webnovel

Sang Diva : Terlahir kembali untuk balas dendam

Sebuah kecelakaan mengenaskan membuat Yura terluka parah dan membuat temannya Dion meninggal. Pada titik paling rendah itu, Marissa justru mengungkapkan segala kebusukan yang sudah diperbuat Tara, kekasih Yura. Tak puas melihat Yura menderita, Marissa juga membongkar kebenciannya pada Yura karena cinta bertepuk sebelah tangannya dengan Dion. Terbutakan oleh dendam, dia pun menghabisi Yura! Namun walau hidupnya diakhiri, ternyata takdir berkata lain! Dengan segala dendam dan penyesalan yang Ia bawa, kini Yura kembali terbangun di tahun 2013. Tahun dimana semua masalah hidupnya dimulai! Lalu bagaimana Yura akan menjalankan kesempatan keduanya ini? Apakah semuanya akan terulang lagi seperti rekaman rusak? Atau apakah Yura dapat menulis ending baru untuk cerita sang Diva!?

Pena_Fiona · Teen
Not enough ratings
420 Chs

Kehidupan Pribadi yang Menjadi Asupan Publik

Jari-jari Yura dengan lembut mengetuk meja. Matanya tampak tenang dan damai. Dia menoleh dan melirik Dion, "Dion, apakah kamu tahu apa yang kamu bicarakan?"

Dion tersenyum, lalu melambai ke arah sutradara dan berkata, "Dia lelah dan demam tinggi dari kemarin lusa. Biarkan kita berbicara empat mata untuk saat ini. Tolong jangan mengambil gambar dulu, ya."

Sutradara teringat berita yang sedang viral dua hari lalu. Dia mengangguk dengan penuh perhatian, dan kemudian keluar dengan semua kru mengikutinya di belakang. Tidak apa-apa jika mereka tidak bisa merekam dua sejoli itu saat ini, bagaimanapun mereka memiliki kamera tersembunyi.

"Beristirahatlah jika kamu lelah. Kamu harus menjaga kesehatanmu," Dion mengambil obat dari lemari obat, berbalik dan menuangkan secangkir air hangat. Kemudian, dia memberi Yura obat anti demam.

Yura menatap Dion dalam diam untuk beberapa saat. Pria itu sedang mengkhawatirkannya saat ini. Itu terlihat jelas dari matanya yang mempesona seperti bintang. Baju dengan leher turtleneck berwarna abu-abu dan celana putih kasual melekat pada sosok ramping dan gagah itu.

Yura mengambil obat demam yang diberikan oleh Dion. Dia menelan obat itu dengan getir, dan tanpa sadar menutupi mulutnya. Dion berjongkok di hadapannya, memeluknya, dan dengan tenang mengusap punggungnya sembari Yura mencerna obat demam itu.

Yura tanpa sadar ingin melepaskan pelukan Dion. Namun, Dion sudah tahu apa yang Yura pikirkan, jadi dia membuat pelukannya pada Yura menjadi lebih erat.

Yura sedikit kesal, menoleh dan memelototinya. Mata yang indah itu sedikit marah, dan tatapan dingin terpancar darinya. Untuk sesaat, Dion merasa bahwa meskipun dia hanya berdiri di depannya, gadis ini sangat memesona.

"Tunggu sampai aku selesai memijatmu." Dion dengan lembut menekan kepala Yura di pundaknya dan berkata dengan lembut, "Aku akan membuatkan telur rebus untukmu nanti, oke?"

Yura terkejut, lalu mengangkat kepalanya dan melirik Dion dengan mata yang kebingungan. Sudut mulut Dion menyeringai, alisnya yang tebal tampak lebih tajam sekarang.

Acara yang dibintangi oleh Yura merupakan variety show bertema kehidupan sehari-hari. Acara ini selalu misterius karena tidak pernah memberitahu penonton siapa bintang tamu yang akan hadir.

Hana dan Yunita, keduanya merupakan ratu variety show yang sangat diakui di industri. Mereka berdua adalah sosok yang keras kepala, hangat, dan peduli pada juniornya.

Sebagai salah satu bintang tamu di acara ini, Yura telah menerima banyak sekali perhatian dari penggemar. Sejak dia menerima peran utama "The Beauty", ditambah dengan berita sebelumnya saat malam penghargaan dengan Dion, dia kini masuk dalam daftar pencarian di media sosial.

Untuk sementara waktu, sorotan dan foto yang menunjukkan kedekatan Yura dengan Dion masih menjadi topik yang paling hangat. Konten obrolan harian di grup penggemar mereka hampir semuanya berputar pada topik status hubungan mereka berdua yang masih belum jelas hingga saat ini.

Setelah acara ini ditayangkan, episode pertama mendapatkan rating yang tinggi. Setiap bintang tamu memiliki ide yang jelas dan memiliki sikap yang sangat positif dan rasional terhadap kehidupan sehari-hari yang harus mereka jalani dalam acara itu. Saat mereka mendiskusikan beberapa hal, penonton dengan cepat mengetahui bahwa semua bintang tamu di acara itu memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi.

Tak perlu diragukan lagi, Yura, tentu saja banyak menarik perhatian dari para penonton pria. Selain itu, ada Lukman, mahasiswa doktoral yang tampak menarik karena pengetahuannya yang mendalam pada dunia psikologi, ditambah dengan kepribadiannya yang pemalu. Benar-benar perpaduan yang sempurna.

Tapi, tetap saja Yura dan Dion adalah magnet utama dari acara itu. Mereka memberikan kesan kepada penggemar seolah-olah si pria adalah orang yang tergila-gila pada sang wanita, sedangkan sang wanita malah meninggalkannya tanpa peduli.

Untuk berterima kasih kepada penonton atas dukungan dan antusiasme mereka, penyelenggara acara itu merilis video Dion sedang membuat telur rebus dan tumis sayur untuk Yura di tengah malam setelah pertunjukan selesai.

Dalam video tersebut, Dion tampak sedang memotong sayuran dan memasukkan telur ke dalam panci dengan anggun dan rapi. Dia tampak serius saat memasak, dan sesekali bertanya kepada Yura dengan lembut tentang kondisi fisik Yura.

Yura duduk di atas jerami hangat di bawah cahaya bintang dan menatap Dion. Alis dan matanya seperti matahari yang hangat, jernih, dan menenangkan. Yura sangat lihai dalam membuat orang terpukau akan kecantikannya. Seperti bunga kamelia putih yang sedang mekar, Yura benar-benar memabukkan.

Tak ayal, video bonus itu mengundang beragam komentar dari para penggemar di media sosial.

Kombinasi yang sempurna. Pria tampan dan gadis cantik. Ah, aku ingin melihat mereka bersama seumur hidup!

Akhirnya aku tahu sedikit kenapa kakakku begitu tergila-gila dengan Yura. Begitu melihat acara ini, aku ingin mencintainya selamanya.

Setelah istirahat sehari, kondisi Yura di hari ketiga syuting jelas jauh lebih baik. Bintang tamu hari ini adalah pemain anggar dan atlet penembak nasional. Pagi-pagi sekali, Yura menerima pemberitahuan dari sutradara yang mengatakan bahwa dia ingin agar Yura bersaing dengan para atlet nasional itu.

Yura memasang senyum yang dipaksa dan mengangguk tanpa ragu-ragu. Dia merentangkan tangan dan kakinya. Dia memandang Lukman yang sedang berkonsentrasi memilih daun bawang di sebelahnya. Yura meletakkan tangannya di baju Lukman, "Ajari aku bermain anggar."

"Ah, baiklah. Mari berlatih bersama," Lukman mencuci tangannya yang kotor karena memegang bawang, dan berlari ke sisi Yura.

Yura melemparkan pedang kayu yang disiapkan oleh salah satu kru. Dia mengangkat alisnya dan tersenyum, "Kalau begitu aku akan mulai dulu."

Lukman belum bereaksi, dan Yura telah mengayunkan pedangnya ke arah Lukman. Lukman memandang Yura dengan detak jantung tidak beraturan. Melihat Yura sedang berpura-pura semangat di depan kamera, gadis itu tiba-tiba menjadi sangat agresif sehingga Lukman tidak bisa menggerakkan matanya.

Dia sangat cantik, triknya berjalan dengan lancar. Pedang Yura bahkan tidak menyentuh Lukman, tapi bisa membuat pria itu tidak bergerak.

"Kamu adalah idola ribuan gadis muda sekarang, tapi kamu tidak bisa bertarung," Yura mengambil pedang kayu dan tersenyum.

Dion datang, mengambil pedang di tangan Lukman yang sedang tertegun, dan berkata, "Aku juga ingin berlatih. Berikan pedang ini padaku."

Yura mengangkat alisnya dan mengangguk tanpa daya. Apa yang dikatakan Yura pada Lukman sebelumnya hanyalah omong kosong. Dia sebenarnya tidak memiliki trik yang baik dalam menggunakan pedang kayu.

Dion mencibir, dan Yura tampak kesal. Kameramen merasa agak pusing. Ini jelas acara tentang kehidupan sehari-hari, tapi ternyata sekarang acara ini berisi aksi bela diri, dan kedua orang ini bisa bermain dengan baik tanpa bimbingan dari seorang ahli!

Dengan ujung pedang mengarah ke tenggorokannya, Yura mengambil pedang itu dan merapikan rambutnya.

Yunita memperhatikan aksi dua sejoli itu. Dia berkata kepada Handa, "Yura tidak akan membiarkan Dion menang. Itu semua untuk kamera!"

Hana sedikit terkejut, dan bertanya, "Kamu bisa melihat itu?"

Yunita tersenyum, "Lihat pertarungan Dion dengan Yura barusan. Seolah tidak ada trik sama sekali. Padahal, itu semua adalah trik yang mematikan."

Hana menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun juga Yunita pernah belajar ilmu pedang selama setahun untuk membuat film tentang seni bela diri. Jadi, perkataannya saat ini cukup masuk akal.

Benar saja, alis Dion agak terangkat. Dia menatap Yura, dan berkata setelah hening lama, "Kamu membiarkanku menang?"

Yura mengangkat alisnya dan melirik ke arah Dion. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Dion, "Aku hanya membiarkanmu pergi. Ada apa?"