webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

215. Thanks for Being the Best

"Nad? Kamu akhir-akhir ini dekat dengan Agra. Apa kalian sedang pacaran?"

"Tidak."

"Benarkah? Padahal, kalian sangat dekat sekali. Kalian sering keluar berdua."

Nadia hanya diam. Ia tidak menjelaskan bahwa sebenarnya keperluannya keluar berdua itu adalah untuk lomba dan beberapa kegiatan kampus mereka. Ia hanya akan diam saja.

"Apa kamu yakin tidak pacaran dengan Agra?"

"Tidak. Kami hanya dekat sebagai teman."

"Oh, aku pikir kamu memang pacaran. Lagi pula banyak sekali yang mengatakan kalau kamu pacaran lho!"

"Apa benar?" Nadia dengan wajah seriusnya. Padahal, di dalam hatinya, ia benar-benar merasa sangat bangga dan bahagia.

"Ya. Mereka semua mengatakan kalau kamu sedang pacaran. Memangnya kenapa sih kalau kamu sedang pacaran? Lagi pula, Fauzan itu pintar, tampan kenapa memangnya kamu tidak berpacaran dengannya saja?"

Nadia membuka kedua matanya. Ia tiba-tiba saja kembali ke masa hampir dua tahun yang lalu. Ketika ia benar-benar masih dekat dengan Agra.