webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Teen
Not enough ratings
44 Chs

Berita Duka

Satria menatap sendu gadis pujaan yang kini tengah menutup matanya, wajah pucat dengan bibir kering yang sangat membuatnya tak tega.

Tangannya terangkat untuk mengelus surai indah milik Athena. Perlahan Satria mendekati Athena , semakin dekat hingga.

Tukkkk

Kedua dahi itu bertemu, sama seperti perjanjian mereka kala kecil dulu sebelum Athena meninggalkan Indonesia.

Air mata pun turun tepat pada mata Athena yang kini tertutup rapat. Akhirnya Satria pun mulai menjauhkan dahinya. Tatapannya tak pernah terlepas dari Athena.

Suara pintu ruangan terbuka dan  seseorang itu masuk dengan perlahan .

"Sayang" Tangan halus itu mengusap bahu lebar milik Satria membuat sang empunya mendongak.

"Mom... , Rye"

"Mom yang akan tangani Rye, kamu harus bersabar ya"

Satria hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

"Okey, sekarang lihat mommy" Faysa menangkup kedua pipi Satria . Kedua pasang mata biru itu saling menatap dalam.

"Kamu harus percaya sama mom, mommy gak akan kecewain kamu juga yang lainnya."

"Jadi, besok kamu harus kembali sekolah , makan teratur, tidur teratur , istirahat. Jangan sampai kamu nanti ikut sakit, kalau sakit, kamu gak akan bisa jagain Rye. Okey?"

Tak ada jawaban dari Satria.

"Satria, kamu harus bisa"

"Iya mom"

"Nah... gitu dong. Sekarang kamu pulang ya, istirahat. Besok kamu harus sekolah"

"Tapi..."

"Ada mommy, kamu tenang aja sayang"

"Huffttt.. okey" akhirnya Satria pun pasrah menerima perintah Faysa. Ia menatap kembali Athena, tangannya mengusap pelan rambut Athena kemudian mengecup dahinya dengan sangat lama membuat Faysa gemas.

"Satria pulang ya mom"

"Iya, hati-hati ya sayang"

"Iya, bye mom"

Setelah kepergian Satria, Faysa pun dengan segera mengecek keadaan Athena.

.

.

.

Keesokan harinya, Satria benar - benar kembali sekolah. Ia kini tengah siap dengan pakaiannya. Bisa di bilang jauh dari kata rapi.

Rambut yang acak - acakan , mata kosong serta auranya yang menakutkan.

"Boy, sarapan dulu" ucap Ken yang kini tengah berada di meja makan sendiri karena Faysa masih bertugas di rumah sakit.

Tanpa kata, Satria pun duduk seraya mengambil dua helai roti dengan  keju sebagai topping nya.

Ken menatap sendu putra semata wayangnya itu. Ia yakin bahwa putranya sangat tersakiti akan kondisi Athena saat ini.

"Dad, Satria berangkat dulu"

"Okey, hati-hati , jangan ngebut ya"

"Iya"

Akhirnya Satria pun meninggalkan mansionnya menggunakan motor sport hitam milik Faysa.

.

.

Bruummmm ... brummmm

Deru knalpot dengan ban yang berdecit begitu memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

"Eh.. Satria tuh"

"Ganteng banget sihhh..."

"Kakak kelas idola gueeee...."

"Kak jomblo gak?"

"Mata birunya ituloh , dalem bangetttt"

Ucapan - ucapan yang hanya akan jadi angin lewat baginya. Namun, perbincangan dua siswi dihadapannya saat ini membuat ia menajamkan pendengarannya.

"Eh...eh , tau gak?? Lo tau Nabila kan?" Ucap siswi dengan rambut berponi tail. Siswi di sebelahnya pun langsung menjawab dengan kerutan di dahi.

"Nabila yang mana??"

"Itu loh , yang cantik itu , primadona kelas 3"

"Oh itu, gue tau, emang ada berita apaan?"

"Katanya, dia bunuh diri?"

Deg!!

"Hah??, serius?? Boong ah ..." ucapnya dengan nada yang begitu keras.

"Sssttttt... ck , buat apa gue boong masalah ginian"

Tanpa mendengarkan kelanjutannya, Satria bergegas menuju rooftop seraya mengeluarkan ponselnya.

Duk

Duk

Duk

Suara langkah kaki yang begitu keras membuat para siswa siswi lainnya menatap Satria dengan pandangan yang tak bisa diartikan, seolah bertanya , ada apa dengannya?.

"Dimana lo?" Ucap Satria tanpa memelankan langkah kakinya.

"Kelas, lo udah tau gosip itu?"

"Hm, ketemu di rooftop, ajak Arthur"

"Oke"

.

.

.

"Sebenarnya ada apa? Lo udah cari tau faktanya?" Ucap Sakha pada Satria sembari melangkah mendekatinya.

"Nih"

Satria yang memang telah sampai sedari tadi langsung mengeluarkan kemampuannya untuk hacking.

Arthur dan juga Sakha langsung membaca info yang didapatkan oleh Satria.

Dan , itu semua adalah benar. Bahkan Kean dan juga Daisy terluka parah.

Tapi disini tertera bahwa Nabila dan juga Kean terselamatkan, namun kini dalam keadaan koma.

Sedangkan Daisy , ia dinyatakan meninggal dunia akibat tikaman pisau yang tepat pada jantungnya.

"Kita harus apa?" Tanya Arthur yang kini menatap sendu foto Daisy yang tengah bersimbah darah.

Sakha dan juga Satria saling tatap seolah memiliki pikiran yang sama.

Sakha mendekat ke arah Arthur kemudian merangkulnya seolah memberi kekuatan.

"Jangan sedih, ingat... lo masih punya kita, keluarga lo..."

Arthur mengangguk seraya mengusap air mata yang hampir turun membasahi pipinya.

"Pulang sekolah ,  kita ke rumah duka" ajak Satria membuat Sakha dan juga Arthur menatap dengan tatapan tak percaya .

"Bukannya dia benci Daisy?"

"Bukannya dia dendam sama orang itu?"

Satria yang tahu akan kebingungan kedua sahabatnya langsung menjawab.

"Gue tau, meskipun dia jahat sama lo , Rye dan keluarga lainnya. Dia tetap berjasa karena udah ngurus lo , bener kan?"

Arthur mengangguk dengan senyum di wajahnya.

"Thanks"

Tak lama kemudian ,  suara bel pun berbunyi tanda waktu pelajaran akan dimulai. Akhirnya mereka meninggalkan rooftop dan pergi ke kelas mereka.

.

.

〰〰〰〰〰