webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Menilik Memori Lama

Iqbaal berkacak pinggang sejak tadi menunggui Saheera memilih banyak sekali bahan makanan di supermarket. Trolley mereka itu hampir penuh, dan Iqbaal sudah membayangkan betapa ribetnya membawa belanjaan sebanyak itu keluar supermarket, belum lagi memasukkannya ke taksi. Astaga, salahkan Haikal, Adri, dan Darren, para pemilik hajat yang tak mau turun belanja. Oh, salah Saheera juga yang mau mau saja disuruh mentang mentang sedang jadwalnya dan Iqbaal untuk berbelanja mingguan.

"Ini siapa yang ngide banget sih mau camping, makrab?" kesal Iqbaal. Saheera masih sibuk dengan buah-buahan, "Kayaknya sih lagi dalam misi menyenangkan Om Darren pascakonflik sekaligus ada yang mau dimongin sama Ayah Bunda, Bang," jawabnya.

"Ya emang gak bisa di asrama aja gitu bagian ngomong sama Kita? Kebiasaan deh, plannya mendadak."