webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

353. I Have to Tell You Something

Nadia melambaikan tangannya pada Fauzan. Fauzan juga hanya tersenyum ke arah Nadia. Sampai akhirnya Fauzan kembali melajukan motornya untuk meninggalkan Nadia.

Nadia melihat Fauzan yang menjauh. Kemudian, ia tersenyum pada Fauzan yang sudah menjauh darinya. Nadia merasa tenang sekarang. Ia juga akhirnya bisa berbalik dari jalanan yang baru saja ditapaki Fauzan itu.

Nadia kemudian memperhatikan sekitar. Pagi itu, ia melihat suasana tidak sepagi biasanya. Nadia merasa tidurnya lebih nyenyak. Waktunya juga lebih efisien.

Sekarang, ia melihat ke arah gedung yang ada di depannya. Tentu saja itu adalah gedung tempat ia bekerja. Gedung itu, tidak seperti tiga pagi yang dilalui Nadia sebelumnya.

Pagi ini, Nadia melihat gedung tempat ia bekerja lebih ramai dari biasanya. Karena ia berangkat di pagi normal hari ini. Ia juga tidak merepotkan Fauzan untuk mengantarnya lebih pagi dari biasanya.