webnovel

Hari yang ku tunggu | Chapter 10

Aku dan Zayn memang lah bersaudara tetapi dia sama sekali tidak memiliki hubungan darah denganku ceritanya sedikit rumit

Ibu ku menemukan Zayn ketika ia sedang bepergian ke daerah Hutan saat itu Hujan sangatlah deras dan ibuku harus berteduh di suatu tempat, Ibuku bercerita kalau pada saat itu hanya dirinya sajalah yang berada di hutan

Tetapi....

Ia mendengar suar tangisan seseorang di dalam sana, tidak.. lebih tepatnya tangisan seorang anak kecil "Apa aku tidak salah dengar ? sepertinya ada seseorang yang menangis disini" Ibuku mulai mencari sumber suara tangisan itu

Semakin dalam ibuku berjalan menuju kedalam hutan semakin jelas, Ibuku akhirnya berhasil menemukan sumber suara itu yang ternyata adalah anak seusia denganku

Anak berambut putih matanya berawarna Biru permata duduk sendiri di dalam hutan yang mulai gelap Bajunya yang sudah kotor, Seluruh tubuhnya di penuhi luka dan darah yang menyelimuti bajunya "Bagaimana kau bisa berada didalam hutan ini sendiri ? Apa yang terjadi kepadamu" Ibu ku sedikit emnurunkan badanya agar Anak itu tidak takut

Zayn pada saat itu hanya terdiam dan Terus menangis tanpa henti Ibuku yang tak tega melihatnya memeluknya dengan hangat "Tidak apa apa, Kau tidak sendiri lagi disni aku ada bersama mu" Suara lembut Lizbeth berhasil menenangkan Zayn yang masih menangis kala itu

"Ikutlah dengan ku aku akan merawatmu seperti aku merawat anakku sendiri" Lizbeth menawarkan Zayn untuk pergi bersamanya

"Aku bukanlah orang jahat, Kau hanya perlu menjadi Anak yang baik ketika bersama ku" Senyuman Lizbeth berhasil merayu anak berumur 4 tahun itu, Lizbeth pun memegang tanganya dan membawanya kerumahku Pada hari itu

Dihari itu juga aku mengikat tali persaudaraan ku bersama dengan Zayn kami berdua bersumpah akan terus melindungi dan akan terus bersama selamanya ....

Kini dua tahun telah berlalu semenjak kepergian Zayn yang hilanh entah kemana, Saat kepergian nya ibu ku sangatlah mengkhawatirkan nya, tetapi aku mencoba menenangkan nya dengan berkata Kalau suatu saat ia pasti akan kembali ke kita

Tak hanya Ibuku aku juga mengkhawatirkan nya sebagai saudara begitupun dengan Sophia, "Zayn aku harap kau baik baik saja ketika kita bertemu nanti" Aku ingin sekali bertemu denganya kembali

Umurku dan Sophia kini telah mencapai 15 Tahun, Banyak Latihan yang telah kami lalui bersama sama Sophia memanglah berbakat dalam menggunakan Busur bahkan sebelum kita melakukan Upacara penobatan Satu Element sudah memilih nya dikarenakan Bakat yang ia miliki, Element itu adalah Udara

Sophia berhasil memaksimalkan Potensi nya dengan Element Udara dalam waktu sesingkat ini sedangkan diriku, Aku masih terus mengasah kemampuan Gaya Pedang ku yang mengandalkan Mana sebagai acuanya

Aku masih belum bisa memaksimalkan nya dalam Dua tahun ini tetapi aku sudah bisa mengendalikan nya dengan sempurna

"Sepertinya ini dalah waktunya yah" "Memakai baju seragam di hari Upacara penobatan' Aku mulai berjalan keluar rumah ku setelah mengenakan nya ini sungguh keren aku tidak menyangka kalau Baju seragam Upacara Penobatan akan berbeda setiap tahunya

Tepat setelah Eizan keluar Sophia menghampiri nya, Kini Gadis itu telah tumbuh menjadi dewasa dan bertumbuh sangat kuat, Rambut Putihnya yang oanjang dengan khas kunciran belakangnya, Matanya yang berwarna hijau menyala sangatlah menarik perhatian ku

Entah kenapa Rasanya ketika aku melihat nya jantungku berdetak sangat kencang "Eizan apa kau sudah siap untuk Upacara Penobatan kali ini ?" Sophia menanyakan kepadaku apakah aku siap menjalani ini

"Ahh... Iyaa iya.. Akuuu" 'Mataku melihat ke arah bawah dan tak menatap matanya'

Sial kenapa aku tidak bisa menatap matanya seperti biasa apa yang telah terjadi kepada mu Eizan

Aku menampar wajahku dengan kedua tangan ku

Plakkkk !!!

"Huffft tenang Eizan tenang Ini hanyalah Sophia bukankah kita sudah sering melihat nya selama Dua tahun ini ?" Hatiku berkata seperti itu tetapi selama beberapa bulan belakangan ini aku sama sekali tidak bisa menatapnya

"Eizann ? Kau kenapa ?" Lagi lagi sophia bertanya apa yang terjadi kepadaku "Ahh bukan apa apa... Sophia sepetinya kita harus bergegas kesana sebelum terlambat" Aku mengalihkan pembicaraan dengan segera mengajaknya ke tempat Upacata Penobatan

"Kau benar ... Kita garus segera kesana " Sophia menarik tanganku dan segera berlaro menuju kesana "Tanganya hangat dan terasa lembut sekali" Aku menatap Wajahnya dari belakang ia terlihat sangat lah cantik di usianya yang sangat muda