webnovel

Sang Luna Yang Beruntung

Kisah cinta Verona, seorang wanita yang dikutuk dengan penderitaan selama sisa hidupnya, Anderion, seorang Alpha dari Pack Revo yang jatuh cinta padanya, di mana Verona menjadi Luna bagi Anderion. Belbatom, yang bertemu Verona dan jatuh cinta, mencoba merebutnya dari Anderion. Mereka tidak saling berkelahi melainkan menjadi sahabat yang memperjuangkan satu cinta, berbagai cara dilakukan Anderion dan Belbatom untuk membuat hati Verona jatuh cinta pada mereka. Namun jalan mereka tidak selalu mudah, terkadang lika-liku cinta harus mereka lalui, dimana mereka berdua bersaing sehat untuk mendapatkan Verona, gadis yang diberi kutukan. Sebuah takdir, atau kerja keras yang akan menentukan cinta itu sendiri? Menjadi pertanyaan untuk mereka masing-masing, dan mereka mencari jawabannya dalam cerita yang mereka susun.

DM_Karim · Fantasy
Not enough ratings
21 Chs

Pulang Ke Rumah

"Kepalaku sakit sekali" Ander yang terbangun di sebuah batu yang besar di dalam sebuah goa.

"Kamu sudah sadar" Tanyaku kepadanya.

"Iya, aku bermimpi tentang masa laluku, membuatku bernostalgia dan mengingat banyak sekali kenangan yang seharusnya sudah lama sekali aku lupakan" Jelas Ander yang memegang kepalanya.

"Kalau begitu sangat bagus untukmu mengingat kenangan masa lalu yang cukup menyenangkan" Kataku yang mencoba untuk membuatnya sedikit tenang, dia tertidur sampai dua hari, dimana diriku mengompres kepalanya selama dia tidur, hingga demam yang dia derita turun.

"Sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya Ander yang penasaran dengan keadaannya dan membuatnya yang baru siuman terbangun di sebuah tempat yang cukup gelap, karena aku membawanya dalam keadaan setengah sadar, dia yang mencoba melindungi diriku dan mengeluarkan banyak kekuatannya, menguras banyak energi sehingga membuatnya begitu kelelahan.

"dua hari kamu tertidur di sini" Ucapku sambil tersenyum kepada dirinya.

"Ayo kita segera pulang, mungkin saja Melva sahabatmu itu sudah mencarimu juga dan khawatir dengan keadaanmu sekarang" Ucap Ander yang terbangun dan bersiap-siap untuk mengantarkan diriku kerumah, karena memang sudah cukup lama aku di sini bersama dengannya, menemani Ander yang dalam keadaan sakit dan membantunya untuk menyembuhkan lukanya.

"Baiklah, ayo kita segera pulang, apa kamu akan pulang juga ke kawananmu?" Tanyaku yang penasaran kemana dia akan pergi setelah berpisah dengan diriku.

"Aku rasa iya, aku sedikit khawatir karena aku baru saja membuat perselisihan dengan orang-orang yang tidak aku kenali kemarin itu" Ander yang melihat ke arah keluar dan mencoba untuk pulang ke kawanannya kembali, pack Salvador adalah nama pack yang dia miliki.

"Yuk kalau begitu kita bersiap-siap untuk pulang" Ucapku kepada Ander yang mencoba untuk melihat dirinya yang baru saja tersadar, karena dia kurang memiliki cukup waktu ketika akan berjalan pulang, sebab hari sudah akan malam.

Kamipun berjalan bersama, dimana diriku dan juga Ander berjalan pulang dan mencoba untuk mengetahui sebuah kejadian yang terjadi kepada kami berdua di sebuah hutan, sebuah serangan yang menyerang kami kemarin, mungkinkah ada sebuah maksud yang kami berdua tidak tahu, dikarenakan kami berdua yang berjalan pada sebuah hutan yang merupakan kekuasaan orang.

Namun ketika aku melihat Ander yang ku rasa cukup tenang dan memiliki cukup kebijaksanaan untuk menanggapi orang-orang yang baru saja kami temui seperti kemarin itu, aku pun berjalan pulang bersamanya, tanpa perlu memikirkan banyak hal yang cukup membuat ku bingung dengan keadaan yang terjadi, kemudian dalam jalan pulangku, ku lihat sebuah hutan yang sama ketika aku datang kemari, namun dari sebuah kejauhan, dimana jalan yang ku tapaki saat ini benar-benar berada pada sebuah keheningan.

Jalan yang sepi dan penuh dengan liku, sepertinya benar-benar jalan yang tidak ada orang yang tahu, atau mungkin juga hanya sedikit sekali orang yang mengetahui tempat ini, membuatku sedikit berpikir tentang apa yang akan terjadi nantinya, sebab aku dan juga Ander yang berjalan secara perlahan menelusuri setiap tempat yang ada, membuatku berpikir untuk bisa keluar dari tempat ini dan menuju ke rumah kami, di mana sebuah kota masih terlihat cukup jauh dari pandanganku.

"Pelan-pelan saja, mungkin masih membutuhkan waktu dan juga beberapa waktu ke depan untuk bisa mencapai tempat yang kita inginkan, karena dari tempat ini ke sebuah pusat kota membutuhkan beberapa jam perjalanan, namun jangan khawatir kita masih bisa untuk menempuhnya dan mencapainya sebelum tengah malam" Ucap Ander yang tiba-tiba menundukkan badannya dan melihat ke arahku.

"Kenapa kamu jongkok seperti itu?" Tanyaku yang penasaran dengan posisi yang dia lakukan.

"Naiklah, ke pundakku, aku akan menggendongmu supaya kita cepat sampai" Ander yang sambil tersenyum mencoba untuk menggendongku, agar kami berdua bisa dengan cepat sampai kerumah kami, aku pun menyetujui apa yang dia katakan, mataku sudah mulai mengantuk.

"Baiklah kalau begitu" Aku yang tidak terlalu banyak berpikir menyetujui dan naik ke pundaknya, dengan segera kami berduapun dengan kecepatan yang tinggi tiba di pusat kota dengan cepatnya, sebuah kecepatan yang benar-benar luar biasa, belum pernah aku merasakan hempasan angin yang begitu kencang saat berlari, dan kali ini bahkan melebihi sebuah kekuatan seekor kuda, membuatku benar-benar merasakan sebuah kenyamanan dan kecepatan yang sangat luar biasa kencangnya.

"Apa kamu mengantuk?" Ander yang tidak melihatku, namun seperti mengetahui kalau diriku sedang dalam keadaan mengantuk.

"Iya lumayan" Ucapku kepadanya sambil memegang badannya dengan erat.

"Tidur saja, aku yakin kamu tidak akan kenapa-kenapa ketika tidur," Ucap Ander yang memintaku untuk tidur saja, karena menurutnya akan sangat mudah untuk bisa membawaku ke sebuah tempat yang mana dirinya akan membawa kerumahku.

Akupun tertidur setelah dia mengatakan hal itu, membuatku berada pada sebuah hal yang cukup membuatku mengantuk, aku tidak mampu lagi untuk menahan kantukku, aku pun dengan segera untuk bisa membuatku sangat nyaman dengan apa yang Ander lakukan terhadap diriku, akupun dengan tenangnya berada pada sebuah punggungnya, dia berlari dengan sangat cepatnya, dengan sebuah ayunan dan seperti dalam sebuah timangan, aku tertidur dengan begitu lelapnya.

"Verona, bangun sudah pagi" Melva yang membangunkan diriku, dan aku yang tidak sadar jika diriku sudah ada dirumah, tanpa mengingat kejadian semalam, dan ternyata aku sudah ada di rumahku sendiri, di sebuah ranjang yang begitu empuknya dan sebuah hal yang membuatku sangat senang.

Aku memeluk Melva dengan pelukan yang erat menandakan diriku yang begitu senangnya karena aku bisa bersama dengan Ander selama beberapa hari.

"Kenapa kamu tiba-tiba saja memelukku?" Tanya Melva yang cukup penasaran dengan apa yang aku lakukan kepada dirinya.

"Tidak apa-apa kok hehehe, aku hanya ingin memelukmu saja," Kataku sambil tersenyum kepadanya, dan melihatnya begitu tenang dan cuek seperti tidak begitu ingin tahu apa yang terjadi.

"Yuk kita sarapan dan sekarang kita akan membuka toko dari pagi sampai sore saja" Ucap Melva yang sepertinya membuat sebuah jadwal pembukaan toko yang berbeda dari hari biasanya.

"Oh kenapa seperti itu?" Tanyaku yang penasaran kenapa dia membuka tokonya dari pagi hingga sore saja, membuatku cukup bingung dengan apa yang terjadi, aku pun tidak terlalu memikirkannya dan kembali untuk bisa terfokus dengan apa yang harus ku lakukan saat ini, dimana diriku membersihkan diriku sebab sudah beberapa hari ini aku belum mandi dan juga membuat diriku cukup berkeringat ketika beberapa hari kemarin aku belum mandi sama sekali.

Aku pun pergi ke sebuah kamar mandi untuk membersihkan diri dan mencoba untuk membuat diriku berada pada sebuah kenyamanan yang seharusnya, sehingga aku bisa dengan tenang untuk membersihkan diriku kembali.