webnovel

33. Thank you for your service

Tangannya menggapai kekanan dan kekiri memastikan tubuh gadis itu terbaring di dekatnya, ia terbangun dan sadar secara total May tidak ada di dekatnya.

Ia turun dari kasur mencari kekamar mandi, dapur, balkon tidak ada dimana - mana. Ia berpikir jangan - jangan pergi menemui bajingan itu lagi!? Kemarahan itu menggelegak di dalam hatinya, Dia mengenakan baju seadanya lalu berjalan dengan buru - buru ke arah apartemen sebelahnya.

Tangannya menggedor pintu seperti ingin merubuhkannya. Pria itu membuka pintu sambil menguap ku dorong dia kesamping lalu di panggil nama May berulang - ulang. Pria itu duduk dengan pose malas dan berkata kenapa kau ganggu aku saat menikmati tidur siangku!?

Mana, dia??? teriak Ben!!?

Belinda sudah pulang, dia sudah pergi dari tadi malam brengsek makinya. Aku tertegun sejenak lalu sgera keluar dari kamar itu tanpa mengatakan apapun.

Roaman heran dengan tingkah pria itu lalu terkekeh, kalau ia tidak ingat May sudah ku rontokkan giginya desisnya.

Sesampainya Ben di kamar apartemennya, ia segera mandi mencari pakaian casualnya, ia akan menemui May lalu menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan sejak malam hingga pagi tadi adalah sebuah penyatuan rasa cinta bukan sekedar menghabiskan atau mengisi waktu luang mereka.

Sebenarnya jujur ia sangat berharap saat bangun May masih bergelung dalam pelukannya. Itu kerinduan terbesarnya tidak seperti saat ini Ben merasa ada yang kosong dalam dirinya. Ia sudah merindukan May dan tubuhnya sudah seperti terjangkit virus wanita itu.

Tiba - tiba notifikasi pesan masuk berbunyi di celulernya lalu ia membaca "Thank you for your service" itu saja singkat tapi membuat Ben murka damn it!!? ia memijat pelipisnya yang tiba - tiba berdenyut sakit kemudian ia meneriakkan "Let hell and the devil in it burn immediately",

May, apa maksud dari "Thank you for your service"?, apakah kau pikir aku bajingan laknat yang membutuhkan bayaran!? damn it,, aku harus menyelesaikan urusan dengan May, saat ini juga!!!

Sesaat setelah ia mengirim pesan tersebut, May merasa ada yang salah dari pesan yng dia kirim tetapi lebih memilih mengabaikan saja. Hari ini masih ada urusan lebih besar yang harus mereka selesaikan.

May menghubungi Roaman dan menyuruhnya datang ke kantor jika ia merasa tubuhnya sudah cukup pulih. Ia sangat membutuhkan kehadiran Roaman saat ini, urusan mengenai kepala dinas pendidikan Tn. Erllangga Sentosa harus segera di tuntaskan mengingat May berjanji kepada para orangtua korban jika mereka menceritakan dan memberi pernyataan yang ingin mengungkap kejahatan orang terhormat dalam urusan pendidikan itu,. Seandainya tidak ada panggilan mendesak untuk urusan ini sebenarnya ia lebih memilih di sebuah tempat.

Menjelang sholat ashar Cintya, Markus dan May sedang di ruang private CEO My Production melakukan koordinasi persiapan pengajuan kasus hukum Tn. Erlangga Santoso. Terdengar pintu ruangan May diketuk saat Maya mengangkat pandangannya memastikan siapa yang mengetuk pintu!!!

Terdengar suara yang tidak asing " Diana! saya langsung masuk saja"! belum selesai Diana menahan tamu tersebut. May sudah melihat Ben masuk ke dalam ruangannya seketika Markus dan Cintya membereskan segala berkas, dokumen. photo - photo dan surat pernyataan yang berserakan di meja.

Ben, apa - apaan ini?! kamu sadar gak sedang dimana? May mulai memicingkan mata berusaha mengintimasi pria yang ada dihadapannya. Ben yang ditegur terkesan tidak terganggu atapun terabaikan di hadapan anak buah May. Dengan ekapresi yang terkesan dibuat - buat sambil terbatuk - batuk ia berkata "sorry May saya salah" tapi ada hal penting yang harus kita bicarakan!

Masalah apa Ben sampai tidak sabar menunggu meeting ini selesai? apakah masalah antara hidup dan mati seseorang? mungkin itu masalah yang masuk kategori penting buat saya melampaui persoalan perusahaan, jika tidak maka segeralah tunggu di luar nanti saya akan memanggilmu kembali, seru May!

Nona May ada yang ingin bertemu Anda katanya penting? siapa namanya?

Tn. Roaman?! May yang memang sedang menunggu - nunggu kedatangan tamu istimewanya , segera memerintahkan supaya Roaman dibawa segera masuk. Ben yang tidak tahan di tolak oleh May berbicara ketus "apakah masalah antara hidup dan mati seseorang? jika tidak maka segeralah biarkan kami sama - sana menunggu di luar May!

May yang memang sedang lelah akhirnya bad mood lalu meringis lalu berkata "come on young man grow more mature".

Belum selesai perdebatan diantara mereka berdua dan disaksikan oleh Diana, Markus, Cintya dalam keheningan. Seseorang pria yang tampil dengan outfit branded dan tercium aroma musk saat ini masuk tanpa berkata apa - apa, ia berjalan dengan santai menuju ke tempat May berdiri lalu memeluk May dan mencium kening dan pipi May membuat tangan Ben terkepal dan siap untuk mematahkan leher Roaman. Roaman yang tidak mengerti apa yang terjadi dalam ruangan mengambil tempat duduk disebelah May sambil tetap menggenggam telapak tangannya sambil mengajak "come on sweet let's sit down"!

Ben yang tidak mau kalah segera menghempaskan tubuhnya di salah satu kursi sambil menerima tatapan tajam dari May. Markus dan Cintya saling bertukar pandangan bingung untuk menentukan sikap. Melihat keteguhan hati Ben memberikan perintah kepada Cintya, Markus sambil berkata Ro kamu juga ikut mereka berdua selesaikan tanggung jawabmu dengan baik.

Saya mau semua hal yang belum selesai kamu kerjakan selesai sebelum jam delapan malam!?

Sesaat sebelum Roaman keluar ruangan dengan senyum penuh kemenangan sambil berdiri ia mendekati May lalu memainkan jarinya mengelus pipinya hingga ke arah rahangnya lalu mendekatkan bibirnya ke telinga May sambil berbisik "sebelum jam delapan malam kalau sudah selesai kapan - kapan harus bermain ke apartemen saya yah!? walaupun gesturnya berbisik tetapi nada suaranya di sengaja dengan nada yang dapat di dengar oleh orang lain yang hadir di runagan tersebut ia sengaja agar Ben ikut mendengar.

Spontan May menjawab Ok, asal selesai sebelum jam delapan malam! Ben membuang tatapan wajahnya merasa jengkel dengan May yang tidak bisa menolak keinginan pria bajingan ini.

Kemudian dengan siulan dan seringai bahagia ia keluar dan bergabung dengan rekannya yang lain ke sebuah ruangan yang cukup nyaman bagi mereka bekerja dan menyelesaikannya dengan baik.

Next chapter