Bagai hujan pedang hati Liona tercabik, tertusuk tak berbentuk. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Rio..."
Tangis mengalun bersamaan dengan suara Liona yang semakin tercekat, dadanya kembali sesak.
Hari itu tiba, hari tanpa aba. Tidak ada lagi yang bisa Liona cegah. Harapan dan doa-doa hanya semilir angin yang membawa terbang berjuta kegembiraan.
"Gak mungkin!" ucap Liona parau.
Arkan dan Bara yang baru beberapa menit lalu menyampaikan kabar duka itu tak kuasa membendung tangisnya.
Terlebih Arkan, hatinya bukan hanya hancur, tapi raganya juga lebam melihat Liona yang meronta bersedih.
Tangan kanan Bara hanya bisa merengkuh pundak Arkan. Biarkan Liona tenang di dekapan Mami-nya.
Walau tadi sempat terjadi kekacauan. Liona sempat mentah-mentah mengusir Mami, tapi detik ini. Liona justru mendekap erat tubuh Mami.
Arkan dan Bara datang setelah Mami Liona mengabari Arkan via chat. Berucap jika Liona sudah sadar dan mencari-cari keberadaan Arkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com