Liona berlari dengan kencang meninggalkan Mami, bukan hanya itu dia bahkan mengabaikan Lion dan Bagas.
"Liona!" teriak Lion berusaha mengejar Liona yang berlari semakin kencang sampai membuat dia dan Bagas tertinggal jauh.
"Dia minum apaan sih tadi! Kok larinya kenceng banget," ucap Bagas ngos-ngosan.
"Kita gak bakalan bisa ngejar dia," balas Lion.
Bagas mengangguk dengan napas yang terengah-engah.
Peluh mengucur deras di dahi keduanya. Belum lagi kaki mereka yang pegal karena berlari terlalu kencang tanpa pemanasan terlebih dahulu.
"Perut gue sakit lagi!" keluh Bagas. Perutnya yang terisi penuh terasa sangat sakit dibawa berlari.
"Lo telepon Papi Liona atau enggak Ayah. Gue mau coba cari Liona pake motor. Lo tunggu mereka datang, nanti kalau gue berhasil nemuin Liona kalian tinggal datang ke sana. Gue gak yakin bisa nenangin Liona," pinta Lion.
Bagas mengangguk, setidaknya dia bisa beristirahat walau hatinya tidak akan tenang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com