webnovel

Saigo no messeji

menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang pendiam,cuek,jarang keluar rumah,kutu buku,dan paling pintar di kelasnya.dengan seorang anak perempuan yang sangat cantik,selalu gembira,ceriah,dan baik hati. suatu ketika perempuan tersebut memiliki penyakit kanker paru-paru yang harus membuatnya merahasiakan kepada semua temannya.meski ada yang tahu tentang penyakitnya tersebut dia berusaha kembali menutupuinya agar tidak membuat seseorang yang sedang bersamanya tersebut sedih.

shota_kunz10 · Teen
Not enough ratings
11 Chs

Chapter 4—KEAKRABAN JIRO DAN SHOTARO ko

Beberapa saat kemudian, Rose meneriaki mereka dari kejauhan "Hey!! Ayo main sini!".

Jiro dan Sora pun terbelalak dan cepat-cepat melepas pelukannya. "Kami datang!!" Teriak Sora.

Jiro memandangi Sora sejenak "Apakah dia menyembunyikan kesedihannya?" Tanya Jiro dalam

hati, "Apakah aku menyakiti perasaannya? Apakah aku terlalu kejam?". Jiro kembali

memikirkannya, dia merasa sangat bersalah. Sora pun menarik tangan Jiro, Jiro pun kaget. "Ayo

kita kesana!".

Seketika itu, Shotaro muncul dengan makan takoyaki yang dibelinya. "Ayo kita main air!"

Ajak Rose sambil menarik tangan Sora. Sementara itu, Shotaro menghampiri Jiro. "Kau mau?"

Tanya Jiro sambil menawarkan takoyaki yang dipegangnya. Jiro pun menggeleng. Shotaro pun

lanjut memakan takoyakinya dan mulai berbicara "Kalau aku sekarang berada di posisi Sora saat

ini, mungkin aku tidak akan sebahagia ini". Jiro pun terdiam "Apa maksudmu?". Shotaro pun tiba-

tiba menutup mulutnya, ia baru sadar apa yang diucapkannya.

Shotaro pun mengubah topik pembicaraan. "Jadi kamu temannya Sora atau pacarnya? Dari

sikapmu dan wajahmu, kurasa kau orang yang sangat cuek. Bagaimana Sora bisa nyaman

didekatmu?" Kata Shotaro sambil cekikikan. Jiro pun mengerutkan dahi "Cih..aku bukan

pacarnya. Tapi, Sora orang yang sangat ceria dan selalu tersenyum. Di balik senyumannya itu, aku

merasa dia menyembunyikan sesuatu". Shotaro pun terdiam, dia bingung harus mengatakan apa.

"Jadi, kamu sahabatnya Sora?" Tanya Jiro. "Iya, aku dan Rose adalah sahabatnya dari kecil" Balas

Shotaro. Jiro pun kemudian bertanya kembali "Sora itu..orang yang seperti apa?".

Shotaro pun menelan kunyahan terakhirnya lalu berbicara "Sora adalah orang yang sangat

baik sekali. Dulu, aku tidak mau berteman dengannya. Ketika, aku berusia tujuh tahun, aku

mengalami kecelakaan dan kehilangan banyak darah. Kau tau siapa yang mendonorkan darahnya

untukku waktu itu?", Shotaro pun terdiam sejenak dan kemudian melanjutkan pembicaraannya

"Dia adalah Sora. Lalu, setelah keluar dari rumah sakit, aku pun berterima kasih kepadanya. Dari

ucapan terima kasih itulah, aku mulai dekat dengannya. Akhirnya, kami menjadi sahabat sampai

sekarang". Karena mendengarkan cerita Shotaro, Jiro pun memandangi Sora yang sedang asyik

bermain air. "Sora adalah gadis yang sangat baik hati, jadi jangan sampai ada yang menyakiti

perasaannya, termasuk kamu bro" Kata Shotaro sambil menepuk pundak Jiro.

Jiro pun kembali menyadari kesalahannya dan ia mulai bertanya kembali "Apakah Sora

pernah menyukai seseorang sebelumnya?". "Sora dulu memiliki pacar, namanya Kyoto

Mashimura" Jawab Shotaro. "Dia?? Mashimura adalah teman eskulku dulu!" Kata Jiro kaget.

Shotaro pun tertawa mendengarnya dan melanjutkan pembicaraan "Tapi, mereka telah putus

sekitar sebulan yang lalu. Karena hal itu, Sora tidak bisa mengendalikan dirinya. Hatinya sakit, dia

mengurung dirinya di kamar dan itu membuat kami dan orang tuanya khawatir. Sampai sekarang,

Sora tidak ingin lagi jatuh cinta. Karena dia tahu itu akan membuatnya kembali terluka. Kalaupun

dia menyukai seseorang, dia akan terus menyimpan perasaannya itu. Dan bila ada yang

menyukainya, kemungkinan Sora akan menolaknya". Jiro terdiam mendengarnya.

Lima menit kemudian, mereka dikejutkan oleh Sora dan Rose yang menghampirinya.

"Hey! Kami membawa makanan. Ini buat kalian" Kata Sora sambil menyodorkan makanan yang

dibelinya. "Aku kenyang" Kata Shotaro yang santai berbaring. Tanpa banyak bicara Jiro segera

menerima makanan yang diberikan Sora "Terima kasih" Ucap Jiro pelan. Sora pun tersenyum. "Inisudah mulai gelap, ayo kita pulang. Kereta tujuan kita akan sampai dalam tiga jam. Jarak dari

pantai ini ke stasiun lumayan jauh, ayo kita bersiap-siap" Ujar Rose sambil memainkan ponselnya.

Mereka pun mengangguk.

Sesampainya di stasiun, mereka langsung bergegas menaiki kereta. "Fiuh..untuk tidak

telat, kalau nggak udah ketinggalan kereta" Ujar Shotaro sambil mengelap keringatnya karena

kelelahan berlari. "Ini semua juga salahmu, kenapa pakai acara ketinggalan tas segala, jadi kita

balik lagi" Balas Rose sambil menaikkan alisnya. Sora pun tertawa kecil melihat tingkah kedua

sahabatnya itu "Sudah..sudah..yang penting kita bisa pulang". Sementara itu, Jiro sibuk membaca

bukunya.

Shotaro pun dengan isengnya berpindah tempat duduk di samping Jiro. "Wah..bro kau

benar-benar pembaca sejati. Berapa banyak buku yang kau bawa?" . "Aku membawa sepuluh

buku" Ujar Jiro dengan nada santai. Shotaro dan Rose yang mendengarnya pun tercengang. "Sora,

apa yang kamu lakukan? Kamu tidak banyak bicara hari ini. So…?" Belum selesai Rose

melanjutkan pembicaraannya, ia melihat Sora sudah tertidur pulas di bahu Jiro. "Mungkin dia

sangat lelah, karena dia yang paling semangat hari ini" Bisik Shotaro. Jiro pun menyelimuti Sora

dengan jaketnya. Rose pun menatap Jiro. "Apakah kau menyukai Sora?" Tanya Rose. Jiro pun

menutup bukunya. "Aku tidak tahu, tapi kurasa itu mungkin" Ujar Jiro. Keduanya terdiam. Jiro

pun melanjutkan omongannya "Entah mengapa aku merasa Sora sangat sedih. Tapi, dia menutupi

kesedihan itu dengan senyumannya. Jujur saja, aku adalah orang yang cuek kepadanya dan ketika

Sora merasa sedih, hatiku sakit".

Shotaro pun menepuk bahu Jiro. "Kalau kau menyukai Sora, ungkapkan saja. Tapi, jangan

sampai membuatnya terluka" Ujar Shotaro sambil tersenyum. Jiro pun mengangguk pelan.

Perjalanan yang panjang telah mereka lalui. Pukul sembilan malam, mereka telah sampai di

Stasiun Kioto. "Taksi!!" Teriak Rose. Taksi pun segera menghampiri mereka dan mereka pun

segera menaiki taksi dan meninggalkan stasiun. Di dalam taksi, Jiro kembali membaca bukunya,

sementara itu Rose sibuk memainkan ponselnya dan Shotaro sedang menghubungi ibunya.

Lima belas menit kemudian, mereka telah sampai. Shotaro dan Rose telah pulang ke rumah

masing-masing. Sementara itu, Jiro memapah Sora dan mengantarnya sampai ke rumahnya. Di

depan rumah Sora, Jiro mengetuk pintu. Pintu pun terbuka. Ibu Sora pun kaget melihat anaknya

yang tertidur pulas "Terima kasih nak Jiro telah mengantar Sora pulang" Ucap Ibu Sora. "Sama-

sama, kalau begitu saya pulang dulu" Ujar Jiro pamit. "Ibu Sora pun meneriaki Jiro "Hati-hati di

jalan!". Jiro pun membalasnya dengan lambaian tangan.

penasaran?😇

sudah semakin menarik ceritanya,dan nantikan kembali di tanggal 14 Januari 2021 teman.

kasih komentarnya tentang chapter ini dan semoga kalian suka dengan ceritanya.

terima kasih bagi yang telah baca dan bagi yang baru membaca terima kasih juga.😇😇🙏