Ketiganya makan dengan tenang, sesekali Dino memberi perhatian kepada Suci dan itu tak luput dari pemandangan dua laki-laki jomblo di depannya. "Giliran udah akur aja, pamer kemesraan," cibir Novan.
"Makanya cari pacar biar gak iri," celetuk Dino. Wajah Suci menjadi merah karena malu. Buru-buru dia menghabiskan sisa makannya dan meninggalkan para lelaki di sana. Tak lama Dino sudah menghabiskan makanannya, di susul dengan Suci.
"Mas, aku ke kamar dulu ya?" Dino mengelus pucuk kepala istrinya.
"Jika lelah istirahatlah!"
"Iya, Mas." Suci membawa piring kosong dan mencucinya di wastafel. Usai dengan pekerjaannya, dia pun melenggang pergi ke kamar.
"Bagaimana rasanya berdamai dengan keadaan? Menyenangkan bukan? Uh, aku sungguh iri padamu karena bisa mendapatkan gadis seperti dia," seloroh Saka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com