Kedua ujung sudut bibirnya terangkat, melengkung membentuk bulan sabit, "Gue jadi penasaran takdir maunya gue sama lo kek gimana sih? Permainan apa yang disiapkan Tuhan untuk kita?" gumam Gio.
Sejak pertama kali bertemu dengan Liona, takdir selalu mempertemukan mereka lagi dan lagi. Padahal tidak ada rencana yang mereka susun untuk kembali bertemu.
Tapi, takdir selalu hebat menjalankan peranannya. Dua anak manusia, lawan jenis, bertemu tanpa tahu apa yang sedang disiapkan Sang Pencipta.
Langkah kaki Gio semakin mendekati Liona. Sayup-sayup dia mendengar tangis wanita itu.
"Lah! Ni bocah kenapa lagi. Drama banget hidup dia!" ucap Gio dalam hatinya.
Dengan sengaja Gio duduk di samping Liona. Tanpa banyak bicara, tanpa menimbulkan suara, pelan namun pasti.
Jarak mereka hanya beberapa inci, Gio jelas mendengar semua keluh kesah Liona dalam tangisnya yang penuh sesak, "Gue kok jadi terbawa suasana gini," ujarnya dalam hati.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com