webnovel

Selembar Surat Undangan

berbicara tentang luka, tiada yang lebih sakit melebihi sayatan pedang samurai yaitu luka batin, dengan patahan yang terus-terusan dan berulang di lakukan orang yang begitu dekat dengannya. Membuka dan menutup lagi sampai pada akhirnya berlepas kepada takdir dan mendekatkan diri kepada Penciptanya menjadi Salah satu pilihan. kiranya begitulah jeritan hati ela saat ini. saat itu di dalam mobil sambil menyanyikan lagu ''Surat undangan pernikahan itu ku genggam erat di tanganku, hanya do'a restu yang ku persembahkan semoga engkau bahagia'' sayup-sayup lagu Poppy Mercury terdengar dengan penuh sayatan, setiap lirik yang terdengar masuk menusuk celah-celah hati yang ada mengingat kenangan awal pertemuannya dengan ali kala itu. Hubungan yang berawal dari chat massenger Facebook membawa ali dan ela berlabuh dalam buaian asmara cinta. saling mengisi kekosongan hati, dan saling memegang komitmen dalam keseriusan. Pertemuan demi pertemuan telah terlewati, hubungan kian harmonis dalam balutan kasih sayang. seolah-olah tidak akan ada yang bisa memisahkan cinta keduanya. ''hari ini jalan yuk.'' ucap Ali. dengan penuh bahagia kegirangan Ela langsung mengiyakan. dalam pertemuan itu Ela membaca sebuah sms yang ada di Handphone pacarnya yaitu sebuah sms pinjaman uang 50 juta rupiah, jelas itu bukan nominal yang sedikit. mulai dari sana rasa curiga di lubuk hati Ela kian muncul, kepercayaan kian memudar dan pada akhirnya datang sebuah undangan Yang merubah seluruh hidup Ela. akankah Ela bisa melewati masa-masa terpuruk yang dikarenakan selembar Surat undangan dari kekasihnya itu? atau bahkan terpuruk dalam keadaan yang begitu melelahkan? nantikan terus kelanjutan ceritanya setiap episode demi episode di Surat Undangan ya. happy reading dear. jangan lupa tetep dukung penulis yaa agar semakin banyak ide yang menarik kalian ke dalam Novel.

Sena_Arruhman · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Balasan Pesan 2

Hari ini setelah sarapan, ali dan yanti bersiap untuk pulang ke rumah setelah melewati mahligai cinta suami istri. Seperti kebiasaan orang pada umumnya, yanti memasukkan pakaian dan barang lainnya ke dalam koper, sedangkan ali membantu memeriksa apa ada barang yang ketinggalan. Setelah itu ali menggeret koper di tangan kanan sedangkan tangan kirinya di pegang oleh yanti. Sesampainya di resepsionis mereka pun memberi tahu pegawai bahwa mereka akan check out sebelum waktunya berakhir.

Keluar dari hotel, yanti terlihat bahagia karena berjalan di samping suami yang terasa begitu menyayanginya. Perlakuan-perlakuan kecil yang di lakukan ali semakin membuatnya jatuh cinta seperti membukakan pintu mobil dan mempersilahkannya masuk dengan manis. Ketika di perjalanan ali berbincang dengan istrinya dan memberitahu bahwa dia akan kembali bekerja pada hari senin besok. "Iya tidak apa-apa kak, asal tetap jaga mata dan jaga hatinya untukku, ingat janji kakak di depan ayah dan ibu bahwa kakak siap bertanggung jawab atas adek" ucap yanti sambil menatap mata suaminya. Mendengar itu tiba-tiba ali terbayang wajah ela, dia mulai mengingat janjinya untuk menemui ela dan melepas rindu kepadanya. Ali yang larut dalam bayangan pujaan hatinya lupa bahwa dia sedang berbicara dengan yanti, tiba-tiba dia dikagetkan oleh tepukan tangan yanti di pundaknya. "Kakak kenapa, kok melamun?, apa ada yang salah dengan bahasanya adek tadi?" tanya yanti.. "Enggak salah dek, malah bener banget kalok kakak memang harus bertanggung jawab kepada adek yang sudah menjadi istri kakak" jawab ali dengan wajah kaget dan takut.

"oh ya dek" lanjutnya "apa boleh kakak request ganti panggilan dengan sebutan mas?. Soalnya kata mas terdengar begitu lembut di telinga" saran ali kepada yanti.

"Mmmmm gimana ya hehe" sambil tersenyum dan tersipu malu yanti menjawab "boleh dong kak, eh mas, hehe, tapi adek belum terbiasa, jadinya kalau adek panggil kakak pas keceplosan gak papa ya mas, hehe" sambil menutup mulutnya yang tersenyum dan tertunduk malu.

"Apa dek, panggil sekali lagi dong dengan kata mas" jawab ali dengan semakin mendekatkan telinganya ke arah yanti.

"Iya mas, hehe. Apa sih, gak usah menatap adek kayak gitu, malu tau mas" jawab yanti dengan wajah malu layaknya seorang wanita yang sedang jatuh cinta pada umumnya.

Ali yang mendengar itupun tersenyum dan mengecup kening istrinya sambil berkata "i love you sayang, terimakasih yaa sudah mendengarkan mas".

Di perjalanan mereka terlihat begitu bahagia dengan tertawa lepas hanya perkara nama panggilan, dan sebentar saja ali terfokus kepada yanti tanpa mengingat ela sedikitpun. Tidak terasa waktu begitu cepat berjalan, merekapun sampai di depan rumah orang tua ali dan di sambut dengan hangat oleh semua keluarga yang ada disana. Yanti terlihat begitu akrab bersama mereka sampai satu obrolan pun tidak ada yang terlewat.

"Ya sudah mas masuk duluan ya mau mandi bersih-bersih badan. Adek di sini saja dulu sama keluarga biar terbiasa" bisik ali ke telinga istrinya.

"Baik mas, nanti adek susul masuk ya setelah ngobrol" jawab ela dengan menatap mata suaminya. Ali pun beranjak menuju kamar untuk mengambil handuk, setelah itu menuju kamar mandi dan membersihkan setiap inci badannya, mulai dari wajah, pundak, dadanya yang bidang sampai di telapak kaki tidak ada satupun yang terlewat.

Setelah selesai mandi, ali mengambil hapenya dan membuka blokir ela, dia mulai mengganti nama kontak ela menjadi jamal di hapenya. Sambil celingak celinguk melihat keluar ruangan untuk memastikan keadaan aman, dia pun langsung mengirim pesan watshap kepada ela untuk memberitahu bahwa dia sudah pulang berbulan madu dan siap untuk bekerja di hari senin, "apakah bisa kita bertemu sebentar saja? " tanyanya di watshap.

---------------------------------------------------------------------------

Ela hari ini sedang merasa bik-baik saja dan sudah bisa menerima keadaan sehingga dia memutuskan jalan-jalan keliling mall bersama sahabatnya ewik, saat sedang asik berbincang-bincang, ela yang mendengar dering pesan hapenya langsung membukanya dan membaca pesan ali dengan cermat, tanpa sadar, ela tersenyum sumringah saat melihat layar hapenya yang membuat sahabatnya bingung dan bertanya, "hey, kok gitu banget sih baca chatnya, kenapa? ada yang asik ya?" tanya ewik sambil sedikit kepo dengan wajah sahabatnya.

''Enggak ada. Aku hanya bahagia, karena perlahan rasa yang begitu menumpahkan hati dalam kesedihan tidak akan selamanya terjadi" jawab ela.

ewik yang mendengar hal tersebut tersenyum dan memeluk sahabatnya sambil berbisik lembut "yeah, you did it sist, semua akan terjawab karena perputaran waktu. Aku mencintaimu wanita kuatku, muach" sambil mengecup pipi dan memeluk sahabatnya.

Sejauh ini ela tidak berani bercerita kepada sahabatnya karena dia merasa bahwa memang perlakuannya salah dan akan menyakiti hati seorang istri. Tetapi rasa kasihan itu terkalahkan oleh dendam sehingga ela memilih tetap berada di langkahnya saat ini.

Dalam kecamuk dendam, rasa belas kasihan kebaikan di hati kecil ela terkalahkan oleh dendam kesumat dalam pikiran buaian rasa. Perasaan sayang yang merubahnya menjadi seorang monster yang tidak berperasaan.

Ela kerap berpikir bahwa memang tidak sepantasnya untuk melakukan balas dendam dengan cara mendekati mantan kekasihnya, masih banyak cara untuk balas dendam yang berkelas dan bisa di lakukan, tetapi itu mungkin membuatnya akan jauh dari seorang kekasih yang teramat di sayangnya sampai pada akhirnya keputusan untuk tetap saling berhubungan sebagai kekasih gelap tetap menjadi pilihan jalan Ela saat ini.

---------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca pesan dari ali, ela mengetik sambil sedikit tersenyum. "Boleh dong, bukankah kerinduan itu harus di balas dengan pertemuan, tak perlu lama, cukup melihat sedikit cerah wajahmu saja sudah membuatku bahagia walaupun tak bisa ku miliki dalam nyata" jawab ela dan langsung menekan tombol kirim.

Ali yang sedang berbincang berada di atas kasur membuka dan membaca pesan ela membuatnya melambung tinggi dengan kata rayuan yang begitu memikat hati, sampai tidak sadar berdiri di depan cermin dan memasang senyum dengan wajah yang manis. "Oke, besok malam kita ketemu di tempat biasa dulu jam 7.30 ya, kakak tunggu. dan kamu harus tau bahwa rasa sayangku tidak pernah berubah" jawab ali dengan ketikan penuh rasa.

Kini semakin lama chat mereka larut dalam buaian perasaan, seolah tidak ada penghalang karena yanti masih berada di luar dan berbincang dengan keluarga besar sehingga tidak ada pengganggu bagi mereka.

Setelah merasa selesai dalam pembahasan, ali berpamitan kepada ela untuk menemui istrinya di luar yang sedang bersama keluarga. Ali yang masih berada di depan cermin mulai menghapus chatnya bersama ela di watshap dan keluar menemui istrinya untuk mengajaknya masuk istirahat.