Setelah lebih dari 30 menit membelah jalanan ibukota kini kereta besi yang dikendarai oleh Firman telah terparkir rapi di pelataran rumah Papa Galih.
Kali ini Firman benar-benar mengabaikan etika dan sopan santunnya kala bertamu di rumah keluarga Angkasa Group.
Tubuh Firman mendadak lemas saat mendapati Papa Galih dan Mama Kinanti menatap televisi dengan tatapan yang seolah-olah hampa. Bahkan tak ada yang menyadari keberadaan Firman saat ini. Semua atensi orang di rumah ini seakan tertuju lurus pada layar televisi yang sedang menampilkan berita kematian Yudi Eka Setiawan yang terkesan mendadak itu.
Antara janur kuning dan bendera kuning, antara baju pengantin atau kain kafan, antar dia atau malaikat izrail, antara surat undangan atau batu nisan, kita tidak akan pernah tahu mana yang akan datang terlebih dahulu. Begitu pun Yudi dia juga pasti tidak akan mengira kalau beberapa hari terakhir ini target malaikat Izrail adalah dirinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com