webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

172. Memories of the Past

Mika menutup pintu kosnya. Ia lalu melihat Nadia yang berjalan dengan menghentakkan kakinya. Nadia sudah berjalan ke atas menaiki tangga sampai setengah jalan di tangga.

Mika lalu membalikan badannya kembali. Ia mengunci kosnya. Setelah itu, ia berbalik untuk mengikuti Nadia. Mika berjalan setengah berlari di belakang Nadia.

Nadia sudah berada di atas. Begitu ia sudah sampai di kamar kosnya, nada segera masuk kosnya. Mika yang berhasil menyusulnya, mengikuti Nadia sampai berada di dalam kamar kos Nadia.

Nadia melihat Mika yang berhasil menyusulnya. Mika hanya diam saja. Nadia menatapnya dengan tatapan datar.

"Ada apa?" tanya Nadia pada Mika, masih dengan nada datar.

"Aku ada di sini," jawab Mika dengan membentangkan kedua tangannya. Nadia menautkan kedua alisnya sedikit. Merasa heran dengan kalimat Mika.

"Apa maksudmu?" tanya Nadia lagi.