semalaman Asya menunggu dan memperhatikan petugas keluar masuk dari ruangan tempat Anaya di periksa,selama itu pula Asya selalu bertanya pada perawat yg keluar masuk menanyakan ke adaan Anaya.semua jawaban yg di berikan dokter maupun suster selalu sama 'kami masih berusaha,berdoalah' setiap mendengar jawaban itu membuat dadanya semakin sesak.Asya bahkan tak sedikitpun memejamkan mata hanya untuk sekedar menghilangkan lelah,ia tak perduli tubuhnya lelah yg ia perdulikan hanya keadaan Anaya yg saat ini masih di tangani beberapa dokter.
tepat pukul 06.pagi semua dokter dan suster keluar dari ruangan Anaya mereka mengabarkan kalau pendarahan di hidungnya sudah berhasil di hentikan namun kabar buruknya Anaya mengalami koma dan di pindah ke ruangan ICU.lagi Asya merasakan hantaman menyakitkan di hatinya setelah mendengar kondisi Anaya,Adel dan Andra yg sudah bangun dari tidurpun kembali mendengar kondisi Anaya yg membuat mereka menangis.
"maafin aku Naya,ini semua gara-gara aku kalau semalam aku ga bodoh kamu pasti bakalan baik-baik aja.maaf Anaya terlalu banyak rasa sakit yg aku kasih sama kamu."ucap Asya lirih dengan air mata yg tak henti menetes,biarlah orang menganggapnya cengeng tapi Asya tak perduli.yg ia perdulikan saat ini hanya tentang Anaya-nya.
"loe harus kuat Qo,Naya pasti sedih kalau denger loe nyalahin diri sendiri.berdoalah semoga Anaya segera membuka matanya." ujar Andra mencoba menenangkan meskipun tak bisa di pungkiri hatinya pun ikut sedih mendengar keadaan gadis yg ia cintai terbaring lemah
setelah mendapatkan ijin dari dokter,Asya masuk ke dalam ruangan dimana Anaya terbaring lemah.badan Asya lemas saat memasuki ruangan ICU,matanya memanas menahan air mata melihat tubuh gadis-nya terbaring lemah tak berdaya dengan semua Alat yg terpasang di tubuh Anaya yg Asya sendiri tau kegunaan alat2 itu.tangan Asya bergetar hebat saat mencoba membelai wajah pucat Anaya,Air mata yg sedari tadi di tahan akhirnya menetes tak terbendung melihat tubuh ringkih Anaya.
"haii sayang..wake up please.." ucap Asya lirih
".." tak ada jawaban apapun yg keluar dari mulut Anaya,hening hanya suara detak jantung Anaya yg terdengar di monitor yg membuat Asya merasakan sesak yg ter-amat
"apa selama ini kamu merasakan sakit..hmm? maafkan Asya-mu ini Naya,aku ninggalin kamu di saat kamu butuh aku.bangun lah Naya jangan terlalu lama menjadi putri tidurnya,aku menunggumu bangun agar bisa menghukumku.."
".."
"Naya ada yg belum kamu tau,aku berhasil menjadi seorang dokter spesialis aku berhasil menggapai cita-cita kita,dan maaf aku biarin kamu sendiri,aku menggapai cinta-cita kita sendiri aku jahat bukan Naya?" Asya menjeda ucapannya rasa sesak itu semakin menghantam hatinya kembali saat membayangkan apa yg Anaya lakukan selama 3tahun jauh dengannya
"hidup kamu pasti berat.disaat aku hidup enak melanjutkan pendidikan kamu harus berjuang buat hidup kamu sendiri.bekerja di saat sakit pasti menyiksa kan?? maaf Anaya aku begitu jahat meninggalkan kamu di sini dengan banyak rasa sakit yg aku tinggalkan,tapi kamu harus percaya aku begitu mencintaimu Naya sangat,aku benar benar mencintaimu.maaf beberapa bulan terakhir aku menutup mata dan memperlakukanmu begitu buruk tp percayalah aku masih sangat sangat mencintaimu selamanya..i love u Anaya Putri." Asya mengecup kening Anaya lama,ia menatap wajah pucat gadis-nya meskipun pucat tp Anaya masih sangat cantik
"Asya-mu ini menunggumu bangun,aku akan selalu disini sama kamu..aku anggap tidurnya kamu sebagai salah satu hukuman dari kamu,jangan lama-lama tidurnya aku merindukan senyum teduh mu."
..
Dua bulan berlalu,selama itu pula Asya selalu di sisi Anaya.meskipun pekerjaannya sebagai CEO ia selalu melakukan semua pekerjaannya di ruangan vvip ruangan tempat Anaya di rawat setelah Asya memindahkan ke ruangan yg lebih nyaman untuk Anaya dan dirinya.Asya tak ingin meninggalkan gadis-nya sedikitpun meskipun terkadang ia dengan terpaksa meninggalkan Anaya karna di haruskan menghadiri pertemuan penting dan Asya selalu mempercayakan Anaya pada Adel ataupun Andra.
Cemburu memang saat Asya tau Andra juga mencintai gadis-nya tp ia mencoba untuk tidak egois karna selama Asya jauh,Andra lah yg selalu menjaga Anaya
"selamat sore kak Naya,kak.. Adel udah lulus sekolahnya nilai Adel sangat memuaskan dan kakak tau Adel di terima di universitas yg Adel impikan,Adel juga dapet beasiswa loh ka..soal ijazah kakak tenang aja,ka Andra udah ambil sebagai wakil kakak.Adel kangen di peluk kakak.makasih sudah berjuang untuk hidup Adel,Adel sayang kakak,cepet bangun ada yg nungguin hukuman dari kakak di sini." ujar Adel melirik Asya yg sedang memperhatikan iteraksi Adel pada Anaya,Adel tersenyum di barengi air mata yg menetes mengingat apapun yg di lakukan Anaya untuknya.
"kamu pasti bangga sama Adel,nilai dia di atas rata-rata.kamu tau Naya Adel adik kamu yg cerewet ini punya IQ tinggi loh,cepet bangun kami semua merindukan senyummu," Andra menimpali
Asya hanya diam ia hanya selalu memandangi wajah Anaya,ingin sekali Asya menangis setiap mengingat kejadian terakhir kali Anaya di pangkuannya dengan keadaan tak berdaya.setiap mengingat kejadian dimana ia membuat gadis-nya koma,Asya selalu menyalahkan dirinya sendiri.
"gimana kerjaan loe Qo?" tanya Andra yg sudah duduk di sopa di samping Asya yg bersebelahan dengan ranjang Anaya
"kerjaan gue bagus,gimana kerjaan loe?"
"kerjaan gue lancar juga.loe harus sehat Qo loe harus selalu jagain Anaya selamanya," Asya menatap Andra sekilas setelah mendengar apa yg Andra ucapkan,setelah itu ia kembali menatap Anaya.
"gue bakalan selalu sehat buat selalu jagain Anaya,gue nunggu dia bangun supaya bisa hukum gue.gue gak akan biarin dia pergi ninggalin kita,gue tau loe cinta sama Anaya dan gue ngucapin terimakasih sama loe ndra,loe bisa relain Anaya buat gue..gue harap loe nemuin perempuan yg loe cinta selain Anaya gue."
"gue ga yakin kalau Naya bakalan tega hukum loe,dia perempuan terbaik yg pernah gue kenal dan dia ga bakalan tega ngehukum laki-laki yg sangat dia cintai Qo,3tahun lalu sampai sekarang gue lagi berusaha buat ngilangin perasaan cinta gue buat Anaya tp buat pengganti kayanya Anaya loe susah tergantikan.tp loe tenang aja gue udah ga se egois dulu,dan loe tau siapa guru terbaik yg selalu ngajarin gue supaya ga bersikap egois? Anaya-loe yg selalu ngajarin kebaikan sama gue,Anaya-loe terlalu spesial buat orang-orang yg mengenalnya." ucap Andra sembari menatap wajah cantik Anaya,hatinya tak bisa berbohong kalau Andra masih sangat mencintai Anaya tp Andra sudah memulai menutup cintanya untuk Anaya setelah kehadiran Asya kembali.
"gue cemburu denger loe bilang cinta sama Naya tp gue mencoba buat menghargai rasa cinta loe,karna gue tau rasa cinta tak bisa di prediksi pada siapa loe mencintai.gue harap secepatnya loe menemukan perempuan yg bikin cinta loe berpaling dari Naya-gue.." Asya menyunggingkan senyumnya sedikit "Anaya-gue hebat ya bisa bikin loe sama gue cinta banget sama dia bahkan rela ngelakuin apapun buat dapetin cinta dia,padahal Naya ga kaya perempuan lain yg selalu tebar pesona atau penampilannya.hanya dengan atapan teduhnya dan pakaian sederhananya saja dia bikin tiap cwo bisa langsung jatuh cinta,dan setelah mengenal karakternya yg baik akan semakin jatuh cinta..loe bener Anaya perempuan spesial yg kita kenal,"lanjutnya lagi
"ya dia sangat spesial buat kita,bahkan setelah loe pergi jauh dan nyakitin Naya.dia bahkan ga buang loe dihatinya atau mencoba buat buka hatinya buat laki-laki lain termasuk gue yg selalu bersama nya selama loe ga ada,tp yg gue tunggu dan gue harapkan ga pernah terjadi.Naya terlalu mencintai loe dan itu yg bikin dia istimewa di mata gue dia ga gampang gantiin orang yg dia cintai sama orang yg selalu ada untuknya,loe beruntung di cintai Anaya Qo dan gue ngiri sama loe." ujar Andra sembari tersenyum hangat
Adel yg mendengar interaksi kedua laki-laki yg mencintai kakanya tersenyum senang.kakaknya begitu beruntung di cintai begitu dalam oleh dua orang yg rela melakukan apapun
"tuuh kak Naya,kakak denger kan kalau dua orang laki-laki yg lagi duduk di sopa sana sangat-sangat mencintai Kakak..kakak harus bangun dan harus denger langsung dari mulut ka Asya dan kak Andra,nanti kakak tentuin mau pilih siapa."ucap Adel melirik Asya dan Andra yg menatapnya dengan tatapan yg sulit di artikan,Adel tersenyum jahil karna berhasil membuat Asya takut
"kak Asqo ga bakalan biarin kakak kamu milih laki-laki lain selain Kak Asqo,Anaya cuman MILIK kakak ga ada yg LAIN" ucap Asya dengan nada menekankan
Adel dan Andra tertawa melihat tatapan takut Asya,ya Asya takut jika nanti Anaya bangun ia akan lebih memilih hidup dengan Andra.dan Asya tidak akan membiarkan Anaya-nya memilih laki-laki lain selain dirinya.egois memang tp Asya sangat percaya diri jika Anaya sangat mencintainya dan akan selalu mencintainya.
"iya deh yg ketakutan cintanya kak Naya berpaling." ujar Adel dengan tersenyum jahil
"emangnya loe takut Naya pilih gue Qo?" ujar Andra menimpali candaan Adel
"Naya ga akan PILIH loe ataupun cwo lain SELAIN gue." jawab Asya menekankan dan jangan lupa tatapan dinginnya pada Adel dan Andra yg sekarang merasakan hawa dingin di ruangan tempat Anaya
"kak Naya cepet bangun Adel takut,tuh liat kak Asqo mau marah sama Adel..Adel kan cuman becanda aja ya kan kak.." Adel tak bisa menyembunyikan tawa kecilnya melihat tatapan Asya yg merubah menjadi tatapan sedikit lembut setelah mendengar aduan Adel pada Anaya-nya
"kami merindukanmu Anaya." gumam Asya lirih sembari menatap Wajah gadis-nya
..
tiga bulan berlalu dan Asya selalu sabar menunggu Anaya membuka matanya,meskipun dokter mengatakan kemungkinan Anaya bangun hanya 20% tp Asya tidak akan menyerah ia akan selalu percaya bahwa Anaya-nya akan kembali membuka mata dan tersenyum padanya