webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

"Ayah Ada di Belakang Kalian"

Jerry mengetuk-ngetuk pintu kamar Nalesha seraya memangku Patricia si kucing abu-abu. Berkali-kali Jerry sudah mengetuknya, namun tak kunjung ada jawaban. Patricia sudah memberontak kabur, padahal tujuannya ke kamar Nalesha adalah mengambil kadang kucing. "Lesh! Lo di dalem gak sih?" kesal Jerry.

"Kenapa sih Jer? Nalesha gak ada?" tanya Iqbaal yang baru saja keluar kamar akibat terganggu keributan. Manty di kamar sebelahnya lagi juga ikut keluar.

"Iya, gak ada apa tidur dia?"

"Ah masa budeg banget kalau tidur dan gak denger gedoran Lo," bantah Manty, ikut mengintip dari gorden jendela kamar yang agak terbuka sangat sempit. Sekalian saja Ia menyorotkan flash kamera kearah dalam, "Kayaknya ..."

"Emang gak ada deh," simpulnya.

"Hmh, oke deh," ujar Jerry kecewa akhirnya, "Balik jam berapa ya dia? Ini udah jam delapan, Patricia biasanya harus udah tidur," ujarnya, mengelus-ngelus kepala kucingnya dan Nalesha itu.

"Lo mau nyari kandangnya?" tebak Iqbaal.