webnovel

Segel Cinta Zayyan

Zayyan Daviandra Arjuna atau yang akrab dipanggil Zayyan adalah siswa tampan yang paling populer sekolahnya. Namun begitu, tidak berlaku bagi siswi cantik dengan sejuta prestasi bernama Anindhita Fazila (Dhita). Keduanya tidak pernah satu pemikiran dalam hal apapun baik akademis ataupun non akademis, ada saja bahan untuk saling menyerang satu sama lain dan hal itu sudah menjadi rahasia umum. Dan sialnya, mereka terjebak dalam satu hubungan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya di karenakan janjinya Dhita yang akan memacari lelaki tangguh yang menolong adiknya dari sekelompok preman kampung yang ingin memerasnya beberapa waktu lalu. “Gue terima,” jawab Zayyan dengan wajah tengilnya. Ternyata dia lah lelaki tangguh yang tanpa sengaja telah menolong adek kesayangannya Dhita. Seisi aula tempat pertemuan siswa siswi baru seketika menjadi riuh, mereka bersorak sorai dan bersiul girang. Nggak ada akhlak! Dhita tau lelaki tangguh itu satu sekolah dengannya karena penuturan sang adik yang menggebu-gebu. Dan karena itulah adiknya mau satu sekolah dengannya,itu karena adiknya terlalu mengidolakan sang penolong. Nggak di sangka lelaki itu musuh bebuyutannya. “Kapan gue nembak lo?!” kesal Dhita yang di abaikan Zayyan. Apa tujuan Zayyan pada Dhita sebenarnya? Bagaimana nasib hubungan mereka? Stop atau lanjut? Temukan kisah penuh canda tawa dan airmata dalam novel ‘Segel Cinta Zayyan’ Dijamin buat ngakak dan baper parah.

worldside_11 · Teen
Not enough ratings
426 Chs

Penawaran

Chapter 220

Di dalam lift wanita itu hanya diam dan menunduk, ia sama sekali tidak bicara apapun setelah menekan tombol pada lift.

Sikapnya itu semakin membuat ZayZay bingung, ia bingung kenapa wanita ini selalu terlihat kaku setiap kali bertemu dengannya dan Zayyan mulmu memikirkan apakah dia seperti ini pada semua orang atau hanya dengan dirinya saja..

"Kenapa kamu diam saja?" tanya Zayyan sambil menghadapkan wajahnya ke arah wanita yang berdiri di pojokan lift.

"Em, enggak apa apa." Jawab wanita itu, namun masih saja tidak menatap wajah Zayyan. Entah apa yang ia lihat di wajah ini sampai tidak berani menatapnya.

"Mau pergi ke lantai berapa memangnya?" tanya Zayyan. Wanita ini tidak keluar dari lift saat lift berhenti di lantai sebelumnya, tapi wanita itu juga tidak mengatur di lantai berapa ia ingin turun dan hanya menuruti perintah dari Zayyan.

"Lantai 25 pak,"