webnovel

Papa

" Kau sakit Edlert…, bagaimana bisa kau mengatakan itu di depan tunangan nya sendiri" Griss menghentakan gigi nya saat mengeluarkan kata-kata tersebut, mereka memang bukan pasangan sebenar nya.. tapi mendengar hal tersebut dari Edlert.. membuat nya merasa tidak terima.. tunangan nya di perebutkan

Irene berdiri menatap Edlert, ia mengeleng tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, senyum sinis terukir diwajah nya.., sekarang ia baru mengerti dengan perkataan Griss.. jangan pernah berurusan dengan Edlert.., bukan hanya karena latar belakang keluarga nya… tapi dia juga cukup gila dan berengsek. Irene memandang Edlert dan memilih mengabaikan perkataan konyol nya.., melewati nya begitu saja.

" Kenapa? Aku sudah katakan dari awal.. jangan terlibat… " Edlert menahan Irene dengan tangan kanan nya

"Kenapa kau masih diam saja di sana … Griss…" Sekali lagi Irene memilih mengabaikan Edlert, ia hanya menatap Edlert tajam , melewati nya sambil menarik tangan Griss

Edlert masih berdiri hening di sana, membiarkan Irene melewati diri nya.., hembusan angin itu sangat terasa di tangan nya.., tatapan itu… perasaan itu.. sungguh menyakitkan untuk ku, tatapan penghinaan..

Mereka berdua berjalan meninggalkan Edlert, Irene terus mengenggam tangan Griss.. , ia melangkah dengan sangat cepat… Griss menatap punggung Irene yang terlihat sangat keren bagi nya, ia terlihat seperti super hero saat ini.., berjalan dengan mantap tanpa ada keraguan apapun.. begitu tenang , dan santai.. di tengah keadaan seperti ini. mata Griss turun menatap kedua tangan mereka yang saling menyentuh dan bergandengan.., aku tidak bisa menjelaskan perasaan ku saat ini.. aku merasa bahagia.. di saat tidak tepat.. langkah kaki nya terhenti ketika ia menatap kain itu telah berubah menjadi berwarna merah

" Irene…" Griss menarik tangan Irene lembut

" Hah?" Irene membalikkan badan nya dan menatap Griss

" kau mau kemana…? "

" Tentu saja keruang guru…, apa maksud pertanyaan mu?" kemana lagi aku harus pergi? Tentu saja keruang guru dan menyelesaikan semua ini..pertanyaan apa itu..

" Kau salah tujuan…..,dengan tangan seperti ini.." Griss mengangkat tangan Irene yang terluka " Kau harus nya keruang kesehatan.."

Ah…, jika saja dia tidak mengangkat tangan ku.., mungkin aku tidak menyadari jika tangan ku terluka? Aku sama sekali tidak merasakan nya.., mungkin kejadian nya terlalu mendadak dan menegangkan tadi.., dan aku juga baru menyadari.. sejak kapan … tangan kami saling bertautan?

" Hanya luka kecil.. tidak memerlukan jahitan sama sekali.."

" Wah…. Kau memang memiliki kulit badak.. bagaimana bisa kau tidak merasakan sakit sama sekali.."

" Tunggu sebentar… coba kurasakan dulu…" Irene hening sebentar " hmm… hanya sedikit perih.., ah… aku tak punya waktu untuk memikirkan rasa nya .., adahal yang lebih penting.. aku tidak bisa menghubungin pama JX sama sekali…, siapa yang akan menjadi wali ku?" Muka Irene mulai terlihat panic, ketika paman Jx sama sekali tidak membalas ataupun mengangkat telp nya

" Kau bisa menelpon ayah mu…"

" Kau gila? Indetitas ku akan terbongkar jika ayah datang.., kau bisa pinjamkan.. orang mu?" jika aku meminta pertolongan manager papa.. pasti papa akan langsung datang ke sini, dan jika aku memanggil paman supir.., papa juga akan curiga jika paman hilang begitu saja.., tunggu.. paman tukang kebun.., tidak.. tidak bisa..dia tidak bisa membaca…

" Aku…? Orang ku? Papa ku?"

"Aku tidak mungkin memanggil papa mu… itu sama saja bunuh diri., aku bisa meminjam supir mu?"

" Ah… tentu saja.."

***************************************************************************

Irene , Violin , Kriss dan ketiga berandal itu berada di dalam ruangan guru, mereka saling menatap penuh kebencian, sementara Kriss dan Violin menunduk kan kepala , menunggu keputusan yang akan di terima mereka, semua wali berada di dalam.. mendengarkan semua penjelasan.

Kreeeettttttttttttttt

Suara pintu kaca terbuka, seseorang keluar dari ruangan dan menunjuk Irene untuk masuk kedalam ruangan, sebagai tersangka utama khasus luar biasa ini. Irene berjalan dengan santai.. masuk keruangan tersebut, tatapan tajam , sinis dan menghina di tujukan kepada nya dari ketiga orang tua berandal.

" Jadi…. Dia adalah pelaku nya.." Seorang guru menjelaskan kepada semua orang yang berada di sana, termasuk komite pendisiplinan

" Cih… bahkan dia tidak merasa bersalah sedikit pun, karena itu aku selalu tidak pernah setuju anak miskin tidak ber- attitude berada di sekolahan kita, mereka hanya memberikan dampak buruk bagi anak kita" Oceh salah satu orang tua itu

Irene mengorek kuping nya yang tidak gatal ketika mendengar pembicaraan tersebut.., dan memilih berbisik kepada supir Griss " tenang pak…, ini hanya sebentar.. tidak perlu cemas"

" Iya…, no…na" Bapak itu terlihat sangat cemas, beberapa kali ia menelan ludah , keringat nya mengalir dari dahi, ia tidak pernah menjadi ayah dari seorang anak bermasalah dengan orang kaya.., kaki nya bergetar tak karuan.., berkali-kali kaki bergerak-gerak

" Pak… hentikan gerakan kaki itu.. dan jangan panggil aku nona… ingat nama ku Irene" Irene kembali berbisik

" Iya..Irene.." Bapak itu meletakkan tangan nya di atas pahanya.., menepuk nya pelan kaki nya agar berhenti.., namun kaki nya terus saja gemetaran… hingga ia harus memegang salah satu kaki nya dengan kedua tangan untuk menghentikan gerakan kaki nya…, namun kaki sebelah nya malah gemetar lebih kuat..

" Ti.. tidak bisa berhenti…" Tatap nanar bapak tersebut kepada Irene dengan senyum canggung. Setengah berharap pertolongan dari Irene.. untuk menghentikan kaki nya

Irene mengusap jidat nya pelan.., kenapa kau harus mengirim kan orang seperti ini kepada ku Griss.., kenapa kau tidak mengatakan jika bapak ini memiliki kelainan yang unik pada situasi terdesak..

" Jika bapak tidak menghentikan gerakan itu.. aku akan menyuruh Griss untuk memecat mu" Irene kembali berbisik..

" Baik.." Dengan seketika gerakan kaki itu lenyap

" Jadi anak bapak.. telah melakukan tindakan yang benar-benar serius dan ini bisa saja menjadi hal criminal.. dengan pisau di tangan nya.. ia bisa melukai siapapun.., sebelum nya.. kami telah menghitung kerugian yang harus bapak bayar sebelum kami memberikan sangsi siswi ini.." Kepala sekolah mengeluarkan sebuah kertas yang berisikan sejumlah uang.. dengan delapan nol di belakang nya

Bapak itu mengambil kertas tersebut dan membuka mulut nya sangat lebar , ketika ia kembali menghitung jumlah nol yang berada di dalam kertas tersebut.., ia menatap Irene.. dan mengelengkan kepala. Kedua kaki nya kembali bergetar kuat.. lebih kuat dari sebelum nya.. " Bapak… lebih milih di pecat nona…." Dan bapak tersebut berlari keluar ruangan.. meninggalkan Irene sendiri yang hanya bisa mengedipkan mata nya berkali-kali.

" Jadi.. Irene.. ayah mu sudah pergi.., bagaimana bisa kita menyelesaikan masalah ini?" Kepala sekolah menanyakan hal tersebut.

"Aku.. punya ayah yang lain…, tunggu sebentar.. aku akan memanggil nya" Cengir Irene dan berjalan keluar ruangan. Aku tidak menyuruh nya membayar uang ganti rugi tersebut.. kenapa dia langsung berlari seperti itu? Dia terlalu menghayati peran nya.. siapa lagi yang harus aku panggil.

Edlert dan Griss duduk di luar ruangan.. memperhatikan supir Griss yang berkali-kali meminta maaf pada Griss , dan berjalan pergi.. sambil berlinang air mata. Tepat pada saat itu Irene membuka pintu dan menatap mereka berdua yang duduk bersampingan

" Sudah ku katakana.. jangan ikut campur … dan sekarang kau harus repot sendiri.."

" Tidak bisakah kau hanya duduk diam… dan tidak ikut campur urusan ku Edlert?"

" Aku mengatakan hal yang harus ku katakan… aku memikirkan indetitas mu yang akan terbongkar jika kau terlibat dalam masalah besar ini… dan kau…"Edlert menghela nafas panjang.. dan memilih untuk tidak melanjutkan perkataan nya, diam-diam Edlert memikirkan hal buruk yang akan menimpa Irene , ia selalu bingung dengan jalan pikir Irene yang menyembunyikan indetitas nya.. namun ia menghormati keputusan Irene dan memilih melindungi keputusan Irene.

" Aku akan memanggil orang ku…, jadi duduk lah diam di sana"

" Oh.." Irene hanya bisa menganggukan kepala nya, apa ini? dia memikirkan diri ku? Dari awal dia melarang ku .. karena dia tidak ingin identitas ku di ketahui? Bukankah dia selalu mengatakan kalau aku harus mengakui nya.., dan dia membantu ku? Aku tidak mengerti.. dengan tindakan nya.

" Jangan bertingah sok keren…, kau pasti memiliki maksud tertentu.." Griss merasa tidak suka dengan reaksi Irene terhadap Edlert.., lelaki itu tidak seperti yang kau pikirkan Irene.. dia selalu memiliki maksud di setiap tindakan nya.

" Tentu saja.., aku lebih bisa di handalkan dari pada diri mu.., dan juga lebih tampan dari mu. kau takut dia akan berubah pikiran dan berlari kepelukan ku?"

" Kau pikir dengan sekali bertindak seperti itu.. ia akan merubah pikiran nya terhadap mu?" mereka saling membalas dan saling menyindir.

" Boss.. kau memanggil ku?" Seorang bertubuh gempal dan bertato berdiri di depan Edlert

Irene menatap dari atas hingga bawah lelaki tersebut, rambut yang berantakan, tato di bebarapa tubuh, leher, tangan , dan belakang telinga, tubuh nya yang besar dan gempal.., muka yang sangat sanggar.. " Kau yakin mengirimkan lelaki ini?" Tanya Irene tidak percaya.., siapa yang akan percaya.. lelaki ini adalah ayah ku.

" hoh.. dia sangat bisa di handal kan…, ia sangat hebat dalam menangih hutang-hutang.., kau tidak perlu khawatir"

Dengan masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Edlert. " Baiklah.., aku tidak punya pilihan" dengan ia berjalan di belakang ku.. dia malah terlihat seperti tukang pukul yang ku bawa.

" Bahahahahaha…" Griss tertawa terbahak-bahak, sambil memegang perut nya yang sakit

" kenapa kau tertawa.." Edlert sama sekali tidak mengerti

" Kau bilang kau bisa di handalkan.. wkwkwkwkw.. coba kau pikirkan.. wajah Irene yang seperti itu.., dengan tubuh nya.. memiliki bapak dengan muka seperti itu.. , siapa yang akan percaya.. wkwkwk.. dia malah terlihat sedang membawa tukang pukul"

" dia memang tukang pukul" Lanjut Edlert yang membuat Griss langsung menghentikan tawa nya..ia dapat menebak apa kata selanjut nya dari Edlert pada nya jika ia masih tertawa… kau ingin coba pukulan nya?

Irene membuka pintu kaca itu kembali, di ikuti pria gempal tersebut. Semua orang menatap tubuh tinggi dan besar lelaki tersebut dan menelan ludah dan menatap Irene kembali…, " Aku mirip dengan ibu ku…, 100 % .. tidak ada yang menurun dari ayah ku"

" Ohhhhhhhh….." Semua membuka mulut dan mengangguk setuju.. dan mendapat jawaban yang mereka inginkan

" Silahkan duduk pak.."

" Kursi ini terlalu kecil untuk ku…, aku berdiri saja.., jadi katakana apa yang terjadi di sini? Anak ku… Barbie.. tidak mungkin melakukan hal yang tidak pantas.."

" Irene.." Irene menegaskan nama nya..

" Jadi begini pak… anak mu Barbie.. maksud ku Irene…. Telah.."

" Sudah ku katakan anak ku i…..ne? tidak mungkin melakukan nya.."

" Irene.." Irene kembali mengulang nama nya

"Jadi pak.. silahkan duduk dulu… aku akan menjelaskan nya…"

" Apa bapak tidak dengar…, kursi ini terlalu kecil untuk ku" Pria gempal itu memukul meja dengan kuat

" O.. oh… baik pak… jika bapak terus berdiri.. leher saya pegal pak.."

" Jadi katakan pada ku Barbie.. apa yang mereka lakukan pada mu? aku tidak percaya jika anak ku yang manis ini.. dan lemah ini bisa melawan 3 lelaki yang besar untuk tubuh nya.."

Wah… aku suka pria ini.. dia langsung bisa menguasai semua situasi nya, Irene tersenyum pada pria tersebut dan memberikan kedua jempol nya dari bawah kursi , semua orang mulai berpikir jika yang ia katakan ada benar nya. Lelaki itu tersenyum balik ke Irene..,

" Jadi papa… mereka bertiga membully ku dan kedua teman ku… dan aku hanya berusaha sekeras mungkin untuk melawan.. tapi apa daya papa.. tubuh ku yang lemah ini.. tidak dapat melawan 3 orang lelaki sehat dan kuat.." Irene mulai memainkan peran nya.. ia berusaha menjadi korban terlemah

" Tidak mungkin…, anak ku tidak mungkin berbuat seperti itu… , aku mengajari nya sopan santun yang tinggi.. dan lagi.. ia masih banyak mainan mahal yang bisa ku berikan"

" Benar.. anak ku ini anak baik-baik.., dia terlalu sibuk dengan kegiatan nya .. dia tidak ada waktu untuk bermain dengan orang seperti mu"

" Pasti kau yang duluan memulai nya…. Dengan latar belakang ayah seperti itu… pasti kau yang memulai nya… anak ku tidak mungkin tertarik dengan mu.. , jangan terlalu percaya diri dengan penampilan mu yang seperti itu"

" Kenapa..? kenapa? Ada apa dengan ayah nya? Kau keberatan dengan diri ku" Lelaki gempal itu mendekati wanita tersebut " Kenapa dengan pernampilan anak ku? Kenapa? Dia sangat cantik…. Karena itu anak mu sangat tergoda pada nya…, kau tanya kan pada anak mu… sendiri.. siapa yang memulai.. tampang anak mu yang sama sekali tidak menarik.. ah.. salah… pemampilan mama nya yang tidak menarik itu menurun pada anak nya"

" Cukup!!!! Kita harus menyelesaikan masalah ini… bukan menambah masalah lagi"

" Jadi bapak.., kau harus membayar ganti rugi yang di perbuat anak mu.. ini biaya ganti rugi yang harus di bayar kan.." Kepala sekolah memberikan sebuah kertas

" Aku tidak akan membayar nya.. anak ku tidak bersalah.." lelaki gempal itu memukul-mukul meja itu berkali-kali hingga kaca di meja tersebut retak" sudah ku bilang berkali-kali… tidak mungkin anak ku melakukan hal tersebut" Teriak lelaki tersebut dengan sangat kuat… hingga teriakan tersebut..keluar dari ruangan.

" Pa…." Irene menutup kuping nya karena teriakan tersebut , jika dia tidak segera di hentikan.. maka aku harus membayar kerugian lebih besar lagi.. kaca meja dan yang lain nya akan kembali pecah. Irene menarik lelaki tersebut keluar ruangan dan mengembalikan nya kepada Edlert.

"Hmmmmm…. Aku akan memanggilkan ayah ku yang lain.." Senyum Irene selebar mungkin

" jadi ada berapa ayah mu Irene?"

" Satu pak.., aku anak piatu pak… hidup ku sangat miskin…, aku di asuh oleh beberapa orang yang ku anggap ayah ku.. sedangkan ayah kandung ku merantau jauh untuk mencari uang…" Irene memasang wajah sesedih mungkin…, maafkan aku pa….

Braaaaakkkkkkkk......… pintu itu terbuka dengan sangat kuat, mengejutkan semua orang di dalam nya.., semua orang menatap kearah pintu..

" Siapa yang pergi jauh Irene….?"

Deg...

" Papa…"

Deg.. deg.. deg.. deg..