webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs

"Saheera Qurrota A'Yuni"

Saheera berjalan gontai di dapur mengisi air minum. Seperti biasa, kewajiban sebelum tidur untuknya, antisipasi dehidrasi dan parno sendiri turun ke dapur tengah malam. Saking mengantuknya, hampir saja air mineral dari kran air minum itu tumpah akibat tak tepat masuk ke botol. Ya, Saheera benar-benar mengantuk lantaran rapat yang baru selesai setengah dua belas malam. Kopi yang diminumnya tadi sudah hilang efek samping, malah kini kepalanya pusing akibat merespon kafein kadar tinggi.

"Jangan tidur disitu heh!" tegur Nalesha yang tiba tiba datang. Kaget saja mendapati Saheera bersandar di kulkas dengan mata memejam.

"Hm. Ngantuk banget asli," keluhnya, baru selesai mengisi tumblr. Nalesha tak diliriknya sekali, matanya sudah tidak kuat. Setidak bisa itu Saheera begadang memang.

"Tunggu tunggu," cegah Nalesha sebelum Saheera hendak menaiki tangga. "Apa Lesh? Besok aja kalau mau diskusi lagi …"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com