webnovel

Saudara Palsu

Editor: Wave Literature

Kalimat Tang Li ini nyaris membuat Bibi Wu berbicara tanpa berpikir. Namun, Bibi Wu sadar bahwa identitasnya hanyalah pelayan sehingga ia hanya bisa diam dan menelan ejekan tadi. Kemudian, ia kembali menuju dapur.

"Bibi Wu, ada apa?" pengasuh bertanya dengan lembut.

Bibi Wu melirik ke arah luar dapur dan sengaja menaikkan volume suaranya, "Ada seseorang yang tidak tahu diri dan mengaku sebagai pemilik rumah ini tanpa melihat dari mana asalnya."

Kata-kata Bibi Wu ini adalah sindiran untuk Tang Li. Namun, kata-kata itu tidak mempengaruhi suasana hati Tang Li untuk memakan sarapannya. Ia tetap memakan sandwich-nya dengan percaya diri.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara teriakan Li Yuan'er dari lantai atas yang seketika mengusik kedamaian di seluruh vila. Ia berteriak bagaikan wanita dari istana negeri dongeng yang sedang mengalami mimpi buruk.

Di lantai dua, Li Wenyan keluar kamar sambil mengenakan sabuk gaun tidurnya dengan diikuti Ouyang Qian. "Pagi-pagi begini, kenapa begitu berisik?" tanya Li Wenyan sambil mengerutkan keningnya.

"Gaunku hilang," kata Li Yuan'er sambil menatap kedua orang tuanya.

"Gaunnya, kan, tidak punya kaki. Memangnya bisa kabur sendiri?"

"Aku menggantung gaun itu di lemari. Tapi, ketika aku membukanya, hanya tersisa gantungannya yang ada di lemari itu."

Sementara itu, Tang Li yang sedang duduk di meja makan hanya meminum susunya sambil memejamkan mata dan mendengar keributan itu. Tak lama kemudian, Li Yuan'er menatap tajam ke arah Tang Li. Li Yuan'er bergegas menuruni tangga, kemudian berjalan menuju dapur dan bertanya pada Tang Li, "Kamu yang mencuri gaunku, kan?"

"Yuan'er, cukup! Dia adalah kakakmu!" tegur Ouyang Qian.

"Aku hanya punya satu kakak. Namanya Li Shengxia dan sekarang dia sedang berlibur di Dubai bersama tunangannya. Yang saat ini di depanku adalah saudara palsu!"

"Yuan'er, kemari! Bagaimana biasanya aku mengajarimu?" panggil Ouyang Qian dengan muram.

Air mata Li Yuan'er seketika berlinang, "Mama memanggilku hanya untuk membiarkannya? Ketika di taman, dia sudah mendorongku ke kolam renang. Dia juga sudah menamparku. Aku ingin memberitahu Mama, tapi pasti Papa hanya akan diam. Padahal, jelas-jelas aku putri Mama. Tapi, Mama membelanya berkali-kali dan selalu menyuruhku untuk diam!"

"Yuan'er, hati-hati dengan ucapanmu!" kata Ouyang Qian.

Di saat seperti ini, Nyonya Li keluar dan muncul di hadapan mereka dengan dibantu oleh pelayan, "Siapa yang berani menyuruh cucuku untuk diam di rumah ini?" Mata tajam Nyonya Li menatap ke arah Tang Li, anak, dan menantunya, "Selama aku hidup, tidak akan ada yang boleh macam-macam dengan cucuku!"