webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs

Nonlinear Ekstrem

Ruang rekreasi ubah menjadi ruang makan siang prasmanan. Maklum, makan siang di lantai satu pasti akan sangat berdesakan karena terlalu banyak orang. Alasan lainnya adalah karena makan siang di ruang rekreasi yang bebas itu rasanya lebih akrab dan leluasa untuk berbincang satu sama lain. Ya, sudah mirip dengan standing party saja rasanya.

"Jadi sekarang udah peminatan dari tahun pertama, Jo? Cepet banget ya?" tanya Dhaiva pada Jody, adik tingkatnya di sekolah musik yang sama. Status Dhaiva itu bukan hanya alumni SP rupanya.

"Iya, Kak." Jody menaruh beberapa potong buah tambahan dari mangkuk besar ke mangkuk Dhaiva dan miliknya, "Bagusnya sih jadi lebih fokus gitu, tapi Gue juga merasa sistem yang begitu agak membatasi Kita yang mau explore bidang lain."

"Hmm, I see," angguk Dhaiva paham. "Kalau Lo sendiri maunya berkelana ke jurusan apa aja, Jo?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com