webnovel

Sekretaris Tampan ini Miliku

"Sekretaris tampan ini miliku!" Jessica Hartanto mengeraskan hatinya setelah kehilangan cinta pertama dan ibunya. Hanya bermain-main dengan para pria, hatinya malah tertawan oleh sekretarisnya sendiri. Latar belakang dan rahasia sang sekretaris, juga para pria yang belum lelah mengejarnya membuat segalanya sulit untuk Jessica. Masalah dan skandal menghujaninya. Sebuah pengkhianatan bagaikan palu besar yang mencoba memantek semua luka dihati Jessica. Jessica harus memilih menjadi gadis jahat untuk mempertahankan dirinya dan semua yang dia sayangi, atau melepaskan segala cinta serta kepahitan dihatinya dan hanya menjadi wanita bodoh. Hidup dengan berharap dia bukanlah tokoh utama agar luka dan kepedihan diangkat daripadanya. Namun kehidupan hanya memiliki satu peran untuknya, yaitu untuk selalu menjadi yang utama. “Aku pemeran utama disini, entah aku harus menjadi baik atau jahat. Kau hanya akan tahu saat aku menyelesikan semuanya."

Rynn_ · Urban
Not enough ratings
139 Chs

Gaun Merah

Dengan berat hati Jessica mengundang paman ketiganya itu untuk makan bersama. Sedikit banyak paman Jay ini bisa dikatakan sangat berjasa bagi Jessica.

Jayden Hartanto saat ini memimpin JNBC. Salah satu perusahan penyiaran televisi dan media dibawah Group J. JNBC merajai penyiaran lokal dan juga cukup sukses secara internasional. Sebagai sumber berita utama terbaik dan terpanas, JNBC adalah pengendali siaran nasional.

Dengan JNBC Jessica berhasil menyembunyikan dirinya dari keramaian publikasi. Sehingga sejak awal dia menjabat sebagai pimpinan perusahan sebesar Group J, tidak pernah ada berita apapun tentang wanita itu. Sang paman telah menjamin kalau Jessica tidak akan pernah masuk pada saluran gossip.

JNBC jelas sangat berguna karena mereka juga membantu Jessica mengubur berita kepulangan Anna ke tanah air, sehingga dia bisa sukses membuat kehebohan dengan iklan eksklusif Florence.

"Kau berhutang banyak karena menyembunyikan hal ini bahkan dari pamanmu. Kau harus memberikan kami wawancara ekslusif dengan Anna."

Jessica memaklumi permintaan pamannya itu, "aku akan mengaturnya untuk paman setelah acara launching Florence."

Setelah teaser iklan Florence keluar, seluruh media segera memburu ke markas besar Group J untuk mendapatkan berita tetang kepulangan Anna. Berbagai pertanyaan juga muncul tapi tak ada satupun media yang dapat menjelaskan atau sekedar memberi jawaban.

Apakah Annastasya akan menetap di Negara I?

Apakah Annastasya hanya berlibur atau dipulangkan?

Film apakah yang selanjutnya akan dibintangi oleh Anastasya?

Apakah Annastasya sedang berkencan?

Dan banyak lagi deretan pertanyaan yang muncul.

Jessica menikmati laporan tentang antusiame yang tercipta dengan teaser iklan Florence di perjalannya kembali ke kantor. Rating mereka cukup tinggi meski hanya teaser iklan.

"Segera sebarkan undangan grand launching untuk Florence. Aku akan pergi memilih gaun untuk acaranya." Jessica memberikan instruksi pada Jonatan lewat telepon, dia melirik Hans yang duduk dibalik kemudi.

Hans tahu Jessica akan pergi memilih gaun tapi wanita tidak menyebutkan kalau mereka akan pergi siang itu juga.

Menemani Jessica memilih gaun bukan hal yang sulit tapi itu mungkin pekerjaan yang menyesakan dada. Melelahkan, karena membuat jantung Hans berpacu kencang.

Jessica telah mencoba hampir selusin gaun rancangan-rancangan rumah mode yang baru-baru ini keluar. Tapi setelah mencobanya dan berputar sekali di depan Hans, wanita itu kembali ke ruang ganti dengan raut wajah tidak puas.

"Apa kalian punya gaun lainnya?" Jessica melemparkan gaun ke sekian yang telah dia coba.

Wanita itu mengambil tempat dan duduk di samping Hans.

Sang penata busana segera memerintah asistennya untuk mengambil beberapa gaun lainnya. Tidak banyak gaun yang bisa mereka tawarkan pada Jessica, karena Jessica hanya memakai warna-warna tertentu. Hitam, putih, abu, coklat atau biru.

"Kau telah mencoba beberapa gaun, apakah kau tidak akan memilih salah satu dari antara mereka?"

"Tidak, tidak ada satupun dari mereka yang cocok untukku."

"Mengapa tidak? Mereka semua cocok untukmu," Hans sungguh tidak mengerti bagian mana dari gaun-gaun itu yang dikatakan tidak cocok untuk Jessica. Mereka semua melekat dengan sempurna di tubuh wanita itu.

Hans tidak tahu bagaimana lagi dia harus menahan dirinya untuk tidak bereaksi saat Jessica berlenggok keluar dari kamar ganti untuk menunjukan pada Hans gaun yang dikenakannya.

Hans mungkin tidak menyadarinya tetapi Jessica selalu memperhatikan reaksi Hans pada gaun-gaun yang dia kenakan tadi. Tidak ada satu pun gaun itu yang berhasil menarik 'perhatian' Hans.

Ini bukan soal gaun yang cocok. Tak satu pun dari gaun-gaun itu yang berhasil membuat Hans meliriknya penuh semangat dan kekaguman yang dulu selalu diperlihatkannya.

Hari ini Hans menahan dirinya untuk reaksi semacam itu.

"Sepertinya kau sibuk sekali," Jessica melirik ponsel dalam genggaman Hans. Jessica tahu beberapa kali Hans tampak sibuk memainkan ponselnya dan mengabaikannya.

Hans memang menggunakan ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya dari Jessica dan ternyata itu cukup berhasil. "Ah, maafkan aku, aku harus memberi kabar pada wanita ini."

Wanita ini, huh! Penggambaran yang aneh, Jessica merasa kasihan karena Hans menyebut wanita itu seperti itu. Seperti tak ada panggilan sayang atau mesra yang dapat Hans gunakan.

Jessica tahu siapa wanita yang Hans maksud, si tunangan misterius yang akan Hans nikahi.

Memikirkan bahwa Hans telah mengabaikan pesonanya karena wanita misterius itu sungguh membuat mood Jessica memburuk.

Saat sang penata busana membawa gaun-gaun baru yang tampak lebih bagus, rasanya Jessica bahkan tidak ingin menyentuh mereka apalagi mencobanya. Jessica menyerah untuk melihat reaksi Hans yang mungkin terpukau dengan penampilannya.

Jessica melirik Hans yang kembali memainkan ponselnya. Mencoba mengabaikannya lagi?

"Hans, pilihkan aku sebuah gaun yang menurutmu bagus untukku."

Hans mendongak dan menatap Jessica, haruskah dia yang memilih?

"Pilihlah untukku."

Hans bangkit berdiri dan menelusuri rak yang berisi gaun-gaun baru itu. Dia menarik salah satu gaun dari sana, gaun berpotongan v neck berwarna merah maroon.

Sebuah gaun merah....

Jessica melirik gaun itu, berpikir dan menimbang-nimbang. Merah bukan salah satu warna pilihannya. Jessica juga jarang memakai warna merah, bukan seleranya. Dia mungkin hanya memakai gaun merah sesekali jika ada tuntutan dress code atau nuansa seperti natal atau tahun baru.

"Baiklah, bungkus gaun itu dan kirimkan ke kantorku."

"Kau tidak ingin mencobanya terlebih dulu?"

Jessica menggelengkan kepalanya tanpa minat. "Aku akan memakainya saat acara nanti."

Pilihan yang beruntung atau sungguh gaun yang beruntung. Hans membuang napas diam-diam, akhirnya acara pilih gaun itu berakhir juga.

Helo helo...

Maafkan daku ya menghilang 2 minggu ini, corona benar-benar punya dampak buruk untuk nambah-nambahin kerjaan kantor.

Trima kasih dukungannya untuk Miko_Kitty ?

Chapter ini lahir karena dukunganmu lhoo..

19 April 2020

Rynn_creators' thoughts