webnovel

Arti Kedua Bunga Itu

Pagi berikutnya, Natalie tidur sampai dia terbangun secara alami.

Sisi lain dari tempat tidur yang besar itu terlihat kosong. Seprai itu masih memiliki bekas sosok Anthony yang tertidur. Dari bantalnya tercium samar aroma Cologne pria itu.

Semua ini membuktikan bahwa dia memiliki pertandingan yang sengit dengannya kemarin malam.

Dia memegang bantal bekas Anthony, wajahnya tersipu malu.

Kamar tidur itu besar dan nyaman, dengan kasur yang lembut, cahaya matahari datang melalui jendela.

Ada samar aroma bunga mawar di udara.

Hah? Mawar?

Dia duduk dengan bantal masih di tangannya dan memandang sekeliling.

Sesuai dugaannya, di meja di samping tempat tidur, sekelompok bunga mawar berwarna biru yang indah dimasukkan ke dalam vas berwarna putih. Hal tersebut menambahkan sentuhan romantis secara keseluruhan.

Tuk, tuk!

Ada ketukan di pintu, dan Natalie membuka pintu dengan malas, tanpa alas kaki.

"Selamat pagi, Edwin!" Dia menguap, mengusap matanya sambil berkata.

"Selamat pagi, Nona Natalie. Masih ada sebagian dari pakaian yang kemarin belum datang. Kapan Anda menginginkan barang-barang itu?"

"Terima kasih, Edwin. Kamu dapat membawanya kemari jika kamu memiliki waktu luang. Omong-omong, siapa yang mengirim bunga mawar biru itu ke kamar?"

"Saya tidak tahu, Anda mungkin harus bertanya pada tuan muda." Edwin sengaja mencari aman.

Sebenarnya, Natalie sudah bisa menebaknya, tapi dia tidak yakin. Bagaimana jika tiba-tiba itu adalah dekorasi kamar standar yang diatur oleh Edwin?

Namun, misteri itu terungkap ketika dirinya menatap mata Edwin.

Natalie mengangguk malu-malu. Tadi malam, dia terlalu banyak berpikir dan tidak melihat bunga itu.

Anthony telah memberinya mawar?

Setelah Edwin pergi, Natalie menutup pintu dan berjalan kembali ke vas bunga untuk melihatnya lebih dekat. Pada kenyataannya, itu hanyalah seikat rangkaian bunga.

Bunga mawarnya tidak banyak, hanya ada dua, tapi dekorasi dan pencocokan warna yang sangat pintar membuatnya terlihat romantis, elegan dan misterius.

Dia mengambil ponselnya dan mengetik di halaman pencarian. Dua mawar ini melambangkan dunia ini hanya milik mereka berdua selamanya!

Apakah itu benar-benar apa yang dia maksud?

Bukannya hubungan mereka hanya sebuah kontrak?

Natalie bingung untuk sementara waktu. Ah sudah lupakan saja, mungkin Anthony hanya ingin kamarnya memiliki sedikit warna.

Namun, dirinya benar-benar suka dengan mawar biru ini. Dia menurunkan kepalanya dan menghirup dalam-dalam. Harum!

Setelah waktu yang lama, dia enggan melepaskannya.

Duduk di sofa, dia mengambil ponselnya.

Ada lebih dari 30 panggilan tidak terjawab, semua dari Nia.

"Nia, kenapa kamu meneleponku begitu banyak? Ponselku dalam mode senyap sejak tadi malam jadi maafkan aku tidak mengangkatnya!"

"Cepat datang ke sekolahmu. Ini masalah besar!"

Meskipun Natalie tidak tahu apa yang terjadi, dia dapat menyadari nada tidak biasa dari Nia.

Dan kebetulan bahwa Natalie memang akan pergi ke sekolahnya hari ini.

Pada kenyataannya, tidak ada ujian dekat-dekat ini, tapi baru-baru ini banyak perusahaan-perusahaan yang mengadakan kegiatan rekrutmen di sekolahnya dari waktu ke waktu, terutama untuk menggali para fresh graduate.

Dia juga perlu rencana untuk masa depannya. Akan lebih baik jika dirinya dapat menemukan pekerjaan yang stabil dalam waktu dekat. Lagipula kontraknya dengan Anthony hanya bertahan 100 hari.

Setelah sarapan terburu-buru, ketika dia hendak keluar, Edwin dan beberapa pelayan membawakan sisa-sisa pakaian ke atas. "Omong-omong nona Natalie, tuan muda telah pergi ke Amerika hari ini."

"Baiklah!" Natalie menjawab terburu-buru dan berbalik untuk pergi.

Di gerbang selatan Maximillian, terdapat puluhan mahasiswa yang berkumpul di sana. Wajah mereka tidak ada yang ramah.

"Siswa yang mencoreng nama baik sekolah kita ini tidak pantas memakai seragam almamater kita!"

"Keluarkan Natalie dari sekolah!"

"Padahal pak Kevin itu seorang dekan, kenapa dia ..."

Mereka juga membawa banner. Banner tersebut berisikan kata-kata kebencian dan gambar Natalie yang sudah dicoret-coret.

Natalie yang tidak tahu apa-apa jelas terkejut.

Sebelum dia bisa melihat dengan jelas, seorang wanita sudah berteriak. "Lihat, orangnya sudah datang! Jangan biarkan dia kabur!"

Ketika Natalie melihat bahwa gadis yang berteriak itu Cindy, sesuatu sudah melayang ke arah wajahnya. Dia mengulurkan tangannya dan memblokir telur itu.

Di belakangnya, tiba-tiba ada suara yang berteriak ke arahnya. "Natalie, cepat ke sini!"

Natalie berbalik dan melihat Nia yang mengendarai sebuah truk pickup sedang berhenti di pinggir jalan, melambai padanya.

Natalie cepat-cepat masuk ke mobil.

Setelah mobil berjalan, sekumpulan mahasiswa itu terus mengejar mobilnya, melempar telur ke arah mobil, dan terus memaki.

Natalie tidak terguncang, tetapi dia akhirnya berbicara setelah waktu yang lama. "Nia, apa yang terjadi?"

Mobil terus melaju mengitari seluruh kompleks universitas. Sepanjang jalan, ada banner di mana-mana yang menuntut Natalie untuk dikeluarkan dari sekolah.

Mobilnya tidak berhenti sampai itu jauh dari kampus.

Nia mengambil telepon genggamnya, mengetik sebentar dan menyerahkannya pada Natalie. "Kamu bisa lihat sendiri!"

Natalie mengambil, dan segera menjadi marah. "ini jelas berita hoax!"

Ternyata apa yang Nia tunjukkan adalah halaman sosial media kampusnya.

Judul dari beberapa postingan yang sangat panas adalah "Video antara seorang dekan dan mahasiswa muda memasuki hotel.", "Demi nilai bagus, mahasiswa perdagangkan tubuhnya kepada gurunya!"

Setelah mengklik pada postingan ini, orang bisa melihat beberapa foto. Di antaranya, foto ketika Natalie pergi ke kantor Kevin. Namun, foto-foto itu sudah diedit.

Misalnya, foto-foto mesranya itu jelas merupakan rekayasa. Yang disebut video itu juga merupakan video buram dari sebuah situs web tidak jelas. Ada seorang pria dan seorang gadis muda di kantor melakukan beberapa hal-hal asusila. Wajah mereka terhalang oleh mosaik, sehingga orang tidak bisa dengan jelas melihat siapa kedua orang tersebut. Namun, setelah diedit dengan teliti, video dan foto tersebut menggiring opini para mahasiswa Maximillian yang membuat mereka mempercayainya. Oleh karena itu, mereka sangat marah terhadap Natalie.

Komentar-komentar mereka juga tidak kalah populer,

"Aku tidak menyangka bahwa ada sampah di sekolah kita. Natalie benar-benar biadab, apa bedanya dia dengan hewan?"

"Tidak heran dia juara satu di kompetisi sebelumnya, bukankah pak Kevin ini salah satu juri utama? Ternyata Natalie menggunakan tubuhnya demi mencari ketenaran!"

"Sekolah adalah tempat untuk mengajar dan mendidik orang. Bagaimana kita bisa membiarkan kedua orang kotor itu tetap berkeliaran di sekolah kita? Tendang mereka keluar!"

Ini hanya beberapa contoh komentar, masih banyak lagi penghinaan yang ditujukan kepada Natalie.

Setelah Natalie selesai membacanya, dia begitu marah dan ingin menghancurkan ponselnya.

"Tenanglah, kamu jangan sampai terpancing. Ingatlah baik-baik. Apa kamu merasa ada sesuatu yang aneh baru-baru ini?" Nia mengingatkan dari samping.

Natalie berusaha menenangkan diri dan berpikir tentang hal itu dengan serius. Memang, ketika dia pergi ke kantor Kevin beberapa waktu yang lalu, tampaknya dia merasa seseorang sedang mengikutinya.

"Aku ingat, tapi aku tidak melihat siapa yang mengikutiku itu. Pada saat itu, aku juga tiba-tiba bertemu dengan Cindy..."