174 Bukan luka yang fatal

Nafisah menatap Kotak kaca itu, Hatinya semakin ngilu saja. Jadi? Renand selalu kembali ke musim gugur? Dia selalu datang ke Tokyo dan melihat daun berganti warna..

Nafisah menelan ludahnya susah payah, tangan lentiknya mulai memegang kotak kaca itu. Mengambilnya dan memperhatikan dengan seksama. Matanya begitu sendu, ketika daun coklat itu benar-benar memiliki jumlah 9.

Nafisah ingin mengelak, ingin melupakan semuanya. namun Nafisah tidak bisa, hatinya mendadak sakit ketika memikirkan tangan Renand yang sudah di tembaknya.

"Ayo Nona, kita kembali." Gideon menginterupsi pikiran Nafisah, Nafisah mengangguk dan membawa kotak kaca yang tadi di berikan oleh Renand.

Mereka melangkah menuruni Lift untuk kembali pulang, Selama itu juga pikiran Nafisah berkelana kemana-mana.

Bahkan ketika mereka sudah sampai di depan mobil, Nafisah masih sayang terdiam. Menatap tangannya terus terusan, tangan yang sudah menyakiti Renandra.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter