Bunga untuk Mama

Satu bulan berlalu. Raga sudah bisa terbiasa dengan kehidupan barunya menjadi seorang ayah tunggal, yah meski tak banyak orang mengetahuinya.

Masalah pekerjaannya, Raga masih belum menjadi apa-apa. Malahan dia berstatus pegawai magang sampai tiga bulan, barulah setelah itu dia akan naik jabatan lebih tinggi dan menjadi karyawan tetap.

Hal itu sudah diputuskan agar tidak menimbulkan pro dan kontra di perusahaan.

"Ga, buatin kopi ya," suruh managernya ketika dia baru saja selesai menyerahkan hasil fotocopy-an yang diminta seniornya.

Tanpa mengeluh dia langsung membuatkan kopi untuk Ilham, manager di bagiannya.

"Anak baru jadi harus digojlog dulu," ucap Ilham dengan bangga. Sementara karyawan lain hanya diam, tidak mendukung atau pun menyangkalnya.

"Psst!" Prita menyenggol lengan Adit yang tadi menyuruh Raga membuat salinan laporannya.

"Apaan? Gue lagi sibuk nih." Radit menanggapi tanpa menatap ke arah Prita yang duduk di sampingnya.