Nadia berusaha menempelkan ponsel di telinganya. Dari tadi, ia terus saja mencoba menghubungi Fauzan. Kemaren, memang rasanya kepalanya sangat penuh dengan kekacauan. Nadia salah bicara.
Nadia lalu menjauhkan ponsel dari telinganya. Ini sudah yang ke lima kalinya, mungkin. Ia menatap layar ponselnya yang kembali berwarna hitam karena padam.
Nadia menghela nafasnya. Merasa kesal dengan Fauzan. Padahal, sudah jelas kemarin Fauzan menilai jika Nadia yang berusaha untuk selalu menghindar ketika ada masalah. Tapi, kenyataannya Fauzan sendiri yang justru melakukan hal yang sama.
Nadia terdiam sesaat. Ia melihat ke arah jam dinding. Sama seperti yang tertera pada layar ponselnya. Pukul satu siang.
Setelah puas mengobrol dengan Mika tadi, Nadia merasa bahwa memang dirinya juga salah. Nadia seharusnya membela Fauzan di awal. Tidak seharusnya juga dia menolong Erick yang baru saja dipukul Fauzan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com