webnovel

Pertama Kali Tabrakan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Dia datang dari malam dingin dan gelap. Seluruh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat menyedihkan. Saat bertabrakan dengan gadis itu, kelembutan adalah sifat alaminya yang seakan telah terukir hingga tulang belulangnya.

Lalu, dia akan mengambil pesona lembut wanita itu dan muncul dari fajar yang merekah.

  ——

Sinar matahari yang lembut menembus lautan awan, menyeruak melalui celah-celah di tirai, dan akhirnya berakhir di tempat tidur berwarna putih di tengah ruangan.

Sosok tubuh yang ramping itu menggeliat, mungkin karena terkena cahaya matahari yang menyilaukan.

Dia menggosok-gosokkan selimut yang membungkus tubuhnya sejenak. Tangannya yang ramping dan putih mengangkat sudut selimut dan dia perlahan duduk.

Selimut itu jatuh tergelincir ke pinggangnya.

Rambut hitamnya terlihat berantakan, menutupi wajah dan kulitnya yang halus.

Gadis itu mengangkat kepalanya. Rambut hitamnya yang panjang meluncur jatuh ke bahunya. Kepalanya terasa pusing dan pandangannya berkabut. Dia menggerak-gerakkan alisnya dengan malas dan matanya yang setajam rubah terlihat malas.

Saat dia mengangkat selimutnya dengan kuat, dia merasakan lengannya begitu sakit.

Song Yi mendesis. Dia mengerutkan keningnya dan menatap lengannya.

Di tangannya terdapat goresan yang berukuran sedang. Darah yang sudah mengering masih menempel di lengannya, meninggalkan jejak yang berkelok-kelok dan membuat buruk lengannya yang halus. Bekas goresan itu terlihat sangat mendadak.

Kedua alisnya berkerut. Hatinya mulai terasa sedih.

Sejak kapan aku terluka?

Setelah mendiskusikan kerja sama kemarin, dia langsung pergi dan merayakan ulang tahun kakaknya. Dia memperkirakan dia terluka di pesta ulang tahun itu.

Dia berpikir sejenak, lalu melihat ke arah bawah dan mengambil ponselnya, kemudian mengirimkan pesan teks kepada asistennya, Li Wen. Siapa yang membawaku pulang kemarin?

Li Wen: Aku.

Song Yi: Mengapa tanganku bisa terluka?

Saat Song Yi baru saja mengirimkan pesan itu, Li Wen meneleponnya di detik berikutnya. Baru saja Song Yi menerima panggilan telepon itu, dia mendengar suara Li Wen yang gugup, "Kau terluka? Bagaimana mungkin? Aku akan segera memanggil dokter pribadi!"

".…"

Song Yi tak bisa bicara apa-apa.

Dialah yang seharusnya menemui dokter pribadi.

Kurasa otakku bermasalah. Kalau tidak segera diobati, aku bisa gila.

Song Yi berkata dengan bibir gemetar, "Tak perlu, tunggu sampai aku tiba di kantor, baru kita bicara lagi."

  ...

Setengah jam kemudian.

Setelah selesai mandi, Song Yi mengganti pakaiannya dengan suspender. Panjang roknya hanya sampai sebatas lutut, memperlihatkan kakinya yang ramping.

Bentuk pinggangnya yang ramping menunjukkan sosoknya yang putih, cantik, dan menawan. Ekspresi wajahnya sangat cerah dan cantik. Bentuk wajahnya yang bulat seperti telur terlihat halus dan fleksibel. Seluruh tubuhnya memancarkan aura feminim.

Song Yi menyinggungkan senyum saat berdiri di hadapan cermin, menampilkan wajahnya yang lembut dan cerah, serta kelembutan dan pesona seorang wanita. Yang tidak kalah mencolok adalah sepasang mata rubah yang terlihat gembira dan agresif, terlihat begitu memukau. 

Song Yi mengenakan sepatu hak tinggi. Tangannya menggenggam kunci mobil dan dia turun dari tangga.

Langkah kakinya begitu ringan, tubuhnya meliuk dengan indahnya saat ia berjalan, menunjukkan aura cantiknya yang menawan.

Song Yi berjalan keluar. Sinar matahari saat musim panas tampaknya tidak membuatnya silau.

Song Yi masuk ke dalam sebuah mobil mewah berwarna merah. Dia mengganti sepatunya dengan sepatu datar di dalam mobil. Saat dia mengenakan kaca mata hitam, aura dingin dan elegan menyebar dari dalam ke luar.

Di bawah teriknya sinar matahari, mobil mewah itu melesat di jalanan bagaikan anak panah yang meluncur dari busurnya.

Suara musik di dalam mobil perlahan-lahan menghilang. Namun, wanita itu terus mengemudi. Tatapan matanya begitu fokus ke depan.

"Kami mencoba menabrak dunia ini dengan seluruh kekuatan kami. Itulah rupanya yang awal … "

"Masih ingatkah … Brak!"

Tiba-tiba terdengar suara keras yang memekakkan telinga. Suara musik mendadak berhenti.

Song Yi mencondongkan seluruh tubuhnya ke depan. Anting-antingnya yang panjang terlempar di wajahnya. Song Yi yang awalnya berparas cantik dan lembut, kini wajahnya dipenuhi dengan tanda berwarna merah dalam sekejap.

Rasa sakit yang dialaminya menyebabkan tulang rahangnya retak saat Song Yi menyentuh wajahnya.

Jika bukan karena dia mengenakan sabuk pengaman, seluruh tubuhnya pasti sudah menabrak kaca depan mobil ….

Dari sebelah kanan, Song Yi melihat lampu mobil belakangnya tidak menyala lagi. Ujung lidahnya menyentuh wajahnya dan wajahnya menunjukkan rasa tidak senang.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.

Next chapter