"Kamu bahkan nggak pernah main tangan sama Ken, sama Saka dari dulu, Pa." Mama menatap sang suami penuh kekecewaan.
Ia pikir tadi Mahendra hanya akan marah saja. Setidaknya, itu lebih baik baginya. Namun hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi. Mahendra menampar putrinya sendiri.
"Mama khawatir kalau Zara kenapa-napa," ujar wanita itu terisak kencang di tempatnya. Belva sendiri ia tidurkan di kamar vila, ia titipkan pada Azura juga.
Mahendra mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu menatap sang istri dengan sendu, "Ma, maaf, aku kelepasan. Zara dari kemarin terus aja nyalahin Azura di saat dia diem aja." Mahendra mengutarakan pendapatnya, isi hatinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com