webnovel

Bab.XII.Kebuntuan Lilith Dan Sabotage

Hari ke-30 Bulan VIII Tahun 1207

Dalam markas besar yang berkedudukan di Helen terdapat setidaknya 8 Jenderal, 100 Perwira tinggi, 120 perwira menengah dan 38 staf khusus.

Markas besar adalah kompleks bangunan yang terdiri dari benteng dan kastil berjumlah lima dan masing-masing kastil menghadap ke pintu masuk gerbang kota Helen. Setidaknya saat ini aku dan beberapa perwira menengah dengan jabatan Kapten, Mayor dan Kolonel berada di bangunan yang tak jauh dari pusat kota. Bangunan itu sedikit menjorok ke dinding benteng Kota Helen.

Sebulan lebih aku bertugas di markas besar dalam Divisi Kelas Strategi Militer. Pada dasarnya divisi ini memiliki tugas dalam mengembangkan dan mendapat informasi tentang jalannya perang. Divisi ini berada langsung dibawah komando Letnan Kolonel Bernand Alfonzo. Terdapat lebih dari 30 perwira menengah dan perwira rendah di sini. Aku menangani bagian pengembangan informasi dari petugas di lapangan. Tugas ini lebih mirip seperti pengirim surat dalam kemiliteran.

Dalam militer di Kerajaan Campestris tidak dikenal semacam intelijen. Mereka hanya mengembangkan sistem pengamatan dari dokumen dan informasi dari petugas lapangan. Jadi, ini sedikit membuat status pertempuran agak sulit diprediksi.

Misalnya, suatu kasus dalam laporan agen lapangan mereka menyebut bahwa benteng musuh terdiri dari 10.000 tentara. Ketika jumlah itu tak sesuai atau berlebih khususnya, dapat dengan pasti dikatakan , pasukan akan mengalami kerugian. Jadi, selama beberapa bulan ini aku menyiapkan semacam rekomendasi untuk membentuk divisi pasukan rahasia.

Jika berbicara mengenai pasukan rahasia, bisa kukatakan juga terdapat semacam Ordo Ksatria yang bisa dikatakan elit dalam kerajaan Campestris. Setidaknya ada 20 ordo yang mana 6 ordo telah membelot dan menjadi pemberontak. Sedangkan, sebagai pasukan nasional terdapat 13 Legiun yang dibawahi oleh setingkat Mayor General dan Letnan General. Sedangkan, komando penuh Garda Nasional ada ditangan General sebagai panglima dibawah Raja. Hanya, 4 Legiun sudah menjadi pemberontak mendukung Pangeran Scrall. Jadi hanya tersisa 8 Legiun, belum termasuk Legiun II yang disapu habis di Padang Hijau.

Aku juga sempat berpikir untuk menggunakan beberapa informasi dalam Garda Nasional tentang pencarian sebuah sihir yang dapat mengembalikanku ke tempat asalku. Tetapi, berapa kalipun aku berusaha keras, aku tidak dapat menemukan sihir yang kumaksud.

Pada dasarnya para Mage Kerajaan memiliki tiga jenis sihir.

Pertama ,Mage Alam seperti tipe tamer atau penjinak. Yang terakhir kali merepotkanku di Mugell Valley.

Kedua, Mage Api. Penyihir ini memiliki kemampuan mengendalikan segala macam sihir yang berhubungan dengan api. Mungkin ini sebabnya ketika aku menggunakan senjata apiku saat penyerangan beberapa bulan lalu mereka mengkategorikan aku sebagai mage api.

Terakhir, adalah Penyembuh atau Healer . Salah satu contohnya adalah Mirana. Jika dipikir mengenai wanita itu, ini sudah hampir setengah tahun sejak aku bertemu dengannya. Kupikir tak ada salahnya mengunjungi orang itu mumpung aku sedang berada di Ibukota

Meskipun pencarianku benar-benar buntu. Aku tidak akan menyerah. Jika ada sihir atau mekanisme yang membuamu dikirim kemari, maka ada suatu sihir atau mekanisme dimana kau dapat dipulangkan.

Itu sangat masuk akal . Bagaimanapun jika terdapat pintu masuk juga terdapat pintu keluar, bukan ?

Kupikir aku terlalu naïf berpikir demikian.

***

Wilayah Count Willhem , Markas Besar Pemberontak

Pria yang tengah duduk di beranda lantai atas kastil yang berada di sebuah bukit tinggi tampak masih tenang, sambil menikmati jamuan di mejanya. Jamuan itu terlihat cukup mewah bagaimanapun kau melihatnya.

Ada bermacam-macam buah dari anggur, apel, chery , pisang dan berbagai jenis lainnya yang musim gugur saat ini sulit didapati.

Sementara pria berpakaian mahal dan terlihat seperti sosialita pada masa kekaisaran Rumanov itu , agaknya memiliki pengaruh yang cukup besar di wilayah perbukitan luas itu . Pria itu dengan rambut pirang yang cukup panjang seperti kebanyakan kaum terhormat lain di Kerajaan Campestris. Matanya yang biru itu terlihat cukup tajam. Namun, entah bagaimana juga menggambarkan sebuah keagungan.

Badannya mungkin cukup ideal bagi seorang pria pada umumnya. Hanya saja, tidak terlihat otot-otot pada tubuhnya. Ia hanya mendesah sesekali-kali begitu beberapa bawahannya melapor sesuatu yang tak ingin ia dengar sekarang. Pria itu adalah Pangeran Scrall Constantin. Pusat dari pemberontakan Kerajaan Campestris saat ini.

"Kupikir untuk kehilangan Lord Mugell disaat ini, adalah pukulan yang cukup mengganggu… Bukankah begitu, Louise?" Pria itu mengeluh sambil memandang jauh pada barisan bukit di depannya.

Sementara seorang pria dengan tubuh jangkung dan berpakaian serba hitam seperti seorang pendeta kuil pada umumnya hanya melempar senyum tipis dari balik bibirnya yang terlihat lebar.

"Itu memang sangat disayangkan. Bahwa sayap barat kita sudah dibersihkan oleh Adik Pangeran.."sahutnya.

Entah dalam suasana hati yang buruk atau hal lain Scrall melempar tatapan jijik pada pria di sampingnya itu.

"Jangan sebut si jalang itu adikku. Seharusnya akulah yang berdiri di Puncak tahta!" Matanya masih tajam dan mengancam.

Pria bernama Louise hanya menunduk, menyadari kesalahan ucapannya.

"Lalu apa rencana selanjutnya, Louise?" Scrall kembali tenang.

"Baiklah, Tuanku. Kupikir kita akan menjalankan Bidak selanjutnya…" sahut Louise dengan senyum licik.

"Hoo… sebuah bidak…?"Pria itu tersenyum.

Louise mengangguk.

"Aku menunggu hasil pekerjaanmu , wahai Black Mage ku!" Ujar Scrall sambil masih terus menikmati santapannya.

***

Hari Ke 10 Bulan IX tahun 1207

Lilith Constantin Raja yang berkuasa saat ini, tak habis pikir jika Jenderal kepercayaannya akan membawa kabar buruk setelah euphoria kemenangan pasukan mereka di Mugell Valley.

Dia duduk resah di meja kerjanya. Sambil mendengar laporan dari perkamen yang dibacakan oleh Conrad yang berdiri di hadapannya.

"Kutukan katamu..?" Lilith masih belum percaya perkataan dari Conrad.

"Ya. Yang Mulia. Setidaknya 2000 prajurit yang terkena semacam kutukan terbakar. Lebih dari separuhnya meninggal di benteng Rock Yard. Kutukan itu bukan hanya menyerang pasukan saja . Penduduk lokal disekitar Rock Yard juga terkena. Bukan hanya itu, ternak dan hewan peliharaan lain juga terkena dampak…" Kata Conrad sambil menyeka keringat yang mengalir deras dikeningnya.

Ini buruk,pikir Lilith.

Jika terus terjadi hal semacam ini. Sudah dapat dipastikan dia akan kehilangan pendukung di wilayah Rock Yard. Wanita itu berpikir harus segera menanggulanginya. Namun, ia tak menemukan sesuatu dalam pikirannya. Lalu, dengan sedikit penasaran menatap mata Conrad yang tampaknya memiliki sebuah solusi.

"Jadi apakah kau memiliki semacam rencana , Conrad??" Lilith menatap dalam penuh harapan bahwa pria tua ini dapat mengatasinya.

"Soal itu saya telah berbicara dengan bawahan saya. Saya pikir salah satunya adalah cukup logis dilakukan."

Lilith terdiam untuk sejenak.

"Lalu…?" sahut Lilith memecah kesunyian di ruangan itu.

"Tolong persilahkan saya memanggil bawahan saya,Yang Mulia." pinta Conrad.

Lilith mengangguk pelan.

"Silahkan masuk ke dalam ruangan Kapten Peter!"

Seorang Pria yang tak asing bagi mata Lilith dengan pakaian army coat melangkah ringan lalu memberikan sebuah salam hormat dikepalanya.

"Kapten Peter Divisi Strategi Siap bertugas, Yang Mulia!" ujarnya tegas.

***

Sudut Pandang Peter.

Aku sekarang berdiri di hadapan Yang tertinggi di Kerajaan Campestris. Dia adalah Lilith Constantin. Raja yang berkuasa saat ini.

Entah mengapa aku sangat gugup dan bercampur kesal pada gadis ini. Aku gugup karena orang ini mampu memenggal kepalaku hanya dengan satu kesalahan. Yang lain aku sedikit marah dan kesal bahwa gadis inilah yang mengirim ku ke medan perang begitu aku sadar setelah terbuang ke dunia lain atau lebih tepatnya dunia paralel yang berbeda.

Meskipun aku berdiri tegak dan mantap, suatu alasan membuat nyaliku menciut. Ini sama seperti aku pertama kali memberikan laporan langsung pada fuhrer di markas rahasia. Namun, di hadapanku saat ini adalah gadis yang ku pikir berusia tujuh belas-an tahun yang sebenarnya adalah iblis.

"Jadi…?" Lilith Constantin menatapku penuh rasa ingin tahu,

"Orang ini adalah pahlawan dalam Perang Mugell Valley." Kata Conrad sambil menepuk bahuku, ini terlihat aku seperti mendapat rekomendasi yang tak kuharapkan.

Mendengar itu hanya Lilith memicingkan mata.

"Hoh..?"

Aku hanya berdiri tegak dengan postur mantap meski kakiku mulai getir.

"Orang ini memiliki semacam ide untuk mengatasi permasalahan di Rock Yard, Yang Mulia." kata Conrad penuh kebanggaan.

"Benarkah begitu..?" Lilith masih tak percaya.

"Bukankah saya sudah katakan ,Yang Mulia. Bahwa satu prajurit seperti pria ini akan sangat dibutuhkan." Kata Conrad penuh kebanggaan.

Lilith tidak mempedulikan Conrad, dia langsung menatap kertas yang ku tahu adalah laporan dan rekomendasi yang ku susun sebagai bahan untuk pembentukan unit rahasia. Ia beberapa kali membolak-balik kertas tersebut. Kertas itu lebih tebal dari kertas tempat asal ku. Meskipun, aku menyebutnya kertas, itu lebih mirip seperti gulungan dari kulit binatang yang dibersihkan dan diawetkan.

Dia sedikit tersenyum, kemudian beralih memandang ku.

"Ini terlihat seperti hal yang menjanjikan. Apakah kau yakin dengan hal ini, Kapten?" Lilith mencobai ku dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak boleh kujawab tidak.

Dasar Anda wanita iblis.

Jika aku menjawab dengan kata tidak yakin,maka dia akan mencabut kepalaku sama seperti yang pernah ia coba lakukan pada Conrad disaat pertemuan pertama kami.

Image wanita ini benar-benar belum hilang sebagai karakter yang galak dan tanpa pandang bulu di kepalaku. Jadi, aku mengangguk. Meskipun, aku pada akhirnya menelan ludah.

"Kau menyebutnya sebagai.. In...telligence di sini." Lilith kelihatan seperti agak kesulitan menyebutnya. Aku rasa itu wajar tentang pemahaman kata ini agak sedikit sulit bagi orang-orang di dunia ini.

"Ya ,Madam."

Lilith diam kemudian mencengkram dahinya sambil menatap ragu.

"Kau perlu mengubah nama yang sedikit bisa ku mengerti dan katakan ,Kapten!"kata Lilith.

Kupikir dia akan menolak rencanaku, lalu menghukum ku. Namun, ternyata tidak.

"Nama yang layak…" lanjut Lilith.

Kemudian dia berpikir sejenak.

"Bagimana jika namanya adalah [Pasukan Yang Dikirim Untuk Sabotase]?" sarannya.

Aku dan Conrad hanya berekspresi ragu, sambil tersenyum kecut.

Oi.oi,Kau tidak bisa menamai sebuah pasukan dengan nama sepanjang itu.

"Tidak…bagaimana dengan [Pasukan Yang Diutus Untuk Sabotase]?"

Bukankah itu sama saja. Kau hanya mengubah kata dikirim menjadi diutus.

Nampaknya Conrad yang juga sedikit keberatan dengan penamaan dari Raja, mulai angkat bicara.

"Yang Mulia, bukankah itu sedikit kurang sesuai?" Kata Conrad sambil menelan ludah. Ku pikir dia takut ucapannya menjadi sama seperti yang pernah dialaminya. Lilith mengangguk pelan. Gadis ini seperti menyetujuinya.

Kepalamu aman kali ini Conrad.

"Itu memang kurang keren, jika ku pikir ... "gumam Lilith.

Aku hampir terjatuh mendengar gumamannya.

Apakah gadis ini kehilangan pikirannya? Bagaimanapun kau mendengarnya, itu terlalu panjang untuk sebuah nama pasukan? Atau aku yang salah di sini?

"Baiklah. Pasukan ini akan ku namai Sabotage!" ucapnya mantap.

Ya Tuhan. Bagaimana bisa kau mempersingkat nama yang panjang menjadi satu kata?

Namun, aku tidak berani membantahnya. Aku lebih memilih nama jelek seperti Sabotage, daripada harus kehilangan kepala dari leher ku. Jadi, aku mengangguk.

***

Sabotage: Sabotase

Next chapter