webnovel

Prolog

Dunia ini tak seindah imajinasi

Dulu, hari ini hanya menjadi impian belaka.

Dulu, berada disini adalah cita-cita.

Tapi sekarang, aku ingin kembali ke masa dulu. Dan mengubur mimpi dan cita-cita itu.

Alasannya simple, ternyata menjadi seorang remaja itu sulit.

Evelyn roselia putri

Nama ini diberikan oleh Darren. sebagai hadiah kelahiran gadis pertamanya. Dan harapan Darren adalah agar gadis ini dikemudian hari menjadi gadis yang kuat, tangguh, mandiri, dan kebal oleh rasa sakit hati. Seperti layaknya bunga mawar berduri, ROSE.

Eve melihat sekeliling bangunan bertingkat 4 itu dengan seksama, ia masih berdiri mematung sejak pagi tadi di depan pagar. bangunan ini mewah, megah, indah, bukan seperti sekolah, malah cenderung menyerupai istana. Namun, kenyataannya ini memang sekolahan ternama, terkenal, dan terbaik.

Didalamnya banyak siswa-siswi dari keluarga berada. Yang juga, senior tetap menjadi penguasa. mau tak mau adik kelas seperti Eve harus tunduk di bawah peraturan kakak senior.

Tapi, jangan salah. Evelyn memang adik kelas, lebih tepatnya adik kelas yang kurang ajar.

"Mati aja sana lo," teriak salah satu kakak senior pada junior cupu berkaca mata. Si korban hanya terdiam, bisu dalam ketakutan.

Eve yang melihatnya langsung mendekat. senior belagak itu berdiri sambil membawa kipas berwarna pink. Benar-benar centil.

"Jaga image lo deh! Senior yang membully itu norak! Tau nggak?" Senior itu menghentikan aktifitas mengipasnya, melirik dengan sinis kearah suara bentakan super kasar tersebut.

Evelyn langsung membantu si cupu bangkit, setelah memaki senior berkuasa bak ratu surga itu dengan ucapannya yang tegas.

"Gak usah ikut campur brengsek," sentak cewek berkipas tadi, dan menarik kerah seragam Evelyn dengan kasar.

"Anak cupu seperti lo gak berhak ngatur-ngatur senior!"

Evelyn melirik sinis. Terserah jika cewek dihadapannya ini menghina habis dirinya. Tapi, untuk orang lain ia tak terima.

"Senior nggak bermoral. Cuma nyampah," balas Evelyn singkat. Kemudian pergi begitu saja, ia raih tangan si korban bullyng berkacamata tersebut.

Bukan sok ikut campur. Evelyn hanya merasa tidak tega melihat si korban ketakutan, yah, apapun masalahnya, setidaknya cara menyelesaikan seperti tadi itu sangat salah.

"Lo gapapa?" tanya Evelyn hati-hati.

"Iya, gapapa. Makasih banyak, kak." jawabnya takut.

"Gue bukan kakak. Gue juga junior, sama kaya lo," jelas Evelyn sambil menyunggingkan senyumannya semanis mungkin.

-Prolog selesai-

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

Like it ? Add to library!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Avrill_Violetcreators' thoughts