mereka bertemu. Leon Wyatt Wellington.

"Hai Aru !" Sapa Leon dengan senyuman. Seolah-olah, tak pernah terjadi sesuatu antara dirinya dan Arumi. Pria itu tampak tenang dan ceria. Tak ada raut wajah menyesal, rasa bersalah ataupun meminta pengampunan. Benar-benar bebas tanpa ada beban sedikit pun.

"Mau apa kau kemari ?" Tanya Arumi dingin.

"Menemuimu. Apa lagi ?" Leon tertawa kecil sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Kita sudah tidak ada urusan apapun lagi, Mr. Wellington." Desis Arumi galak.

"Tapi, bagiku kita masih punya banyak urusan yang bahkan belum kita mulai, Aru !" Leon kembali tersenyum. Lelaki tampan itu mengangkat sebelah alisnya dan mengerlingkan mata ke arah Arumi.

Bersambung...