webnovel

REYNITA

panggilakurey · History
Not enough ratings
8 Chs

4

Tok tok tok

"Masuk", seperti biasa Reynita membuka pintu perlahan dan ada Hendra yang sibuk dengan berkas yang bertumpuk seperti gunung dan ada Dona juga yang sibuk dengan Hpnya.

"Permisi pak, bu, ini minumannya", Reynita menaruh segelas coklat panas di atas meja di dekat Dona duduk dan secangkir kopi ditaruhnya di meja kerja Hendra.

"Saya permisi", Reynita hendak berbalik namun terhenti karena Dona memanggil

"Nanti pulang sama saya aja", titah Dona

"Gak usah bu, nanti ngerepotin", tolak Reynita halus

"Saya gak mau tau pokoknya kamu pulang sama saya", ujar Dona tegas, Reynita tak bisa membantah

"Baik bu", Reynita meninggalkan ruangan tersebut. Ia melirik jam tangan yang dipakainya, menunjukkan pukul 3 sore 'sebentar lagi, aku harus segera menyelesaikan semuanya', Reynita membatin

Reynita tergesa gesa masuk ke pantry dan langsung melakukan pekerjaannya.

Pukul 4 lewat 25 menit pekerjaan Reynita sudah selesai, Reynita langsung membuka lokernya menyambar baju ganti dan tas ransel lalu kembali menutup lokernya.

Kini Reynita sudah ada di lobi menunggu Dona dan Hendra yang tak kunjung datang. Sebenarnya, hari ini Reynita ingin membeli novel di toko buku namun karna paksaan Dona, Reynita juga tak enak jika harus menolak.

"Sudah lama menunggu?", suara Dona mengagetkan Reynita

"Gak kok bu, baru saja", Reynita tersenyum

"Ya sudah ayo", Reynita berjalan di belakang Dona sambil menunduk.

"Rumah kamu dimana, biar saya antar", tanya Dona saat mobil sudah melaju

"Di perempatan nanti belok kanan, saya berhenti disana saja bu"

"Saya mau liat rumah kamu, boleh kan"

Reynita terdiam "bo-boleh saja bu"

Kini mobil sudah berhenti sesuai instruksi Reynita. Reynita dan Dona turun dari mobil

"Rumah kamu yang mana?", tanya Dona

"Masuk ke gang ini dulu bu", Reynita menunjuk gang yang hanya bisa dilewati oleh motor

****

"Mari Bu, masuk, maaf rumah saya kecil",Reynita membuka pintu rumahnya.

Rumah yang dicat berwarna putih yang tidak terlalu besar tersebut adalah peninggalan dari ayah dan ibunya.

"Silahkan duduk dulu Bu, saya ambilkan minum", Reynita melangkah menuju dapur membuat secangkir teh lalu dibawa lagi ke ruang tamu

"Silahkan diminum dulu Bu, saya ke kamar sebentar", Reynita masuk ke kamarnya, menaruh tas kerja dan mengganti sepatu kerjanya. Setelahnya Reynita keluar menemui Dona.

"Maaf Bu, saya lama di kamar", ujar Reynita lalu duduk berhadapan dengan Dona

"Tidak apa apa, ya sudah saya pulang dulu, jaga diri baik baik ya", pesan Dona, Reynita tertegun dengan perhatian Dona, ia seperti menemukan sosok pengganti dari almarhumah sang ibu.

"Saya keluar ya", Dona berdiri dari duduknya lalu keluar dari rumah Reynita. Reynita menatap punggung Dona sampai menghilang di belokkan.

Setelahnya Reynita masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian. Reynita ingin pergi ke toko buku sebentar.

Reynita menaiki taksi sampai di salah satu toko buku di kota Jakarta ini.

Reynita masuk ke dalam toko buku dan langsung menghampiri rak buku buku novel. Saat sibuk memilih milih buku yang ingin dibeli, Reynita tak sengaja melihat Hendra juga sedang memilih majalah.

'Sangat tampan', Reynita membatin sambil menatap Hendra yang tak menyadari keberadaannya. Sampai Hendra mengalihkan pandangannya ke sekeliling, mata mereka bertemu, Reynita yang merasa dipergoki Hendra langsung kembali sibuk dengan buku buku novel yang tersusun rapi di hadapannya.Tanpa Reynita sadari Hendra sudah berada di sampingnya.

Reynita menaruh buku yang sedang digenggamnya, lalu berputar ke arah kanan, saat ingin melangkah, Reynita malah menabrak tubuh kekar milik Hendra. Hendra yang melihat Reynita terhuyung ke belakang, spontan memeluk pinggang Reynita agar tidak jatuh ke lantai.

Sejenak manik mata mereka bertemu kali ini Hendra yang merasakan getaran aneh di hatinya. Melihat bola mata yang berwarna coklat kehitaman membuat Hendra betah berlama lama dekat dengan Reynita.

"Maaf pak, tadi saya tidak melihat", Reynita melepas pelukan Hendra dari pinggangnya

"Saya permisi", Reynita melewati Hendra

"Tunggu, temani saya mencari buku", titah Hendra, Reynita memutar badannya menatap Hendra.

"Temani saya mencari buku", ulang Hendra. Reynita menunduk tak merespon.

"Apakah sepatumu itu sangat menarik sampai kau selalu menunduk seperti itu", ujar Hendra, Reynita mengangkat kepalanya

Hendra tersenyum "ayo", Reynita hanya mengekor di belakang mengikuti langkah kaki Hendra

Setelah Hendra mendapatkan buku yang diinginkan Hendra membayar bukunya.

"Kau tak ingin membeli buku", tanya Hendra ke Reynita yang sedari tadi menunduk sambil mengekorinya

Reynita mendongak menatap Hendra "tidak usah saya tidak jadi beli buku"

"Ck, cepatlah kutemani", suruh Hendra

"Tidak usah pak, saya tidak jadi beli", tolak Reynita

"Ck, jangan panggil aku dengan embel embel pak jika di luar kantor, panggil saja aku Hendra", suruh Hendra lagi

"Baiklah pak, eh maksudku Hendra", Hendra tersenyum mendengar Reynita memanggil namanya

"Ya sudah cepat kau ingin membeli buku apa, biar kutemani", Reynita segera mencari buku yang diinginkannya.

"Sudah, ayo, aku ingin membayar buku ini", Reynita berjalan menuju kasir untuk membayarnya

"Sudah?", tanya Hendra setelah Reynita membayar buku

"Sudah, ya sudah aku pulang", pamit Reynita

"Biar ku antar kau pulang"

"Tidak perlu", tolak Reynita

"Tidak ada penolakan", akhirnya Reynita diantar oleh Hendra sampai ke rumahnya