"Terima kasih," kataku. Tuan Takigawa hanya mengangguk sembari tersenyum. Aku senang ternyata Tuan Takigawa memikirkan tentangku. Aku sampai kebingungan karena sulit untuk mendapatkan obat-obatan herbal di kota. Bukan hanya satu saja yang dia berikan kepadaku, melainkan beberapa. Pria ini berkata kalau dia akan memberikannya lagi untukku kalau obat-obatan yang ku konsumsi ini habis. Dari mana dia mendapatkannya? Ku balas saja aku akan menghubungi dirinya nanti dan menggantikan uang Tuan Takigawa. Sayang sekali, dia menolak berbisnis denganku. Dirinya hanya ingin membantu meski tidak banyak. Katanya, aku tidak boleh menganggap ini sebagai bisnis. Jika dia berkata begitu, aku tak bisa berbuat apapun selain menerimanya karena aku sendiri sangat membutuhkan obat-obatan ini.
"Apakah kau bekerja keras di saat kondisimu seperti ini?" tanyanya. Aku menoleh.
"Ya, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja," jawabku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com