webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

190. Fauzan's Struggle

Fauzan memarkir motornya tepat di depan kos Nadia. Suasana sudah sangat malam. Bahkan, Mika juga sudah pulang dari tadi, di antar Dicky.

Saat Fauzan berusaha menghubungi Nadia, saat di tempat latihannya tadi, Nadia tetap tidak mau mengangkat panggilannya. Dia mencoba menelfon tidak diangkat. Dia mau mengirimi pesan juga tidak dibalas, meskipun Fauzan tahu kalau Nadia sudah membacanya.

Fauzan tidak punya pilihan lain selain datang langsung ke kos Nadia. Meski ini sudah pukul sepuluh lewat. Fauzan tidak tenang. Kalau Nadia masih belum tidur, maka Fauzan ingin melihatnya. Entah kenapa rasanya, dia sangat merindukan Nadia malam ini.

Fauzan yang sudha memarkir motornya itu, turun dari atas motornya. Ia lalu berdiri di samping motornya. Ia melihat ke arah kamar Nadia dari bawah. Lampunya memang sudah padam.