webnovel

Ruang imaji

Beberapa orang tidak mengerti apa Yang dia inginkan tapi dia yakin meski hanya di dalam dunia fana, di dimensi yang dia ciptakan sendiri. Seorang remaja Yang haus akan pengetahuan mencoba memberanikan diri untuk bergelut dengan ruang imajinasinya, penyebab faktor keluarga lah Yang mempengaruhinya seperti ini, dia meresa kesepian hingga menciptakan sesosok manusia ilusi Yang menemaninya Dan menuntunya ke arah Yang dia tuju yaitu mencari jati diri. "Aku tidak suka belajar pada orang Yang banyak bicara, aku lebih suka belajar pada imajinasiku sendiri" Ujarnya. Perhatian!! Cerita ini mungkin akan mengganggu sikis anda, jadi pahamilah.

Moch_Agni · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

chapter-1 cerita awal

"Jaka apa kau di dalam,"Tanya seorang wanita paruh baya sambil mengambilkan makanan buat anaknya Yang sedang berada di kamar

"Iya ada apa bu" sawut seorang remaja di dalam kamar Yang masih di selimuti rasa kantuk sambil mencoba membuka matanya Yang di penuhi kotoran di kelopak mata, diapun keluar Dan menemui ibunya Yang sedang berada di luar kamarnya sambil membawakan makanan "jaka nih sarapan buat kamu skrang kan hari pertama kamu masuk smk" Tanya seorang ibu sambil raut wajah tersenyum, "iya bu makasih,jaka juga tau ko skrang teh udh masuk sekolah" jawab jaka yang pada saat itu mengambil makanan yang di berikan ibunya

Jaka pun bersiap siap untuk pergi sekolah untuk pertama kalinya di smk,dia sangat bersemangat karena dulu ada seorang temanya berkata bahwa masa masa smk adalah masa di mna kita mencari jati diri,itu sebabnya jaka masuk smk atau lebih di kenal dengan nama STM dia tidak masuk SMA karena dia tahu bahwa masa masa Sma adalah masa mencari pengalaman cinta,jaka tidak begitu tertarik dengan dunia percintaan

Setelah sampai di depan pintu gerbang stm dia pun berbicara pada dirinya sendiri "aku akan mencari jati diri disini" jaka mulai masuk ke aula di sekolah tersebut dengan sikap Yang sedikit tengil, "jaga sikapmu itu broo, jangan berlagak seperti jagoan disini" saut segelitir pemuda Yang berada di dalam aula tersebut

Jaka pun pulang dari sekolah dengan raut wajah Yang cukup kesal dengan di barengi membanting pintu rumahnya dengan sanggat keras, dirumah tersebut tidak ada siapa siapa karena kedua orang tuanya bekerja, jaka hampir setiap hari di rumah sendirian hingga dia mulai berimajinasi untuk mengisi kesepian Yang menghampirinya setiap saat.