"Bisa, Mbak Nada. Saya akan minta agar Lysa segera menyiapkannya." Braja lalu menoleh pada Lysa yang masih menunduk menahan segala rasa. "Lysa, segera selesaikan saat ini juga!" perintah sang atasan.
Mendengarnya, perempuan bernama Lysa itu langsung berdiri. Ia tak peduli dengan Nada ataupun Alan. Tak ditoleh sedikit pun. Malah, ia melipir saja keluar ruangan. Sungguh tidak bermoral.
Lagi, Alan menggeleng.
"Mohon maaf atas sikap karyawan saya, Pak Alan, Mbak Nada."
"Tidak apa-apa, Pak." Alan dan Nada menjawab serentak.
Tak lama pintu terdengar diketuk. OB baru saja selesai membuatkan minum. Ia lalu mengantarnya ke ruangan Braja.
"Terima kasih, Sofi."
OB yang bernama Sofi itu mengangguk, lalu keluar dan menutup pintu kembali.
"Silakan diminum, Pak."
Alan mengangguk, lalu meraih cangkir berisi teh manis hangat itu.
"Mengenai pengaduan yang lainnya. Apakah bisa saya dengar dari Bapak?" Braja sangat santun, jauh berbeda dari sikap pongah para bawahannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com