Dendi dan Kinal sudah siap untuk berangkat, sebelumnya mereka berniat pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Doni yang ditembak sama preman, dan rencananya mereka mau nginap di rumah sakit tersebut
Dendi :"Sudah dikunci belum rumahnya?"
Kinal :"Udah kok, yuk kita berangkat."
Dendi :"Ayo"
Mereka berdua Berangkat dengan menggunakan mobil, tidak lama mereka sudah sampai di rumah sakit
Dendi :"Akhirnya sampai juga.." *Membuka pintu mobil
Kinal :"Ehh tunggu, jangan tinggalin kakak!" *Mematikan mesin mobil lalu keluar dari dalam mobil
Dendi :"Yaudah yuk kak."
Kinal :"Iya ayo."
Dendi :"Tunggu dulu deh." *Melihat Kinal
Kinal :"Kenapa?"
Dendi :"Kok roman-romannya hari ini kakakku cantik banget yaa, aku baru sadar loh!"
Kinal :*Mencubit pipinya Dendi "Berarti kemaren-kemaren kakakmu ini jelek, begitu?"
Dendi :"Aduuhh, sakit." *Memegang pipi "Ya nggak maksudnya itu hari ini kakak lebih cantik dari yang biasanya! kenapa ya?"
Kinal :"Kamu heran? kan biasanya juga kakak sudah cantik, ya udah yuk ahh nanti keburu Maghrib."
Dendi : -_- "Keburu Maghrib? Dzuhur aja belum!"
Mereka berdua menuju ruangan tempat Doni dirawat
Kinal :"Ehh ruangannya dimana?"
Dendi :"Udah ikutin aku aja, bawel banget sih."
Kinal : *Menjitak Dendi "Euhh kamu, kakak kan cuman nanya, kan kakak belum nengok Doni, jadi wajarkan kalo kakak gak tau ruangannya?"
Dendi :"Iya-iya."
Mereka berdua sampai di depan ruangan tempat Doni dirawat
Dendi :"Dimana si Madun ya? apa belum sampai."
Kinal :"Mungkin dia lagi dijalan."
Dendi :"Iya Mungkin."
Tiba-tiba Madun datang
Madun :"Assalamu'alaikum."
Dendi&Kinal :"Wa'alaikumsalam wr wb."
Madun :"Kamu sudah lama disini."
Dendi :"Iya nih kamu baru dateng ya?"
Madun :"Iya, soalnya angkotnya ngetem dulu."
Dendi :"Ohh gitu."
Madun :"Eh Den, Ini siapa? kok cantik banget! pacar kamu ya?"
Dendi :"Ciieee....Di bilang cantik tuh sama temenku!"
Kinal mukanya mulai memerah
Dendi :"Hahahaha, mukanya langsung merah gitu."
Kinal :*Mencubit pipinya Dendi "Dasar kamu ini menggoda kakak terus!"
Madun :"Ohh jadi kalian ini adik kakak yaa?"
Dendi :"Yoi, ini kakak aku namanya Kinal."
Madun : *Mengulurkan tangan "Hai aku Madun al-farizi, panggil aku Madun."
Kinal : *Menerima uluran tangan Madun "Namaku Devi Kinal Putri, panggil saja aku Kinal."
Madun :"Ohh, Devi Kinal Putri, kenapa gak dipanggilnya Devi aja?"
Kinal :"Aku lebih suka dipanggil Kinal."
Madun :"Ohh gitu yaa.."
Kinal :"Yaa"
Madun :"Yasudah kalo begitu aku pergi dulu yaa!"
Dendi :"Ehh kamu mau kemana?"
Madun :"Aaaa...kamu ini kepo banget!" *Meninggalkan mereka berdua
Dendi :"Dasar."*Mengikuti Madun
Mereka berdua pergi ke taman belakang rumah sakit, entah apa yang dipikirkan Madun saat ini
Dendi :"Hey Dun kamu kenapa? kok jadi diem gitu?"
Madun : *Sambil Duduk "Aku juga gak tau kenapa, tapi aku seperti sedang kepikiran seseorang."
Dendi :"Hah?" *Dalam hati "Jangan-jangan dia sedang memikirkan Achan lagi?" *Duduk disebelah Madun "Kamu sedang memikirkan Achan ya?"
Madun :*Kaget "Lahh kok kamu bisa tau sih?"
Dendi :"Iya, Doni sempet cerita-cerita tentang masa lalu kamu dengan Achan."
Madun :"Seberapa jauh dia bercerita?"
Dendi :"Nggak jauh-jauh kok, yang dia ceritakan itu kamu dan Achan putus karena dia pindah sekolah ke Jakarta. Ya kan?"
Madun :"Iya emang bener."
Dendi :"Lalu aku mau tanya? kenapa dia pindah ke Jakarta lagi? dia kan sebelumnya juga murid baru kan?"
Madun :"Heeh, dia merupakan murid baru di sekolah, namun dia hanya belajar di sekolah kita cuman 3 bulan saja."
Dendi :"Apa? 3 bulan?"
Madun :*Mengangguk "Dalam waktu 3 bulan itu aku memiliki perasaan suka padanya!"
Dendi :"Kamu sudah menembak dia?"
Madun :"Belum,,,waktu itu aku masih belum berani."
Dendi :"Ohh gitu. lantas kenapa dia pindah ke Jakarta?"
Madun :"Katanya sih dia ikut audisi masuk JKT48"
Dendi :"What??" *Kaget
Ternyata Achan pindah sekolah ke Jakarta itu untuk mengikuti audisi JKT48 dan kini dia sudah menjadi member JKT48, Di satu sisi Madun merasa senang karena orang yang dia suka itu masuk member di JKT48 namun di sisi lain dia merasa sedih karena tidak bisa selalu bertemu dengannya
Dendi :"Sudahlah kawan, jangan terus menyiksa dirimu seperti ini, lagipula wanita masih banyak, dan kau punya hak untuk memilih!"
Madun :"Tapi tidak mudah rasanya untuk melupakan begitu saja kenangan yang aku dan dia lalui bersama selama 3 bulan itu!"
Dendi :"Apa dia tau kau suka sama dia?"
Madun : *Menggelengkan kepala
Dendi :"Ini dia masalahnya, dia tidak tau kalau kau cinta sama dia?"
Madun :*Menarik nafas "Apa Cinta?"
Dendi :"Iya kamu cinta kan sama dia?"
Madun :"Nggak kok."
Dendi :"Gimana urusannya?"
Madun :"Aku tuh cuman suka sama dia gak lebih."
Dendi :"Suka? emang bedanya sama cinta itu apa?"
Madun :"Nihh ya, kata guruku cinta itu kata khusus yang dipakai hanya untuk menyatakan perasaan kita pada Allah, Rasul, dan juga orang tua, satu lagi yaitu istri, nah dia kan belum jadi istri ku jadi ya tahapnya masih di rasa suka gak lebih." #asseekk
Dendi :"Wiihh, baru tau aku, ternyata perasaan itu ada tingkatannya."
Madun :"Hahaha" *Ketawa santai
Nabilah yang juga datang kerumah sakit dan pergi ke taman belakang rumah sakit melihat Madun dan Dendi yang lagi ngobrol
Nabilah :*Teriak "Madunnn."
Madun :"Iyoo," *Menoleh ke sumber suara "Ehh Nabilah yaa?"
Nabilah :"Iyaa ih, masa udah lupa."
Madun :"Hehehe" *Garuk kepala "Kamu lagi ngapain disini.."
Nabilah :"Emang aku belum cerita ya?"
Madun :"Cerita apa?"
Nabilah :"Jadi sebenernya kakakku itu dirawat di rumah sakit ini."
Madun :"Oh pantess, emang kakakmu sakit apa?"
Nabilah :"Kakakku sakit Kanker jadi harus dirawat disini."
Madun :"Aku turut prihatin ya sama kakak kamu."
Nabilah :"Makasih ya."
Dendi :"Ehh Dun kau sudah solat Dzuhur belum?"
Madun :"Hehehe,, kebetulan belum tuh!"
Dendi :"Ahh kau ini.."
Madun :"Kau sendiri sudah solat apa belum?"
Dendi :"Aku...akuu...belum, hehehe."
Madun :"Yaelah, kau juga belum,"
Dendi :"Yaudah kita solat berjamaah dulu yuk." *Berjalan meninggalkan Madun dan Nabilah
Madun :"Yukk."
Nabilah :"Ehh aku ikut yaa." *Mengikuti Dendi dan Madun
Madun menceritakan semua kenangan masa lalunya dengan Achan, masa lalu yang penuh dengan suka riang, gembira, senang, sedih, semuanya bercampur menjadi satu, dan untuk menenangkan pikiran, Madun, Dendi dan Nabilah memutuskan untuk shalat,..
Bersambung….
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------