webnovel

selamat pagi Alden

Samantha, gadis yang baru saja patah hati karena ditinggal menikah oleh kekasih yang berjanji akan menikahinya di akhir tahun ini memutuskan untuk mengunjungi Filipina, negara yang dihuni oleh aktor yang menjadi favoritnya sejak menonton film victor maktangol di siaran tivi nasional. Berharap dia bisa berada sedikit lebih dekat dan merasakan bagaimana dunia yang dihuni oleh aktor favoritnya tersebut. Namun apa jadinya jika dia benar-benar bisa dipertemukan dalam berbagai insiden sebagai obat untuk hatinya yang baru saja pecah berkeping-keping? Bisakah dia mendapatkan hati alden, sang aktor yang sangat disukainya itu dalam tenggat waktunya berada di filipina?

Rin_da_Livian · Celebrities
Not enough ratings
7 Chs

patah hati

Aku berjalan dengan anggun memasuki sebuah kantor yang telah memberiku kehidupan dalam tiga tahun terakhir dan memberiku jabatan sebagai sekertaris dengan gaji yang lebih dari cukup untuk kupakai setiap bulan membuat beberapa pasang mata melihat iri padaku.

Tentu saja, dengan performa yang prima, usia yang muda, walau tak bisa kusebut sangat muda juga, aku bisa mencapai posisi ini dimulai dari nol.

Atasanku laki-laki yang berkeluarga tentu saja, aku mengenal mereka dengan baik, walau anak tertua mereka hampir seumuran denganku yang kini mengurus perusahaan induk di luar negeri, namun kedekatan keluarga kami tak membuatku berniat menjadi bagian dari mereka.

Aku akui, jika anak tertuanya terlalu rupawan untuk dikatakan. Tapi aku harus sadar diri jika aku hanya pegawai biasa, dari keluarga biasa, dan dengan pendidikan biasa. Aku tak ingin, ada rumor bahwa aku menggoda pemilik perusahaan agar aku kebagian jadi deretan keluarga terkaya versi forbes.

Jangan sampai malah keserakahan merenggutku hingga tak tersisa. Itu hal yang tak bisa dimaafkan.

"Sam, nanti siang kau jemput Althea yah, dia akan pulang dan berlibur disini selama beberapa pekan." Ucap Pak Rainer melalui telepon.

"Baik pak, apa ada pesanan khusus untuk dibawakan pada nona?"

"Tak usah, cukup jemput saja anak itu."

"Baik pak"

Aku menutup telepon kemudian kembali mengetik beberapa hal yang sudah terpatri di nota tempelku.

Oh, aku lupa, Althea adalah putri perempuan tertua pak Rainer, dia memiliki empat anak, dua laki-laki dan dua perempuan, anak tertua berumur dua puluh sembilan tahun, dua tahu lebih tua dariku, lalu anak perempuan tertuanya, Althea berumur dua puluh enam tahun, berbeda setahun dariku, yang adik lelaki, berumur dua puluh tiga, masih di didik oleh kakak tertuanya di luar negeri, dan anak perempuan terakhir masih melanjutkan kuliah tahun pertamanya.

Kesepian yang dirasakan nyonya dan tuan Rainer karena kesemuanya meninggalkannya dan memilih tinggal di luar negeri membuatku menjadi lebih dekat dengan mereka.

Nyonya Rainer pernah mengutarakan minatnya untuk menikahkanku dengan putra tertuanya. Oh, jangan berharap aku akan menerimanya, aku juga punya pacar kok, walaupun tak sekaya keluarga Rainer, tapi dia bertanggung jawab dan pekerja keras. Jadi aku harus bersyukur karenanya. Tuan Rainer pernah bercerita jika dia tak langsung seperti sekarang, dia dulunya hanyalah laki-laki biasa yang jatuh cinta dengan budaya indonesia, dan kecintaannya itu yang membuatnya jatuh cinta dengan Ananda, perempuan yang kini menjadi istrinya, menjadi ibu dari anak-anaknya.

Kalau dengar ceritanya, aku ingin segera menikah dengan Nathan, laki-laki yang selama beberapa tahun terakhir ini menemaniku, dan tentu saja, mengikat janji akan melamarku di akhir tahun ini.

"Nona, apa anda punya tujuan lain selain rumah?"

"Santai Sam, panggil Thea seperti biasa aja."

"Oke, Jadi Thea, kita langsung pulang beneran?"

"Iya Sam, aku beneran capek. Langsung pulang aja."

Aku kembali fokus menyetir pada jalanan.

*

Aku cukup lelah hari ini, terlalu banyak kegiatan yang membuat lelah dan kehilangan semangat.

Setelah membersihkan diri dan memakan mi seadanya, lelah dengan acara tivi yang membosankan, akhirnya aku tertidur dengan ponsel yang tetap menyala.

Alaram ponselnya membuatku kaget dan terbangun dari tidur tanpa mimpi.

Memulai hari dengan rasa bosan dan sakit di seluruh badan.

Harus semangat! Karena hari ini Pak Rainer akan memperkenalkan anaknya hari ini.

"Sam, kamu dapat undangan."

Nama yang terteea ketika kubuka membuatku syok di detik itu juga. Nama Nathaniel dan Andara, lengkap dengan foto Nathan yang sangat mesra pada perempuan itu membuatku membeku seketika.

"Sam, itu foto Nathan kan?" Althea tiba-tiba sudah berada di belakangku.

"Thea..." Aku tak bisa berkata-kata lagi. Hatiku benar-benar hancur dengan undangan yang kini ada padaku.

Hubungan yang kubina bersamanya sejak lima tahun terakhir ternyata berakhir seperti ini.

Ternyata, menjaga jodoh orang itu sangat menyakitkan ketika bisa menyerahkannya kepada sang pemilik.

"Samantha!"

"Iya pak?"

"Astaga Sam, aku sejak tadi memanggilmu, bahkan Beberapa kali Althea kesini bertanya padamu, namun tak ada respon. ada apa?"

"Papa, tunangannya menikah dalam beberapa hari ke depan. Karena itu dia syok."

"Istirahatlah hari ini Sam, berfikirlah, besok kau akan datang setelah berfikir baik dan putuskan apa yang akan kau lakukan berikutnya."

Aku pergi tanpa tujuan, Althea bahkan menyuruh supir pribadinya agar mengantarku pulang.

*

Tentu saja, aku tak bisa berfikir jernih. seluruh impian dan harapanku hancur bersama dengan undangan hari ini.

Lalu apa yang akan aku lakukan dengan semua mimpi itu?

Sebuah pesan masuk kedalam emailku.

liburan sebulan bersama Filiphina, lengkap dengan tempat tinggal dan destinasi wisatanya, ada beberapa waktu hari libur kosong, jika ingin bepergian sendiri, bisa merubah jadwal juga.

sempurna!

Aku akan mengambil cutiku yang selama ini tak pernah kuambil.