"Sebenarnya aku sudah terbangun sedari tadi, tapi melihatmu tertidur dan berbalik ke arahku, aku menjadi ingin menjahilimu," katanya sembari tertawa kecil. Aku memicingkan mataku.
"Pantas saja ada sesuatu yang menyentuh hidungku, pasti dirimu," balasku. Miyazaki hanya tertawa geli. Aku membalasnya dengan senyuman sembari mengusap pelan ibu jariku ke pipinya. Tak lama dia terdiam, begitu pula denganku. Aku hanya menatapnya sembari memikirkan sesuatu. Tidak tahu mengapa, mataku terus terfokuskan dengan bibir berwarna pinknya itu. Ada sesuatu yang mendorongku untuk melihat ke arah sana. Anehnya lagi, tanganku bergerak secara perlahan mendekati bagian itu. Ku usap dengan lembut bibirnya dengan ibu jari, sesekali dimainkan dan ditekan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com