"Apa maksud kalian saling tatap seperti itu? Apa aku ketinggalan sesuatu?" Teman Fauzan yang masih berdiri di depan Fauzan dan Nadia itu, tentu saja heran. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Fauzan dan Nadia yang baru saja saling berpandangan itu. Fauzan segera kembali menoleh ke arah temannya.
"Tidak. Sebenarnya, Erick satu kantor dengan pacarku," kata Fauzan sambil merangkul bahu Nadia dan merapatkan padanya.
"Dan, sejujurnya kemarin aku ada sedikit masalah dengan Erick. Tapi, begitu tahu dia benar-benar datang karena undangan dariku, aku cukup lega dan senang," kata Fauzan.
"Oh, begitukah?" ujar teman Fauzan. "Kalau kalian memang sudah baikan, syukurlah," tanggap temannya lagi.
"Ya. Syukurlah," kata Fauzan lagi.
"Memangnya karena apa? Aku lihat, kau tidak pernah berseteru?" tanya temannya lagi.
"Adalah sesuatu yang memang sepertinya harus kita ributkan," jawab Fauzan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com