webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

355. There's No Need

Nadia menekan enter di layar keyboard komputernya. Setelah itu, bersamaan dengan ia mengatakan done, selesailah sudah pekerjaannya untuk hari ini. Nadia kemudian meregangkan tangannya ke atas. Puas dengan hasil kerjanya untuk hari ini.

Nadia melihat waktu yang tertera di layar laptopnya. Masih sekitar lima menit lagi dari jam selesainya kantor. Untuk hari ini, dia tidak lembur. Selesai sudah pekerjannya.

"Wah, cara mengajar Fauzan memang terbaik," gumamnya berbicara sendiri dengan tersenyum sendiri pula.

Nadia lalu mengambil ponselnya yang ia letakkan di sebelah komputer tempat dia kerja. Ia mengusap-usap layar ponselnya. Kemudian, ia mencari satu nama yang ingin ia hubungi. Setelah ketemu, Nadia menggeser kursor berwarna hijau, lalu menempelkan ke dekat telinganya.

Sekian detik Nadia mendengar sebuah nada sambung. Nadia bersiap dengan merapatkan kedua bibirnya. Bisa saja orang yang dihubungi di sebelah sana segera mengangkat panggilannya dan berbicara dengannya.

Klek.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com