webnovel

Sedang Ingin Bersamamu

Aku pernah jatuh cinta, pada rintik hujan di sore hari. Tetesnya menyentuh telapak tanganku yang menengadah menghadap langit. Bersisian dengannya tanpa kata, ah...apakah dia pernah mendengar suara detak jantungku? Mungkin kau tidak tahu, tapi aku telah menciptakan ilusi yang indah untuk kita. Aku hanya ingin duduk tenang bersamamu, meskipun itu terasa sulit. Rendra Haryakusuma, andai bisa kusebut namanya tanpa rasa sakit. Namun kenapa nama itu begitu akrab dengan luka. Dan kini, sepuluh tahun berlalu. Aku sudah tidak lagi menggebu-gebu dalam cinta, aku sudah tidak lagi memikirkannya. aku sudah tidak ingin lagi berhubungan dengannya...tapi... “heiii..!!!” “apa? Kamu benar-benar ingin memakan puding yang sudah jatuh?” tanyanya tanpa merasa bersalah. “aku sangat lapar. Sekarang aku harus keluar dalam keadaan hujan untuk mencari makan,” “Lupakan, lihat saja kamu akan mati kelaparan di jalan.”

Alwayssunrise · Fantasy
Not enough ratings
23 Chs

Gerimis Kala Itu

Sunyi, gelap, sepi. Arini memeluk tubuhnya yang menggigil karena gerimis sore ini, pertanyaan muncul di dalam benaknya, kemana lagi ia harus mencari jiwanya yang kini seolah lenyap tak berbekas. Haruskah ada perpisahan? Ia rindu. Sosok itu bagaikan mimpi indah yang melekat ke dunia nyata. Satu-satunya orang yang dapat membuatnya merasa senang dan sedih secara bersamaan, ya memang sedikit gila. Tapi itulah yang terjadi. Hanya saja mimpi indah tak seharusnya merasuk ke dunia nyata, karena mimpi tidak akan bertahan selamanya, bagaimanapun juga ia tetap harus terbangun.

Berkali-kali ia mencoba melupakan semua dan bersikap rasional, tetapi hal tersebut malah semakin menyakiti nuraninya. Cinta semacam apa yang diberikan Tuhan sehingga untuk mengingat nama manusia yang satu itupun hatinya terasa sangat nyeri?

Percakapan tadi masih saja terngiang. Ia memandang mobil yang menjauh melalui dinding kaca lantai dua ruangannya. Sudut matanya menghangat dan air matanya mendesak keluar. Bagaimana raut wajahnya bisa setenang itu? Dunia ini terasa berhenti tepat saat dia ada di hadapannya. "seharusnya kamu tidak lagi muncul"