webnovel

Sangat Berkelas

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Iya, awalnya aku ingin memesan kamar President Suite ini, tapi kemudian kamar ini sudah diberikan untuk seorang tamu penting." Xiao Qi berkata, "Benar juga, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?"

"Kamu sedang bersama siapa?" Lan Qianyu tidak menjawab pertanyaannya itu tapi malah balik bertanya.

"Aku sedang bersama klien." Xiao Qi menunjuk ke kamar sebelah.

Lan Qianyu berjalan kesana dan mendorong pelan pintu ruangan itu, terlihat di dalamnya sedang duduk beberapa orang pria setengah baya yang mengenakan setelan jas. Salah satu diantaranya adalah asisten Xiao Qi, Zhang Yang. Sepertinya Xiao Qi tidak berbohong.

"Kenapa?" Xiao Qi melihat Lan Qianyu dengan heran.

"Tidak apa-apa." Lan Qianyu menggelengkan kepalanya. Tapi dalam hati dia merasa bersalah karena telah berpikir macam-macam. Seharusnya dia tidak mempercayai Qiao Qing, mana mungkin Xiao Qi mengkhianatinya.

"Hahaha, sudah rindu kepadaku ya?" Bibir Xiao Qi tersenyum hangat, "Aku ada sedikit urusan yang belum selesai, tunggu aku di sini sebentar, setelah menyelesaikannya aku akan mengajakmu pergi makan."

"Iya." Lan Qianyu mengangguk dengan patuh.

Xiao Qi mengecup puncak kepalanya lalu berjalan masuk ke dalam ruangan itu. 

…..

Lan Qianyu bersiap-siap ke resepsionis untuk menunggu Xiao Qi, namun saat dia hendak pergi, tiba-tiba pintu ruangan VIP di sebelahnya terbuka. Dua orang pria yang mengenakan jas hitam keluar dari dalam.

Lan Qianyu, tanpa sadar melirik ke dalam, melalui celah sempit dia dapat melihat seorang pria yang duduk di atas sofa sedang memeluk seorang wanita.

Kedua orang itu sedang bermesraan dan wajah pria tersebut terhalang oleh tubuh si wanita.

Lan Qianyu tidak melihat pria itu dengan jelas, hanya samar-samar melihat siluet tubuhnya yang tinggi besar…

Lan Qianyu memiringkan bibirnya dengan mencela, lalu dia memalingkan pandangannya dan hendak pergi. Pada saat dia berbalik, tanpa sengaja seorang pria berpakaian hitam itu menabraknya, dan secara tidak sengaja pula dia mendapati pria itu menyembunyikan sebuah senjata di balik lengan bajunya. Lan Qianyu sangat kaget, tetapi dia belum sempat bereaksi apa-apa ketika pria berpakaian hitam itu mendorong pintu ruangan hingga terbuka dan menerjang masuk ke dalam. Lan Qianyu tanpa sadar berteriak, "Awas!"

"Dor dor dor…!" Terdengar suara tembakan dari dalam.

Pria berpakaian hitam itu berteriak keras, "Ye Yan, matilah kau!"

Ada yang berseru keras, "Lindungi Ketua Ye!"

Kening Ye Yan mengeras, dia tidak menghindar namun menarik wanita di sebelahnya dan menjadikannya sebagai tameng…

Pria berbaju hitam itu menembakkan senjatanya dan peluru pun menerjang ke dinding. Wanita yang tadi begitu menggoda itu mendadak berubah menjadi gesit. Ekspresi wajahnya dingin, dia lalu mengarahkan tinjunya kepada Ye Yan, tetapi sebelum pukulan itu mengenainya, Ye Yan telah mencengkeram kerongkongannya dengan kuat. Kemudian seluruh tubuh wanita itu terlempar keluar dan terhempas di hadapan Lan Qianyu…

Lan Qianyu melompat untuk menghindar, lalu dia mundur dan hendak kabur dari sana. Tetapi pada saat itu Ye Yan menerjang keluar dari ruangan dengan para bodyguard yang bergerak melindunginya agar bisa keluar dari sana dengan aman. Peluru menerjang ke segala arah sehingga sekeliling tempat itu menjadi sangat berbahaya. Lan Qianyu hanya bisa kabur mengikuti Ye Yan.

Koridor yang kacau itu dipenuhi orang, semuanya sedang berlarian ke segala arah dengan sangat ketakutan.

Lan Qianyu mendengar suara Xiao Qi yang sedang berseru kepadanya, tetapi dia tidak sempat menjawabnya. Pergelangan tangannya tiba-tiba dicengkeram oleh sebuah tangan dengan sangat kuat lalu sebuah suara yang bagaikan magnet terdengar di samping telinganya, "Elevator dimana?"

"Di…" Lan Qianyu belum selesai menjawabnya ketika sebuah peluru menerjang tepat di atas kepalanya. Dia lalu menjerit dengan tangan menutupi mulutnya, "Wah, untung saja tubuhku pendek!"

"Elevator!" Cengkeraman di tangannya semakin kuat. Lan Qianyu mengerutkan keningnya lalu mendongak, dia melihat sepasang mata berwarna kuning amber bagaikan batu permata berharga yang sedang berpendar mengeluarkan sinar yang cemerlang.

Lan Qianyu sedikit tercengang, tetapi dengan cepat dia kembali tersadar. Dia lalu membawa Ye Yan melarikan diri dari pintu belakang. Saat ini tidak ada waktu untuk berpikir terlalu banyak, yang terpenting adalah menyelamatkan nyawa dulu.