Mill!..
Mill!...
Mill!!...
Suara samar-samar yang mulai terdengar jelas.
"Mill!!...Bangun! Kita Hampir Terlambat." Ucap seseorang.
"Astaga!!...Bangunkan lebih awal. Ayo kita bergegas" Sahut Mill
"Iya.." Balas seseorang.
Mill Langsung bergegas terburu-buru menuju ke akademi dihari pertamanya untuk menjadi pasukan cadangan. Dengan amat cepat berlarian menuju akademi lewat pasar untuk mengambil jalan pintas. Jalanan yang basah setelah hujan buat tanah menjadi berlumpur dan hampir membuat Mill terjatuh.
Seketika dibelokan terakhir di pasar, keluar sosok wanita paras indah dengan rambut pirang terurai panjang kebelakang mirip dengan warna kulit tubuhnya berwarna kuning langsak tertabrak oleh Mill yang sedang terburu-buru. Mereka berdua terjatuh ke kolam kecil disebrang mereka bertemu.
"Aww...!!..Sakit!!" teriak gadis kesakitan terjatuh kedalam kolam.
"Duh..Duh..Duh..Ahh!!" riuh Mill kesakitan sambil berdiri.
"Hati-Hati sedikit dong!!" marah gadis tersebut.
"Maaf aku sedang buru-buru." Teriak Mill sambil berlari kembali mengejar waktu.
Mill berlari menuju akademi itu dengan memanjat pintu tersebut. memanjat perlahan dan turun disambut dengan guru tutornya.
"Aku harap kau tak lagi terlambat seperti ini." Ucap Guru itu.
"Maaf aku sudah bergegas kemari tapi musibah terjadi seperti keajaiban." Sahut Mill.
"Hmm..sepertinya aku harus percaya setelah melihatmu basah kuyup seperti ini." Balas Guru itu.
"Ganti bajumu dan masuk kelasku segera. sebentar lagi akan tiba waktu belajar." Perintah Guru itu.
"Baik, pak!" Balas Mill dengan tegas.
Mill langsung menuju ruang ganti dan memakai seragam latihan tempur. Sebagai anak tahun pertama, Mill merasa senang sekali bisa masuk ke dalam akademi favorit dikota itu.
Setelah selesai, Mill langsung ke lapang dan mengambil posisi bersiap. Tak lama itu, Guru tutor datang dengan membawa kotak. Semua murid penasaran dengan isi kotak tersebut.
"Silakan ambil senjata yang akan kita gunakan nanti." Ucap guru itu.
Semua murid berdesak-desakan mengambil peralatan yang ada didalam itu. kebanyakan mendapatkan pedang dan panah, sebagian tombak. Mill mendekati kotak itu dan hanya mendapatkan pedang dengan bentuk sedikit ramping dengan bentuk gagang aneh.
Mereka langsung terlihat aneh dan mentertawakan senjata miliknya dan Mill hanya diam saja. Dengan ekspresi datar kembali ke posisinya.
Mereka latihan bela diri dan berkuda seharian hingga waktunya mereka pulang. Mill langsung menuju taman sekolah untuk menenangkan diri. Mill bersandar di pohon sambil bergumam.
"Kenapa??...Apa yang terjadi?" Gumam Mill.
Terlihat seorang gadis datang dari pintu atap sekolah sendirian.
"Maaf, apakah aku mengganggu waktumu?" Tanya gadis itu.
"Tidak." Jawab Mill.
"Boleh aku duduk disebelahmu?" Tanya gadis itu lagi.
"Boleh saja asal kau tak malu." Jawab Mill.
"Malu? tenang saja aku tidak akan mentertawakanmu." Balas gadis itu.
"Syukurlah kalo begitu." Ucap Mill dengan sedikit datar.
"Jadi, apa kau sudah merasa baikan?" Tanya gadis itu.
"Cukup baikan dibanding waktu latihan." Jawab Mill.
"Syukurlah.." Balas gadis itu.
"Oh iya...Siapa namamu?" Tanya Mill.
"Umm...Oh iya lupa!!...Aku Aela." Jawab Aela.
"Aela...Nama yang bagus." Balas gadis itu.
"Jadi, apa yang membawamu kemari?" Tanya Mill.
"Tidak ada, aku hanya ingin sedikit bersantai dari penat latihan." Jawab Aela.
"Haha..oke, oke..silakan saja." Balas Mill.
Mereka berdua bersantai dari siang hingga sore menjelang terbenam tiba. mereka bersantai sambil bercerita hingga keduanya tertidur.
"Aela..Menurutku.." Ucap Mill terhenti ketika melihat Aela tertidur dipundaknya.
"Hmm...seperti mimpi yah? haha.." Ucap Mill sambil melihat matahari terbenam.
Sore pun menghilang berganti menjadi gelap menyelimuti langit dengan bulan yang ditemani dengan bintang-bintang disekitarnya. Mill langsung membangunkan Aela yang sedang tertidur.
"Aela..Bangunlah." Ucap Mill.
"Hmm..? Iya. Sampai cerita tadi." Sahut Aela.
"Sampai malam tiba." Balas Mill.
"Astaga?!!..Malam!!..Aku harus segera pulang, Mill." Teriak panik Aela.
"Haduh, Ayo pulang." Sahut Mill sambil menenangkan Aela.
Mill langsung mengendong Aela pulang ke rumah Aela. berjalan melewati pasar dan berhenti disuatu tempat.
"Disini saja." Ucap Aela.
"Yakin? Ini malam hari." Balas Mill.
"Tak apa, sampai nanti." Ucap Aela sambil pergi menuju tempat gang agak gelap.
Mill penasaran dan mengikutinya dari belakang. Aela lewat gang agak gelap dan masuk ke rumah gelap diujung jalan. Aela masuk dan langsung bersandar dibalik pintunya sambil menangis.
"Kenapa?" Gumam Aela.
"Kenapa?" Teriak dari dalam rumah.
"Kenapa aku berbeda dari yang lain??!!" Ucap Aela sambil menangis.
"Karena kau tak bisa jujur pada dirimu sendiri." Ucap seseorang.
"Mill..!" Ucap Aela.
"Setidaknya jujur dengan temanmu ini." Sahut Mill.
"Dimana kau?" Tanya Aela.
"Bersandar membelakangimu." Jawab Mill.
Mill berdiri dan membuka pintu, seketika Aela langsung memeluk Mill.
"Mill.." Lirih Aela menangis didada Mill.
"Kau tetaplah orang baik yang kukenal." Ucap Mill.
"Kenapa kau bisa tau aku disini, Mill?" Tanya Aela.
"Aku memperhatikanmu dari dulu. bukan kah kita satu sekolah?" Jawab Mill.
"Berarti orang yang selalu tertutup yang ada ditaman bersamaku..." Ucap Aela.
"Yap, benar..." Balas Mill.
"Mill!!...." Lirih Aela sambil memeluk Mill.
"Akhh...jangan terlalu erat." Ucap Mill.
"Ahh...Maaf terbawa suasana." Sahut Aela.
"Kalau begitu, aku akan pulang juga. Takut adikku mencariku." Ucap Mill.
"Tunggu!" Sahut Aela.
"Iya? ada apa?" Tanya Mill.
"Boleh aku ikut tinggal bersamamu? Tanya balik Aela.
"Umm...tunggu..hah??!!" Kaget Mill.
"Ada apa?" Tanya Aela.
"Tidak ada...tapi kenapa tiba-tiba begitu?" Tanya balik Mill.
"Umm...nanti kuceritakan pas kita dirumahmu. dan aku akan berkemas dulu" Jawab Aela.
Mereka segera berkemas dan berangkat ke rumah Mill sebelum malam semakin larut. jarak tempat tinggal Aela ke rumah Mill cukup jauh karena Mill tinggal di luar dinding area kota.
"Kenapa kamu tinggal di luar dinding kota? bukankah lebih aman didalamnya?" Tanya Aela.
"Terkadang tinggal didalam susah untuk leluasa. jadi aku dan adikku memutuskan tinggal di luar." Jawab Mill.
"Adik? kau tinggal bersama adikmu?" Tanya Aela.
"Yap, adikku. usianya masih terbilang cukup muda jadi dia tinggal bersamaku sampai dia batas usianya." Jawab Mill.
"bukan itu, kau punya adik?!" Tanya Aela dengan rasa penasaran.
"I..i...iya?? kenapa?" Jawab Mill dengan ekspresi sedikit kebingungan.
"Kukira kau tinggal sendiri." Ucap Aela.
"Ya begitulah, ada banyak masa lalu yang sedikit menyedihkan." Balas Mill.
"Maksudnya?" Tanya Aela.
"Orang tua kami mati dalam pemberontakan yang tempatnya agak jauh disini?" Jawab Mill.
"Tapi..." Ucap Aela.
"Sudahlah, kita lanjut saja jalannya. tak baik semakin larut diluar." Balas Mill.
"Baiklah." Ucap Aela.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Mill yang ada di luar dinding kota. Angin membawa mereka keluar dari kota ketempat yang tenang. Ingatan tentang dirinya mulai kembali lagi setelah dari kejadian tersebut.