webnovel

PERANG DENGAN DUKUN SANTET!!

CHAPTER 7. PASIEN DISANTET

Alhamdulillah malamnya setelah jam 12 malam, para jamaah yang hadir di majelis itu bergiliran mandi tobat. Dan saya pun setelah amaliah tobat, istirahat di kamar sambil mengedit beberapa video yang diambil yang belum sempat diunggah karena akan memenuhi memory di HP ku. Kalau sudah diunggah baru akan ku masukkan atau pindahkan ke dalam memory card HP yang telah kupasang untuk 64 GB.

Adzan subuh berkumandang dan kukeluar untuk sholat berjamaah, seperti biasa kang Gandi yang menjadi Imam sholat subuh. Setelah itu kupamit kembali untuk tidur di kamar yang telah disediakan oleh kang Tarman.

Siang aku terbangun, ternyata di ruang tengah majelis ini sudah banyak tamu, ada beberapa keluarga yang datang diantaranya ada yang berbaring dengan bantal, setelah bangun, aku langsung ke kamar mandi untuk mandi dan keluar untuk menemui para tamu disana yang sudah ada 2 keluarga dari desa tak jauh dari sini. Ku tanya ke kang Adim kalau salah satu keluarga nya adalah kawan dekat kang Adim.

"Kang, mereka kenapa ini?” Tanyaku heran,

"Oh iya, kang, ini kawan saya katanya bapak dan adeknya sakit setelah pulang dari bekerja di kebun sawit,"

"Oh, begitu?Kalau yang satunya?” Tanyaku ke kang Adim.

"Oh, itu dia juga sakit kang, katanya perutnya sakit. Dia juga sakit setelah pulang dari kebun bersama dengan bapaknya kawan saya ini,'

"Ya, di medium saja kang" kataku.

"Ya, saya nunggu kang Narendra bangun,” Katanya.

"Kita sholat Dzuhur dulu abis itu ajak makan juga mereka kang, sekalian kopi dan teh nya untuk mereka,” Kataku.

"Oh iya, saya siapkan dulu, soalnya kang Tarman lagi keluar dengan istrinya, kang Narendra,” Kata kang Adim sambil berdiri dan melangkahkan kakinya ke dapur untuk menyiapkan minuman.

"Kang Gandi kemana yah, kang Asep?” Tanyaku.

"Oh, dia keluar sama kang Gino, ke kantornya Bang Rico,” Katanya.

"Emang, kantornya bang Rico dekat dari sini?” Tanyaku heran.

"Dekat kang, itu setelah lampu merah dekat sini ada di sebelah kiri kang,” Kata kang Adim menjelaskan kepadaku.

"Oh, Begitu, ya sudah gak papa, mungkin ada perlu,” Kataku.

"Iya kang, ada yang dia mau tanya ke kang Rico, sepertinya ada bisnis kang, hehehe,” Kata kang Adim sambil terkekeh. Kemudian kang Adim meletakkan minuman teh dan kopi yang sudah dibuatnya ke depan para tamu.

"Pak, silahkan kalau ada yang mau makan, ini ada makanan nasi sudah disiapkan. Pengobatannya sebentar ya pak, kita mau sholat dzuhur dulu. Dan bapak atau ibu yang mau makan dulu silahkan sambil menunggu kami sholat,” Kataku agar mereka bersabar.

"Baik Pak, terima kasih, kami akan menunggu saja dulu, masih belum lapar,” Kata ibu yang pakai kerudung biru yang ternyata istri dari bapak yang tergolek di sampingnya. Kami pun akhirnya sholat dzuhur berjamaah, dan setelah itu kami makan bersama dulu, dan mereka tamu-tamu yang datang pun ikut makan karena mereka melihat kami makan dan kami ajak mereka untuk ikut makan.

"Ya kang, merokok dulu sebatang, abis itu baru kita medium" kataku.

Setelah acara merokok kami selesai maka dilanjutkan dengan pengobatan pasien yang pertama adalah bapaknya ini. Kami mohon ijin untuk melakukan perekaman nanti selama pengobatan, dan mereka mengijinkan.

Kemudian saya bertanya kepada mereka,

"Bagaimana bu ini kok bapak bisa seperti ini? Kok berdua dengan anaknya juga bisa sama sakitnya?” Tanyaku kepada mereka.

"Begini pak, dua hari lalu mereka ke kebun untuk memanen sawit, tetapi bapaknya ternyata dengan bapak itu diajak untuk demo di perusahaan sawitnya ini, dan mereka berdua ini memang naik motor bukan naik angkutan yang disediakan oleh kawan-kawannya,” Katanya.

"Terus begitu mereka berdua pulang, bapaknya masuk ke rumah. Masih gak papa bapaknya ini dan seperti biasa dia makan dan ngopi. Nah, malamnya dia sakit perut dan lemas, muntah-muntah, dan pusing katanya. Kami bawa ke dokter besok paginya, dan di puskesmas, kami juga ketemu dengan dua kawannya yang ikut demo itu, gejalanya sama pak. Cuma mereka itu lebih parah dan sampai dirawat di sana sampai sekarang juga masih muntah-muntah dan sakit perutnya. Tapi Alhamdulillah, bapaknya masih bisa jalan pulang ke rumah dan dikasih obat saja sama dokter nya" katanya lagi menjelaskan.

"Nah kemarin malam dia bilang perutnya bertambah sakit dan pusing nya makin kuat kata bapak. Saya kan panik pak, terus hubungi anaknya yang pertama, yang ketemu dengan mas Adim ini. Ternyata, anak saya itu tadinya juga ingin ikut demo itu tapi dia gak jadi karena malas. Dan tadi pagi seperti udah sadar nggak, sadar enggak gitu pak, saya panik terus menelpon anak saya itu dan dia menyarankan untuk dibawa ke sini,” Katanya menjelaskan.

"Oh, jadi anak ibu itu gak pergi dan yang pergi bapaknya malahan? hehehe" kataku faham.

"Ya sudah mas Adim, kayaknya saya yang jadi mediatornya yah, kang Adim nanti yang akan navigatorin dan kang Asep bantu ya kang!!" kataku memnyuruh kang Asep siap juga.

"Baik kang, Bagaimana siapa yang narik?” Tanya kang Adim.

"Sampeyan saja yang narik, belajar kang, wong bapaknya juga disini,"

"Kang Narendra, protek sendiri ya badan nya?" kata kang Adim.

"Ya silahkan" kataku. Kemudian ku protek badanku dari Jin dan siluman yang akan menyerang saya dan menyusup ke badan saya selain yang energi yang dimasukkan ke dalam badan saya dari Kang Adim.

Kang Adim konsentrasi dan mengarahkan gaib ke tubuh saya dimasukkan sempurna.

Badanku mulai meresponse dan saya mulai bergerak-gerak mengikuti gerakan gaib nya.

"Heeemmm heeemmm hahahahaha...hahahahaha...siapa kalian barani nya panggi saya keluar...!!" katanya mengamuk.

"Saya bukan siapa-siapa, kamu siapa dan wujudmu apa?" kata kang Adim.

"Saya Jin,....Genderuwo..hahahahaha,” Katanya.

"Oh genderuwo?Kenapa bisa sampai masuk ke dalam badan bapak ini?Kamu masuk sendiri atau dikirim atau disuruh masuk?” Tanya kang Adim.

"Hahahaha...saya disuruh dan diperintah oleh majikan saya, hahahaha,” Katanya.

"Siapa yang menyuruh mu sih, mas wowo?” Tanya kang Adim sambil terkekeh-kekeh.

"Jangan panggil ssama wowo...hahahaha,” Katanya lagi.

"Siapa emang maunya dipanggil namamu?” Tanya kang Adim heran.

"Panggil saya Siwo saja, hahahahaha,” Katanya lagi.

"Hahahaha,...bisa ajah kamu pengennya dipanggil namanya keren bener? Siwo, ya sudah Bagaimana? Siapa majikanmu?” Tanya kang Adim lagi.

"Gak usah tau, dia dukun kuat, hahahaha, kalian pasti kalah sama dia" katanya mengejek.

"Ah kata siapa saya akan kalah?Kalah menang itu punya Allah bukan punya saya!! kata kang Adim.

"Terus kamu ini disuruh ngapain?” Tanya kang Adim lagi,

"Tuh liat bapaknya sampai tergeletak tak kuat untuk duduk."

"Hahahaha...memang sengaja supaya dia sakit dan dia menderita dan akhirnya matiiii hahahahaha,” Katanya sambil membanggakan dirinya.

"Kata siapa dia akan mati, wong mati itu yang mementukan Allah, bukan kamu Jin!!" katanya.

"Nih rasakan dariku..." Kata kang Adim menggebrak lantai mengeluarkan Kemplang Jagadnya. Braaakkkkk...Braaakkkk " Hancur kamu otak dan dadamu" Braaakkk...

"Ahhhhhh Ahhhhh..." Jin nya terguling-guling sambil meronta-ronta kesakitan ke kiri dan ke kanan.

"Ampuunnn ..aaampppuun...sakiit,” Katanya sambil memegang dada dan kepalanya bergantian.

"Ya rasakan kamu, kalau berani-berani bikin sakit orang saja, sini duduk...!!" kata kang Adim setelah mempassword kembali normal.

"Perjanjianmu dengan dukun itu putus semuanya..Hu'.." kata kang Adim.

"Hah...kok aku terlihat sendiri, mana majikanku? Kamu berani dengan nya?"

"Ya beranilah, masa lawan dukun ajah gak berani?" kata kang Adim.

"Hmm siapakah kalian, ilmu kalian sangat tinggi!!” Katanya.

"Kami bukan siapa-siapa, kamu saya hancurkan saja ya biar abis ini saya panggil dukun mu. Saya hajar saja kamu sudah dzolim terhadap bapak ini,” Kata kang Adim. Kemudian dia menghajar Jin itu sampai hancur dan dimasukkan ke neraka jahanam. Kemudian saya sadar,

"Kang Adim, tarik dukunnya, dia berdua dukunnya,” Kataku.

"Ya kang,” Kata kang Adim, dia fokus dan memanggil ruh dan sukma dukun yang telah membuat sakit bapaknya, dan menguncinya di badanku.

"Heeeemmm beraninya kamu narik saya ke sini? Apa maumu?Ayo kita adu ilmu saja!! katanya.

"Ya, silahkan,” Kata kang Adim.

Dukun nya langsung menggebrak lantai, beberapa kali dan kang Adim hanya membalikkan dengan lambaian tangan ke arah dukunnya dan membalikkan serangannya 100 kali lipat, terus dukunnya mental ke belakang. Dia bangun lagi dan kembali terpental, dan akhirnya dukunnya duduk sambi terengah-engah.

"Saya mengaku kalah sama kamu,” Katanya.

"Wah gak bisa kamu dah nyerang saya, sekarang saya hajar saja kamu ya, gak ada ampun dukun jahat kayak kamu!!" kata kang Adim.

Kemudian dukun nya itu dikemplang jagad dan dihancurkan ruh dan sukma nya dan dipassword menjadi nyata di tubuh dukun aslinya!!

Dukunnya langsung mental dan tergeletak kejang-kejang sambil memegang dadanya dan kepalanya dan teriak histeris....

"Aaarggggghhhh........" katanya berkali-kali.

Kemudian, setelah pergi, aku sadar kembali dan bangun duduk sambil memegang kepalaku yang pusing seperti abis dijedotin ke tembok. Dada juga teras sakit sekali.

"Wah, Kemplang jagad sampeyan berasa banget kang Adim, tolong bantu bapaknya ini yang berdua di bantu dongkrak kang Asep, saya juga mau dongkrak lagi ini, saya pusing buaangett " kataku minta garam asma kepada kang Adim. Setelah dipassword, saya makan dan saya muntahkan semua kotoran, enegri buruk, energi negatif dari jin dan dukun yang masuk ke badan saya tadi.

Bapaknya setelah dongkrak dia minta minum dan duduk. Kemudian dia minta makan katanya lapar. Kami yang ada di ruangan itu berucap syukur dan bapak itu makan lahap.

Setelah makan, saya tanya sama beliau,

"Sini pak saya kembalikan dulu ruh dan sukma nya, pasti ada yang dibawa dan ditahan tadi sama dukun nya,” Kataku. Kemudian saya kembalikan ruh dan sukma bapaknya dan kembali lengkap setelah luka-lukanya sembuh dan energi nya penuh.

"Pak tadi apa yang bapak rasakan??"

"Mulai tadi pagi pak, saya sering ketiduran dan seperti berada di tepi pantai, disana banyak kawan-kawan saya juga yang ikut demo disana waktu itu. Mereka duduk saja di tepi pantai dan begitu saya kena air laut, saya bangun lagi. Begitu terus pak, sepertinya saya dibawa ke mana-mana, dan tidak merasa lapar pak. Lah, tadi saya tidur juga waktu bapak medium tadi, tiba-tiba ada cahaya yang mengambil badan saya dan saya bangun, udah disini." cerita bapaknya.

"Oh, bapak tadi seperti melayang-melayang dan pergi kemana-mana gitu?” Tanya kang Adim.

"Iya pak, tadi saya sempet jalan dipantai, jalan ditengah hutan, wah, diajak jalan-jalan ajah pak," sambil dia menghisapp rokok nya.

"Loh, bapak memang merokok?” Tanyaku lagi.

"Iya pak, saya perokok berat,” Katanya.

"Daritadi, kok bapak gak minta rokok sama kami?"

"Gak tertarik pak merokok hehehe"

"Ya, udah pak ini mending bapaknya beli air zam-sam asma untuk mandi, minum dan lain-lain, biar efeknya di bapak cepat hilang dan bapak bisa pulih kembali" kata kang Adim.

"Iya pak" katanya.

"Pak saya mohon ijin, istirahat dulu ya sebentar sebelum obatin anaknya ini,” Kataku.

"Iya pak silahkan kita bareng-bareng ngopi dan merokok nya, hahahaha" kata bapaknya sambil diiringi gelak tawa kami semua.

****

SANG PENAKLUK PULAU SUMATERA

By . SKI