webnovel

SANG PENAKLUK HATI

Cinta yang dulu manis dan saling menyapa kini lama kelamaan memudar. Jarak dan waktu yang kini menjadi kehampaan ini membuat hati siapa saja bimbang. Kamu mmenimbulkan goresan luka hingga dia yang baru saja ku kenal menjadi tempat singgahan.

Penatilyt · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Bagian Tiga

Di gerbang sekolah SD sudah terpakir mobil Arga, Arga melihat gerbang sekolah belum terbuka tandanya bel sekolah belum berbunyi. Arga memasuki sekolah menyapa satpam tempat biasa adeknya menunggu ketika telat di jemput. Saptam yang sudah kenal dengan Lelaki tersebut menyuruhnya menunggu adeknya tepat dikursi yang tersedia dipos saptam. Tidak harus lama menunggu bel sekolah pun berbunyi menandakan sekolah telah usai.

Teng Teng Teng

Bunyi bel sekolah berbunyi tandanya sekolah akan bubar. Arga hanya melihat-lihat HP menunggu sang adeknya. Kelas Asha yang dari tadi sudah bersiap-siap untuk pulang langsung berlari keluar kelas. Arga sedikit terkejut ada yang memeluk kakinya dan ternyata Asha sudah berlari cepat menjumpai kakaknya.

Arga jongkong memandang adeknya yang sedikit berkeringat "Loh kok cepat kesini, baru saja bel bunyi." Asha hanya cengengesan sambil minta gendong "Kelas Asha sudah siap-siap dari tadi kak. Makanya bunyi bel sudah keluar kelas deh."

Arga yang mendengar penjelasan adeknya hanya mengangguk kepala saja. "Asha mau ice cream kak."

"Ok kita beli. Tapi ada teman kakak yang ikut, dia mau kenalan sama Asha."

"Siapa kak? Teman kakak semua sudah kenal." Sahut Asha penasaran. Arga tersenyum pada adeknya "Teman baru kakak dek. Dia penasaran dengan kecantikanmu."

"Asha katanya cantik kak? Dia suka Asha ya kak, kan Asha masih kecil. Kan anak kecil nggak boleh suka-sukaan."

"Hahaha, kamu pintar. Nanti kakak kenali dimobil. Namanya kak Kezia, kemarin lihat foto adek di Ig kak dan mau ketemu langsung."

"Pasti cewek. Asha tidak suka, Asha tidak mau ketemu." Ashadikit cemburut. Arga langsung mengendong Asha dan membawanya ke dalam mobil. Arga memberi nasihat tidak boleh berkata kasar apalagi galak. Sesampai di mobil Asha mau duduk di depan "Awas, ini tempat duduk Asha."

Kezia yang mendengar itu sedikit terkejut tapi tidak marah. "Kamu mau duduk didepan? Sini kak pangku saja dek."

"No, no. Asha mau duduk sendiri kakak pindah kebelakang saja.."

"Asha nggak boleh gitu. Kan ka…"

Kezia langsung memotong ucapan Arga. "Baik, kakak pindah kebelakang deh." Kezia keluar dan pindah ke kursi belakang. Kezia hanya tersenyum gemas melihat tingkah laku adek Arga sama-sama judes pikir Kezia.

Satu jam sudah mereka di dalam mobil suasananya hanya diam tanpa dan suara yang keluar dari mereka bertiga. Sesampai di tokoh ice cream Arga mengendong Asha menunju tokoh ice cream, dan menaruh Asha di kursi kosong dekat jendela yang diikuti Kezia. Pelayaanan datang menghampiri meja mereka dan mecatat pesannya setiba peninggalan pelayanan Kezia membuka suaranya.

"Boleh kenal nggak?" Kezia membuka suara dan menatap Mettasha yang wajahnya dikit cemburut. Tidak ada jawab, Kezia tetap bertanya padanya "Nama kamu Mettasha ya." Senyum Kezia memandang Mettasha yang agak jutek. "Sudah tahu ngapain nanya lagi."

"Kakak belum tau kok makanya nanya loh." Asha hanya beroh riang saja "oh."

Kezia mencari topik yang menari perhatian Arin "Kamu suka princes aurora ya?" dan tetap saja Mettasha cutek "Ya."

Arga sudah memberitahu Kezia saat menjemput adeknya, bahwa adeknya begitu jutek sama orang baru kenal apalagi teman cewek itu yang membuat teman cewek Arga tidak betah untuk berjalan atau mengajak Asha. Makanya sampai sekarang hanya belum memiliki teman dekat cewek, menurutnya ketika Asha menyukai teman cewek itu tandanya dia akan berhasil mencuri hati Arga. Dan Arga hanya tersenyum melihat Kezia dan Asha yang menurutnya gemas.

"Kakak kira kamu suka sama Frozen, Doraem..."

Tiba-tiba Asha memotong ucapan Kezia "Ya ya, Asha suka suka banget. Setiap hari menonton Doraemon tapi belum nonton Frozen II." Sedih Asha akhirnya.

Dengan antusias Kezia mendekat Asha " Loh kok sedih, kenapa belum nonton?"

Asha menatap Kezia " Kak Arga tidak mau nemani Asha nonton di bioskop, katanya film anak-anak. Kan Asha masih anak-anak masa diajak nonton film cinta-cintaan."

Kezia menantap Arga yang tertawa kecil hanya kecil sampai tidk terlihat tertawa, Kezia hanya geleng-geleng melihat tingkah laku kakak adek ini.

"Mau kakak temani nontonnya?"

"Mau mau mau. Janji mau temani Asha?" Asha memberi kelingkingnya pada Kezi.

"Janji." Kezia memberi kelingking tanda promise.

"Panggil Asha saja iya kak."

"Sip Asha."

Dia berhasil!!!

*********

Arga merasa bosan ingin rasanya bolos jadwal kuliah selanjutnya, ia mencari celah tidak masuk hari ini. Hari ini Arga benar-benar malas, Arga emang sering titip absen atau bolos dengan berbagai cara. Arga sejenak berpikir alasan yang masuk akal.

"Tumben lo diam saja Ga? Lo sakit? tanya Elang sahabatnya.

"Lagi mikir buat bolos." bisik Arga pada Elang

Elang hanya menggeleng melihat tingkat sahabatnya ini "Mau pakai alasan apalagi lo?"

"Lo pura-pura pisan gimana? Biar gue bawa lo ke rumah sakit dan kita bolos."

"Lo gila benar gila ya Ga." Tolak Elang yang membuat Rizal yang disebalah Arga menoleh.

"Siapa gila?" Rizal mencari-cari orang gila yang disebut temannya.

"LO." Jawab serempak Arga dan Elang

"Kalian bertiga kenapa berteriak?" Kalimat itu mengejutkan ketiga orang tadi.

"Arga Kentut pak." Jawab asal Elang yang mendapat pelototan dari Arga.

"Kalau mau ke toilet pergi sekarang, jangan buat ruangan ini bau."

"Baik pak." Jawab Arga yang berdiri dari kursi dan menitip absen dan tas pada Elang. "Dasar tukang bolos."

Arga tersenyum lebar keluar dari kelas yang membosankan itu, bergegas keruang musik. Arga tidak seganja menabrak seorang yang terjatuh membawa sanck ditangannya.

"Lo." Serempak mereka berdua sambil menunju satu sama lain.

"Kalau jalan pakai mata."

"kalau lo jalan hanya pakai mata bukan badan lo yang jalan tapi matamu berputar-putar oon!"

"Orang gue belum selesai bicara sudah lo potong saja. Sudah nabrak bukan bantui malah bilang oon dasar cowok arogan."

Arga memberi tangan untuk membantu Kezia berdiri, tapi ditepi Kezia "Telat"

"Oh datang bulan."

"Bukan oon. Sana lo pergi."

Selangkah Arga menjauh sudah dipanggil lagi oleh Kezia membuat Arga memandang Kezia yang sibuk membereskan snack yang jatuh.

"Lo bolos ya. Dasar cowok sekarang suka bolos tanpa pikir panjang." Sindir Kezia

"Lo nyidir gue, lo saja ngapain disini. Boloskan?" Gerutu Arga yang mendekati dirinya dengan Kezia.

"Ih, kenapa lo pikir gue bolos. Gue lagi kosong tahu." Sahut Kezia tidak mau kalah.

"Ngapain lo natap-natap gue gitu. Suka baru tahu rasa lo." Goda Arga yang makin mendekati wajah Kezia.

"Amit-amit gue suka lo, yang ada lo yang suka gue makannya dekat-dekat gini sama gue." Kalimat itu yang membuat senyum devil Arga. "Akan gue bukti." Bisik Arga pada telingga Kezia dan menjauh darinya.