webnovel

18. Kamu?

"Jeremy, tolong segera siapkan segala keperluan kita untuk syuting iklan produk baru, kurang lebih tiga puluh menit saya dan Ms. Maya Belinda Sharon tiba di tempat syuting".

Setelah Ben dan May berganti pakaian dan touch up make. May terlihat lebih fresh, senyum di bibir Ben tidak pernah ketinggalan saat ia menatap wajah May.

Oh... God apa jadinya hidupku, kalau saya tidak bertemu wanita ini pikir Ben.

Love! kenapa senyum - senyum begitu?, Gak terjadi apa - apa May. Hmm ...Ben kamu itu seperti kucing Anggora, tersenyum lebar saat sudah dapat makanan.

May, apa kamu rela pria mu ini hanya bisa dielus - elus tetapi tidak bisa mengelus???

Tn. Ben Hanayah Bramantyo!!! intonasi suara May dinaikkan untuk menggertak Ben.

Ya, Nona Maya Belinda Sharon Bramantyo, goda Ben.

Membuat seluruh wajah May tersipu merah.

Love, kamu harus biasakan mendengar di belakang nama kamu menyandang nama, Bramantyo.

Wajah May pastinya semakin memerah seperti tersengat sinar matahari.

Love nanti kita lanjutkan rayuan gombalmu, karena kru syuting iklan sudah datang.

Ok, love... minta persetujuan Ben, agar saya bisa bergabung dengan kru syuting.

Done, bisiknya sambil mengelus telapak tangan saya.

Oke, guys lets go...

semoga iklan ini bisa selesai dalam waktu tiga hari. Are you ready guys,,,,

Yes We are ready sahut kru.

Jargon seperti itu biasa kami lakukan sebagai pemompa semangat team lapangan.

Aktornya, dimana pak Jerry tanyaku ke asisten Ben? sudah ada mbak di cafe kantor. Aktrisnya?

Hemmmm, tadi sudah menunggu satu jam tapi karena anda terlambat dia pergi, ntah kemana. Tolong pak Jerry segera hubungi supaya kita dapat melanjutkan ke tahap produksi iklan.

Jerry sibuk menghubungi telepon aktris yang sudah terikat kontrak dengan perusahaan,

Kenapa pada saat dibutuhkan begini aktrisnya malah seperti gak ada kabar berita.

Satu Jam berlalu sia - sia, sampai Ben turun dari kantornya menuju rumah produksi, heran melihat tidak ada kegiatan meliput, maupun syuting iklan. Tetapi karena Ben harus fokus rapat dengan klien dia meninggalkan perusahaan tanpa bertanya kepada siapapun.

Jerry setengah berteriak, Thanks God, Nona ada dimana? kami sudah menunggu selama satu jam!

Si aktris menjawab dengan sewot, apakah Penulis iklan sudah datang? bisa tidak perusahaan yang multinasional seperti ini mencari penulis iklan yang lebih profesional dan tidak menghambat lainnya dengan datang terlambat.

Sialannnnn...

Saya dengar suara aktris itu menghina saya karena terlambat dari speaker celulernya Jerry.

Shit,,, baru kali ini saya dipermalukan dihadapan team produksi,,, tapi mau bagaimana lagi semua itu salah saya batin May.

Si aktis yang datang memiliki body yang aduhai, tingginya membuat pria manapun pasti akan menarik saliva karena pesona yang ditawarkan oleh aktris ini, tetapi mata saya seolah - olah pernah bertemu dengannya.

Ah, sudahlah. Saya sadar kelemahan saya susah mengingat nama artis satu persatu tidak tertarik sama sekali.

Pada saat syuting betjalan...

Semua arahan yang saya dan sutradara mampu diselesaikan dengan baik oleh si aktris itu. Di tengah - tengah syuting kami yang mungkin tersisa 5 scene, tiba - tiba terjadi hal yang tak terduga. Ada percikan api yang muncul dari tumpukan kabel - kabel tersebut, mengakibatkan team produksi berhamburan ke sana dan kemari. Saat ini yang ada di otak saya adalah selamatkan properti syuting, karena jika properti itu terbakar maka dana tambahan bahan biaya produksi akan meningkat.

Tanpa dikomandoi oleh siapapun saya berlari ke dalam rumah produksi dan berusaha menyelamatkan properti syuting, sambil menahan asap yang tebal, banyak properti yang sudah selamat.

Berusaha ingin masuk sekali lagi menyelamatkan properti syuting, saya melihat ada tangan yang kuat menahan lengan saya bahkan menuntun saya ke Wastafel dan membersihkan bekas asap yang menempel di baju saya yang putih.

May, please... enough. Lebih baik biaya produksi bertambah daripada gw melihat my brother menggila karena kehilangan kamu.

Wilson menuntun May, duduk di ruang tunggu sementara anggota pemadam menyelesaikan tugas mereka, Nona Maya Belinda Sharon are you okay tanya sutradara, asisten Ben, dan saya melihat ada seorang wanita yang melihat saya dengan cemas. Will, tersenyum May this is my mom. Mom this is Maya! Hello tante, apa kabar?

Mungkin karena Mama Ben shock, dia hanya menatap dan mengelus telapak tangan saya. Hello darling, i'm glad to see you katanya. May pun tersenyum dan tiba - tiba May kehilangan kesadaran karena kebanyakan menghisap asap saat menyelamatkan properti syuting. Oh, sial... kenapa harus pingsan? pasti Ben akan mengamuk seperti banteng beranak? keluhku...

Shit... shit... shit... raung Ben Hanayah Bramantyo, mengapa kru sebanyak itu di rumah produksi tidak ada yang bisa menghentikan tindakan nekat Maya Belinda Sharon. Ben, seperti banteng yang bisa merobohkan satu batang pohon untuk melampiaskan kekesalannya,

lagi... lagi... lagi...

Ben harus duduk diam menyaksikan wanita yang dia cintai terbaring di RS, Fuck... fuck... fuck. Teriaknya...

Kak Ben cukuppppp amukan dan amarahmu tidak akan mengubah situasi, calm down please.

My Boy, stop it saya yakin Maya tidak rela kamu meraung - raung seperti banteng kesakitan seperti ini kata mamanya sambil mengelus rambut putranya. Ben, lebih baik kamu pulang dulu, ganti baju, mandi dan makan, setelah itu nanti kamu balik lagi kesini oke seru Diana.

Ben, membuang nafasnya dengan kasar. Merasa adik, mama dan sahabat May tidak memahami kesedihannya.

Tiba - tiba May meringis dan berbatuk, kemudian kelopak matanya terbuka dan pandangannya yang nanar menatap orang - orang yang dikasihinya satu persatu.

Saya melihat kegelisahanya karena saya tidak segera mendekatinya, melewati beberapa detik saya mampu menenteramkan diri baru maju dan menggapai telapak tangannya.

Ben, bisiknya... my loveeee... sambil mencebik dan meneteskan air mata.

Shuttt... shutttt, sweet heart, i'm here love... shutttt... suara Ben mampu meneduhkan jiwanya sampai May tertidur kembali. setelah May tertidur Ben langsung konsultasi dengan dokter. Dari informasi yang disampaikan dokter, May hanya sesak nafas karena kebanyakan menghirup asap. Tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Ben, langsung lega... setelah itu Ben pulang dengan maksud mandi, ganti baju, makan dan membawa pakaian serta alat mandinya kemudian akan menemani May selama di RS, keputusan Ben tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan Maya Belinda Sharon, maka Ben Hanayah Bramantyo menjadi pria yang keras kepala. Pease love cepat pulih, bisik Ben. Miss you my love, Your my mine, come back to me please.

Kalimat itu saja yang ada di benak Ben...

May... May... May... tanpa kamu aku hilang

May... May... May... tanpa kamu aku kosong

Kamu May

Ya, hanya... kamu...

Next chapter