webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

340. Don't be Much Stress

Nadia keluar dari kosnya. Ia keluar setelah mendengar motor Fauzan berhenti di depannya. Awalnya, Nadia ingin menunggu Fauzan di depan kosnya. Tapi, karena ia takut Erick bisa datang sewaktu-waktu, jadi Nadia hanya akan menunggu di dalam kosnya.

Nadia membuka pintu kosnya. Di sana, ia melihat Fauzan yang masih berada di atas motornya. Fauzan baru saja melepas helmnya. Melihat ke arah Nadia. Nadia yang sudah berada di luar itu, berjalan ke arah Fauzan.

"Maaf ya. Kamu jadi harus berangkat pagi karena menjemputku," kata Nadia pada Fauzan.

"Tidak apa-apa. Sudah menjadi tugasku," kata Fauzan.

Nadia hanya tersenyum tersipu dengan menundukkan pandangannya. Fauzan melihat ke arahnya. Nadia tersenyum dengan manisnya. Fauzan merasa khawatir melihat senyum manis Nadia seperti itu.

"Ngomong-ngomong, apa kamu sekantor dengan Erick?" tanya Fauzan pada Nadia. Nadia segera mengangkat kepalanya. Ia melihat ke arah Fauzan. Dengan hati-hati, ia menatap Fauzan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com